Jumat, Maret 29, 2024
Banner-Wuling-EV-Blog

Balancing Roda Perlu Nggak Sih? Apa Saja Efeknya?

by Jinny

pas photo smaller copy R2

Agar putaran roda imbang dan stabil saat bergasing, ternyata tidak cukup dengan mensejajarkan kode khusus di ban ke pelek sesuai ketentuan. Namun akan lebih sempurna jika alas si karet bundar (baca: pelek) ikut di setel lingkarnya, plus ditambah dengan proses balancing roda.

Dampak Balancing Roda

Lalu seberapa pentingkah balancing roda di motor yang hanya memiliki 2 kaki? Apalagi masih banyak pengendara bilang kalau balancing roda tidak terlalu berpengaruh pada kestabilan kemudi. Padahal jika ditelusuri lebih dalam, roda motor nggak balance dapat mempengaruhi kinerja komponen di seputar kaki-kaki.

“Dampaknya memang tidak dirasakan secara langsung. Tapi kalau roda nggak balance, distribusi beban biasanya tidak rata di seluruh permukaan ban. Sehingga ketika ban berputar di kecepatan tinggi, beban terberat otomatis memaksa dan menarik beban teringan. Efeknya motor bergetar dahsyat dimulai dari roda, sokbreker, setang hingga seluruh bodi motor,” jelas Hasyim Sonedi mekanik tim Astra Racing Team (ART).

Roda Belakang

Roda tidak balance membuat distribusi beban di permukaan roda tidak imbang

Nah, jika balance roda diabaikan berlarut-larut biasanya bikin badan pengendara pada ngilu atau pegal-pegal. Handling motor juga terasa kurang mantap, hingga komponen penunjang kerja roda sangat mungkin rusak cepat akibat tidak tahan getaran.

Baca juga  Honda Supra X 125 FI Semakin Mempertajam Tampilan Sporty Luxury

“Komponen paling rawan rusak dan cepat minta ganti adalah leher roda. Soalnya, piranti ini yang paling sering kena getar, selain dapat tekanan dari roda ketika motor melibas jalan rusak. Tapak ban biasanya terkikis tidak rata, hingga memperparah kondisi kelurusan lingkar pelek, kekencangan jari-jari juga komponen di sokbreker,” wanti pria asli Jogjakarta ini.

Makanya selain rajin setel pelek, balancing roda ada baik ikut dilakukan.

Cara Sederhana Balancing Roda

Balancing roda yang umumnya andalkan timah pemberat dengan beban tertentu, terbukti tidak terlalu rumit. Yang mana tujuannya agar efek gasingan roda tidak saling tarik-menarik lantaran kontribusi beban di roda tidak rata. Cuma biar terkesan gampang, sobat Moladin yang ingin praktik sendiri tetap harus tahu triknya. Dimulai dengan memasang semua komponen roda mulai dari pelek palang atau jari-jari, ban dalam-luar juga cakram jika memungkinkan.

[product product=”Yamaha Aerox 155″ images=”https://cdn.moladin.com/motor/yamaha/Yamaha_Aerox_155_2061_69082_large.jpg” url=”https://moladin.com/motor/yamaha/yamaha-aerox-155-premium-matic-liquid-cooled-4-stroke-sohc-155cc?utm_source=yamaha_aerox_155&utm_medium=blog_bengkelmotorterbaik_button_biru&utm_campaign=utm_name%3Dyamaha_aerox_155″ price=”Rp. 1.000.000,-*” description=”*DP mulai dari” button=”AJUKAN SEKARANG”]

Lalu tempatkan roda tersebut di alat pengukur keseimbangan, dengan memanfaatkan as roda motor yang lebih dulu ditanam di laher. Setelah posisinya pas, putar roda ¼ lingkaran sampai benar-benar berhenti. Trus, bagian paling atas dikasih tanda. Dan proses balancing pun dimulai dengan memutar kembali roda tersebut ¼ lingkaran.

Baca juga  Yamaha Sediakan Pos Jaga dan Bengkel Buat Pemudik 2019, Nik Lokasinya!

Kalau tanda kembali di posisi atas, artinya di bagian tanda tadi mesti ditambah timah pemberat. Lalu diputar kembali sampai tanda berada di tengah-tengah (tidak di atas atau di bawah). “Tapi kalau tanda yang juga dikasih pemberat justru berada di bawah, artinya beban timah pemberat terlalu besar dan minta dikurangi,” wanti Hasyim.

Baca juga:

Related Articles

Moladin Digital Indonesia








Logo Kementerian Komunikasi dan Informatika