Puas! Menjadi satu kata paling tepat mewakili perasaan penulis bersama keluarga menikmati libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) menggunakan Hyundai Palisade facelift.
Meski mulanya ragu karena SUV cenderung kurang optimal mengangkut penumpang dalam jumlah banyak, Hyundai Palisade facelift mampu mematahkan keraguan tersebut.
Dimensi panjang mobil ini nyaris 5 meter atau tepatnya 4.995 mm dengan lebar 1.970 mm dan tinggi 1.750 mm. Enggak heran jika kabinnya mampu memberikan daya tampung optimal bagi 7 penumpang tanpa kendala dengan ruang kaki dan kepala meski jok tengah model captain seat.
Tak hanya mewah, kabin belakang Hyundai Palisade facelift menjadi favorit bagi anak-anak karena bagian atap yang bisa dibuka-tutup menampilkan panoramic sunroof yang super-luas untuk mamandang keluar kabin.
Kami sekeluarga memutuskan untuk memilih tujuan liburan dari kediaman di Bogor ke kota Lumpia Semarang dan Jogjakarta. Mengendarai Hyundai Palisade facelift dalam road trip sejauh 632 km ternyata begitu mudah dan menyenangkan.
Kemudahaan pertama ialah dari pengaturan jok depan yang sudah elektris dan setir yang bisa diatur tilt dan teleskopik untuk mendapatkan posisi berkendara ideal.
Layout dasbor yang luas dengan tombol-tombol berukuran besar bikin pengoperasian fitur menjadi lebih efisen. Pada dasbor juga hadir layar TFT Color Touch Display Audio seluas 12,3 inci yang memberikan tampilan digital untuk akses ke pengaturan untuk bantuan lebih lanjut dan fitur kenyamanan lain.
Pengemudi dan penumpang depan juga dimanjakan fitur Rear Seat Passenger Talk Mode. Fitur ini berfungsi untuk memperlancar komunikasi ketika suara pengemudi tidak terdengar atau tersampaikan dengan baik ke kursi belakang. Termasuk tersedianya Wireless Charger di konsol tengah yang memberikan kemudahan saat mengisi daya smartphone.
Sebagian besar rute perjalanan kami ke Semarang ialah melintasi Tol Trans Jawa. Walau kabin terisi penuh, performa mesin diesel Hyundai Palisade facelift berkapasitas 2.199cc 4 silinder segaris sangat bisa diandalkan.
Potensi tenaganya 200 PS mulai putaran 3.800 rpm dengan torsi besar mencapai 440 Nm dikail mulai putaran rendah 1.750-2.750 rpm begitu cekatan saat menyalip kendaraan di depan meski mode berkendara dipilih Eco. Penghantaran tenaga via transmisi otomotis 8 percepatan terasa halus dan minim turbo leg walau terkadang harus kick down tuas gas.
Bantingan Suspensi Empuk Menyertai Perjalanan Semarang-Jogjakarta
Persinggahan pertama di kota Semarang kami datangi beberapa lokasi tujuan kuliner dan wisata. Mulai mampir ke warung Soto Pak Min di Jalan Gajah Mada hingga ke area kota lama dengan banyak bangunan bersejarah salah satunya Gereja Blenduk/GPIB Immanuel Semarang.
Kontur jalan di Semarang yang berbukit-bukit dan kondisi Lalu lintas kota yang cukup padat kami dijaga fitur keselamatan aktif yang lengkap di Hyundai Palisade.
Seperti Blind Spot Collision-Avoidance Warning (BCW) yang sempat aktif rem mendadak ketika mobil hendak mundur berpapasan dengan motor yang melintas. Juga didukung Traffic Collision-Avoidance Assist (RCCA), Rear View Monitor (RVM) w/dynamic guidelines dan Driver Attention Warning (DAW).
Fitur ini menjadi bagian kecil dari sederet fitur keselamatan yang ada mulai dari Forward Collision- Avoidance Assist (FCA) dan Lane Keeping Assist (LKA) & Lane Following Assist (LFA), Smart Cruise Control (SCC) w/Stop hingga Manual Speed Limit Assist (MSLA).
Hari berlalu kamipun bergerak dari Semarang menuju Jogjakarta via tol ke arah Solo-Klaten dan masuk Jogjakarta. Di rute ini kami banyak melintasi area jalan yang lebih bumpy dan beberapa ruas jalan pintas yang tengah dalam perbaikan.
Disinilah kami merasakan improvement dari setingan suspensi yang lebih nyaman. Jika suspensi Palisade sebelumnya punya karakter rebound keras maka kali ini bantingan suspensi Palisade facelift terasa jauh lebih lembut, sehingga bikin seluruh penumpang tetap merasa nyaman termasuk penumpang di baris paling belakang.
Hal ini berkat penggunaan suspensi baru tipe Selective Damping Control (SDC) terbaru. Komputer secara sigap akan menysuaikan diri terhadap situasi guncangan yang ada baik saat menikung maupun ketika melahap jalan berlubang atau gelombang.
Tiba di Jogjakarta kami sempatkan untuk singgah ke ikon kota yakni Jalan Malioboro. Juga menyantap gudeg Yu Djum, membeli bakpia dJava hingga ke destinasi akhir Candi Prambanan.
Simak terus Moladin.com untuk update berita terbaru seputar otomotif.