Kamis, Maret 28, 2024
Banner-Wuling-EV-Blog

Dampak Pertalite Dicampur Premium, Jangan Asal!

by Deni Ferlindungan
Dampak Pertalite dicampur Premium

Begitu banyak pengguna kendaraan bermotor kerap salah kaprah dalam penggunaan bahan bakar. Contohnya adalah Pertalite dicampur Premium, yang dianggap dapat lebih menghemat pengeluaran.

Namun sejatinya pemilik sepeda motor ataupun mobil tidak boleh sembarangan untuk mencampur bahan bakar. Pasalnya dengan mencampur bensin dengan tipe yang berbeda ternyata dapat berbahaya bagi mesin kendaraan kalian.

Hal ini dikarenakan Premium tidak memiliki zat aditif. Bila dicampur dengan Pertalite, maka zat aditif yang ada di Pertalite bisa berkurang. Efeknya dapat timbulnya kerak pada piston, kepala silinder dan sekeliling payung klep. Ketika kerak menumpuk, bisa menimbulkan knocking atau ngelitik.

Dampak lainnya juga mengakibatkan performa mesin mengalami penurunan yang drastis. Tidak hanya menimbulkan kerak pada ruang bakar, dengan penggunaan Pertalite dicampur Premium bisa berpengaruh langsung terhadap kinerja mesin.

Bisa dipastikan kinerja mesin tidak akan optimal, serta membuat konsumsi bahan bakar jadi lebih boros. Jadi sesungguhnya ide awal Pertalite dicampur Premium untuk menghemat pengeluaran, terbantahkan sudah.

Oleh karena itu, sebaiknya pemilik kendaraan menggunakan bahan bakar jenis Pertalite saja. Upayakan tak lagi menggunakan Premium, jangan pula mencampur kedua bahan bakar tersebut. Tujuannya tidak lain, supaya kinerja mesin kendaraan tetap prima.

Belum lagi sejatinya baik sepeda motor maupun mobil-mobil terbaru lebih dianjurkan untuk menggunakan bahan bakar dengan minimal RON 92 atau Pertamax. Ambil contoh mobil LCGC serta berbagai kendaraan modern dengan kompresi mesin tinggi, harus minum Pertamax supaya proses pembakaran yang terjadi di mesin lebih optimal.

Baca juga  Kenali Ciri-ciri Kampas Kopling Mobil Habis, Jangan Telat!

Hanya saja bukan berarti Pertamax pasti lebih baik dari BBM lain. Pilih bensin itu perlu menyesuakan oktan dan kompresi mesin. Jika mobil kamu menggunakan induksi turbo atau punya kompresi 11-13:1, maka bukan lagi Pertamax pilihannya, melainkan Pertamax Turbo.

Lalu untuk motor 125 cc ke bawah yang kompresi mesinnya 9-10:1, maka Pertalite sudah cukup. Jangan sampai salah ya!

Efek Pertalite Dicampur Premium Versi Pertamina

Bahaya Pertalite dicampur Premium

Bahaya Pertalite dicampur Premium

Sebagai pertimbangan sebelum kalian menggunakan BBM Pertalite dicampur Premium. Diibaratkan sebuah the dengan air, bensin pun mudah larut meski masing-masing memiliki oktan yang berbeda.

Namun bedanya bukan manis yang didapat, justru cenderung pahit yang mungkin nantinya akan kalian tuai. Menanggapi hal ini, Pertamina selaku penyedia BBM Premium dan Pertalite pun angkat bicara.

Menurut Indra Pratama, Officer Commercial Retail Fuel Marketing PT Pertamina menjelaskan, perilaku tersebut malah membuat bensin tidak dapat menunjukkan performa terbaiknya pada kendaraan.

“Jawabannya bukan boleh atau tidak karena secara teknis mencampur BBM dalam satu varian gasoline itu dapat dilakukan,” ujar Indra ketika ditemui awak media beberapa waktu lalu.

Indra pun menekankan, bensin (Pertalite atau Premium) dan Pertamax Turbo itu akan bercampur baik secara kimia propertisnya sama. Seperti mencampur air dan teh. Pertanyaannya apakah itu direkomendasikan?

Baca juga  Harga Pertalite Sebelum Subsidi, Bikin Kaget!

“Jelas tidak, karena itu bisa membuat bensin tidak dapat bekerja optimal. Mereka masing-masing segmen (jenis) memiliki keunggulan, karena memiliki sulfur yang berbeda. Muatannya pun beda,” Indra menambahkan.

Kata-kata Indra jelas sudah, bahwa mencampur bahan bakar tersebut dapat menurunkan kualitas bensin yang digunakan. Dalam hal ini adalah Pertamax Turbo.

“Kenapa harus men-down grade kalau mau menggunakan BBM dengan kualitas lebih baik? Kan sayang. Maka gunakanlah sepenuhnya supaya kita mendapatkan performa sepenuhnya juga,” jelas Indra.

Oleh karena itu, sebaiknya pemilik kendaraan tak perlu membeli Pertalite dicampur Premium. Sebaiknya jangan pernah gunakan bahan bakar di bawah rekomendasi pabrikan.

Pasalnya, tenaga yang dihasilkan mesin kendaraan jadi tidak maksimal. Selain itu, dampak jangka panjangnya bisa mengakibatkan kerusakan di sektor mesin.

“Sebaiknya isilah BBM yang tepat, karena jika memilih BBM yang kompresi bahan bakarnya lebih tinggi dari kendaraan kita, bahan bakar itu justru tidak akan terbakar sempurna,” beber Indra.

Ia pun menegaskan, jika tidak sesuai biasanya akan ada sisa residu dan efeknya energi yang dihasilkan tidak maksimal. Kalau di bawah dari seharusnya (RON 95 dimasukkan RON 88), kendaraan bakal ngelitik dan merusak mesin.

Cara Merawat Mesin dengan Pemilihan BBM

tangki motor

Kuras tangki perlu dilakukan buat kamu yang sering mencampur BBM, supaya kerak hilang secara menyeluruh

Maka dari itu, paling baik pemilik kendaraan menggunakan bahan bakar yang memang benar-benar dianjurkan oleh pabrikan. Karena penggunaan BBM dengan RON bawah maupun atas dapat menimbulkan efek negatif. Lagi-lagi kalian harus sesuaikan dengan kompresi mesin motor atau mobil.

Baca juga  Bawa Barang di Mobil Saat Perjalanan Mudik, Boleh di Atas?

Jangan pula terlalu mempertimbangkan harga dalam memilih BBM, mengingat dampak jangka panjang kalau tidak ada kesesuaian antara BBM dan kompresi mesin bisa menimbulkan kerak serta berbahaya di masa mendatang.

Kalau sudah terlanjur sering Pertalite dicampur Premium atau mencampur bensin lain, ada baiknya tangki harus dikuras. Hal ini untuk membersihkan secara menyeluruh komponen motor atau mobil yang berhubungan dengan bensin.

Pasalnya kerak bisa timbul di mana saja karena gonta-ganti BBM, mulai dari filter bensin, tangki, hingga selang penyalur bahan bakar. Jadi tidak ada salahnya melakukan kuras tangki, setelah itu pastikan selalu gunakan BBM dengan RON yang sesuai peruntukan.

Semoga informasi mengenai Pertalite dicampur Premium ini dapat bermanfaat buat kalian. Khususnya para pengguna kendaraan bermotor di Tanah Air.

Baca juga:

Related Articles

Moladin Digital Indonesia








Logo Kementerian Komunikasi dan Informatika