Batasan Menambal Ban Motor, Kapan Harus Ganti Ban Baru?

by Tigor Sihombing
menambal ban motor

Berapa kali ban motor boleh di tambal? Secara logika semakin ban sering ditambal akan semakin berkurang pula kekuatannya dalam menahan tekanan.

Ban adalah salah satu komponen krusial pada kendaraan yang langsung berhubungan dengan keamanan berkendara. Ketika terjadi kebocoran, pilihan pertama bagi banyak pengendara adalah menambal ban sebagai solusi cepat dan ekonomis.

Namun, ada pertanyaan yang sering muncul: seberapa sering ban motor bisa ditambal, dan kapan saatnya mengganti dengan ban baru? Simak beberapa pertimbangan berikut untuk mengetahui batasan tambal ban motor yang aman.

Seberapa Sering Boleh Menambal Ban Motor?

Menambal ban memang menjadi cara praktis untuk mengatasi kebocoran, terutama jika kerusakan tidak parah. Namun, menambal berulang kali tanpa memperhatikan kondisi ban bisa mengurangi keamanannya. Dan tidak semua kasus ban bocor bisa ditambal dan bertahan lama.

1. Frekuensi Tambal Ban

Mengutip laman resmi Suzuki Motor Indonesia, disebutkan secara umum, disarankan untuk tidak menambal ban motor lebih dari tiga kali. Terlalu banyak tambalan dapat melemahkan struktur ban, terutama jika posisi tambalan berdekatan.

Baca juga  7 Merk Semir Ban Terbaik dan Tanah Lama

Dengan banyaknya tambalan, kemampuan ban untuk menahan tekanan dan beban berkurang, serta risiko kebocoran berulang menjadi lebih besar.

2. Lokasi Kebocoran

image1445

Letak kebocoran juga menentukan apakah ban bisa ditambal atau tidak. Jika kebocoran terjadi di bagian tengah atau permukaan telapak ban, biasanya masih aman untuk ditambal. Namun, bila titik kebocoran berada di dinding samping ban, sebaiknya tidak dilakukan tambalan.

Dinding samping memiliki peran penting dalam menopang beban, sehingga menambalnya dapat mengurangi kekuatan ban dan membahayakan kestabilan kendaraan.

3. Ukuran dan Jenis Kerusakan

Ukuran lubang atau jenis kerusakan juga memengaruhi keputusan untuk menambal atau mengganti ban. Untuk kerusakan kecil dengan diameter kurang dari 6 mm, tambalan masih bisa dilakukan dengan aman.

Namun, untuk lubang yang lebih besar atau bentuk kerusakan seperti robekan panjang, sebaiknya langsung ganti ban agar tidak ada potensi bahaya saat berkendara.

4. Kualitas Proses Tambalan

Kualitas tambalan sangat berpengaruh pada performa ban setelah ditambal. Tambalan yang kurang rapi atau tidak menggunakan teknik yang tepat akan meningkatkan risiko kebocoran ulang. Oleh karena itu, pastikan proses tambalan dilakukan oleh teknisi berpengalaman, menggunakan metode yang tepat, seperti tambalan panas atau patch yang lebih kuat dibandingkan tambalan biasa.

Baca juga  Ganti Oli Motor Lihat Jarak atau Waktu? Ini yang Benar!

5. Kondisi Keseluruhan Ban

Sebelum memutuskan untuk menambal, periksa kondisi keseluruhan ban. Jika ban sudah aus, ada retakan pada permukaannya, atau serat benang pada ban sudah mulai terlihat, maka tambalan bukan lagi solusi yang aman. Dalam kondisi ini, sebaiknya segera ganti ban dengan yang baru demi keselamatan dan kenyamanan saat berkendara.

Menjaga ban dalam kondisi prima adalah kunci untuk keamanan berkendara. Jika ban sudah sering ditambal atau menunjukkan tanda-tanda kerusakan struktural, segera pertimbangkan penggantian agar perjalanan tetap aman dan terhindar dari masalah di jalan.

Demikian ulasan Batasan Menambal Ban Motor. Simak terus Moladin.com untuk update berita terbaru seputar otomotif.

Related Articles

Moladin Digital Indonesia








Logo Kementerian Komunikasi dan Informatika