5 Alasan Ragu Beli Mobil Listrik Yang Wajib Diketahui, Yakin Beli?

by Firdaus Ali
Alasan ragu beli mobil listrik

Berikut akan kami ulas mengenai alasan ragu beli mobil listrik. Ini penting untuk disimak agar Kamu tidak menyesal dikemudian hari.

Setiap produk mobil tentu ada kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan mobil listrik. Kendaraan yang tidak menggunakan bahan bakar minyak (BBM) ini industrinya sedang digenjot oleh pemerintah dengan berbagai insentif yang cukup menggiurkan.

Meski begitu, nyatanya masyarakat Indonesia masih banyak yang belum tertarik membelinya. Salah satu alasannya adalah harga yang masih mahal. Lalu, apa alasan lain mayoritas masyarakat di Indonesia masih belum yakin beli mobil listrik? Berikut beberapa alasannya.

5 Alasan Ragu Beli Mobil Listrik

1. Jarak Tempuh Terbatas

Alasan ragu beli mobil listrik yang pertama adalah jarak tempuh terbatas. Yup, sebagaimana diketahui bahwasanya mobil listrik punya keterbatasan jakar tempuh.

Berbeda dengan mobil berbahan bakar bensin atau solar yang tidak ada keterbatasan jarak tempuh sehingga Kamu bisa bebas pergi kemana saja.

2. Durasi Pengisian Baterai Butuh Waktu Lama

Alasan ragu beli mobil listrik berikutnya adalah durasi pengisian baterai butuh waktu lama. Memang sekarang sudah ada beberapa SPKLU ultra fast charging milik PLN. Meski begitu tetap saja secepat-cepatnya ultra fast charging butuh waktu minimal 20 samapi 30 menit.

Baca juga  Ini Cara Hyundai Tingkatkan Kandungan Lokal Mobil Listrik di Indonesia

Lain halnya dengan mobil yang pakai BBM, pengisian si SPBU jika tidak antri hanya butuh waktu 5 sampai 10 menit saja.

3. Ketersediaan SPKLU Masih Terbatas

Dilansir laman resmi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), terdapat 1.081 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) milik PLN atau swasta yang beroperasi di Tanah Air per akhir tahun 2023. SPKLU dari PLN tersebar di 872 lokasi se-Indonesia.

Jumlah ini masih terbilang kecil dibandingkan total stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat ada 6.729 SPBU di Indonesia pada April 2022. Jumlah tersebut diambil dari gabungan SPBU Pertamina, Shell, BP, dan Vivo.    

Karenanya, Kamu perlu merencanakan perjalanan dengan cermat jika mengendarai mobil listrik, mengingat durasi pengisian baterai lama dan tempat isi daya terbatas.

4. Harga Baterai Mahal

Pabrikan mobil listrik memberikan garansi lama untuk baterai, yaitu 8 tahun atau 160.000 km. Dengan rutinnya pemakaian, baterai tentu perlu diganti. 

Karenanya Kamu perlu mempersiapkan budget untuk mengganti baterai setelah masa garansi habis. Dalam artian, dana tersebut untuk jaga-jaga jika baterai bermasalah dan perlu diganti dengan yang baru setelah masa garansi habis.

Baca juga  Wuling MINI EV Meluncur Juni 2020, Mobil Listrik Murah!

Kabarnya, harga baterai sebuah mobil listrik bisa tembus 50% dari harga mobilnya sendiri. Jika harga sebuah mobil listrik Rp 400 juta maka harga baterainya bisa Kamu tebak sendiri nominalnya.

5. Limbah Baterai

Alasan ragu beli mobil listrik selanjutnya adalah limbah baterai yang sampai saat ini masih minim sosialisasi baik dari pihak penjual mobil listrik maupun pemerintah.

Meski tidak menghasilkan emisi knalpot, mobil listrik justru berkontribusi pada limbah baterai. Diperlukan energi dan bahan baku yang tidak sedikit dalam produksi baterai lithium-ion untuk kendaraan listrik. Hal ini secara tak langsung memicu emisi karbon.

Simak terus Moladin.com & channel Google News Moladin untuk informasi otomotif menarik lainnya.

Related Articles

Moladin Digital Indonesia








Logo Kementerian Komunikasi dan Informatika