Jumat, Maret 29, 2024
Banner-Wuling-EV-Blog

7 Kekurangan Yamaha XSR 155, Ketahui Sebelum Beli

by Baghendra Lodra
kekurangan yamaha xsr 155

Kekurangan Yamaha XSR 155 – Motor retro terbaru pabrikan garp utala memang punya banyak kelebihan. Salah satunya fitur modern dan mesin berperforma mantap.

Terkait fitur modern, kuda besi ini sudah dilengkapi lampu LED. Kemudian ada panel instrumen digital dan sistem injeksi.

Soal mesin XSR 155, tidak perlu diragukan lagi. Jantung mekanisnya berbagi basis dengam Yamaha R15. Alhasil performa yang dihasilkan sungguh mantap.

Di atas kertas, motor ini mampu memuntahkan torsi puncak 14,7 Nm pada 8.500 rpm dan tenaga maksimal 19 hp pada 10.000 rpm.

Performa tersebut melebihi motor sport 150cc lain. Rival sesama retro entry level, Kawasaki W175 juga sukses dilibasnya. Padahal kapasitas motor geng hijau mencapai 177cc.

Meski punya banyak kelebihan, XSR 155 bukan berarti tanpa kelemahan. Apa saja kekurangan Yamaha XSR 155? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini:

1. Harga Tinggi Rp36 Jutaan Jadi Kekurangan Yamaha XSR 155

motor modifikasi

Ilustrasi Modifikasi Yamaha XSR 155

Kekurangan Yamaha XSR 155 yang pertama, harganya sangat tinggi. Banderolnya mencapai Rp36,58 juta (OTR Jakarta). Sekaligus jadi naked sport 150cc termahal kedua di lini produk pabrikan garpu tala. Paling mahal adalah harga MT-15 Rp36,93 juta (OTR Jakarta).

Banderol XSR 155 itu juga lebih mahal dari motor naked sport lain di kelas 150cc. Sebut saja Suzuki GSX-R150 yang cuma Rp27 jutaan. Kemudian harga Honda CB150R Streetfire ada dikisaran Rp28 – 29 jutaan.

Sementara itu, harga Kawasaki W175 selaku rival sesama retro mulai Rp29,9 jutaan. Cukup jauh kan bedanya dengan XSR 155. Jadi wajar kalau motor retro Yamah disebut mahal.

Baca juga  CVT Mio Bunyi Kletek-kletek? Ini Penyebabnya

2. Kunci Kontak Masih Konvensional

kunci keyless

Suzuki GSX-S150 selaku kompetitor di kelas 150cc sudah pakai keyless, padahal harganya jauh lebih murah

Meski dijual mahal, ternyata fitur XSR 155 tidak semuanya lebih baik dari kompetitor. Sebut saja kunci kontak motor ini yang masih konvensional dengan pengaman bermagnet.

Padahal kalau melihat Suzuki GSX-S150 selaku kompetitor di kelas motor sport 150cc sudah pakai keyless. Harga kuda besi berlogo S itu juga jauh lebih murah.

Kelebihan keyless, mampu mencegah maling lantaran dilengkapi immobilizer. Alhasil mesin motor tidak bakal aktif, kalau bukan menggunakan remote bawaan pabrik.

3. Panel Instrumen Tanpa Voltmeter

speedometer digital

Panel instrumen ini belum dilengkapi voltmeter

Kekurangan motor Yamaha XSR 155 selanjutnya adalah panel instrumennya tidak punya indikator voltmeter. Padahal fungsi voltmeter sangat penting untuk mencegah motor tanpa kick starter tidak bisa diaktifkan.

Fitur ini mampu mendeteksi tegangan aki. Dengan demikian, pemilik motor bisa mengatisipasi kondisi aki yang tegangannya sudah mulai berkurangan.

Di samping tidak adanya voltmeter, sesungguhnya panel instrumen XSR 155 sudah punya informasi yang cukup lengkap. Mulai dari kecepatan, putaran mesin, posisi gigi transmisi, hingga konsumsi bahan bakar rata-rata dapat terlihat dengan jelas. Kelebihan lain, pengendara dapat mengatur kecerahan cahaya panel instrumen dalam tiga tingkat.

Baca juga  Yamaha Aerox dan Freego Recall, Apa yang Bermasalah?

Baca juga:

4. Bantingan Suspensi keras Merupakan Kekurangan Yamaha XSR 155

kekurangan yamaha xsr 155

Jok kurang tebal dan bantingan suspensi keras membuat pembonceng kurang nyaman

Selanjutnya, kekurangan Yamaha XSR 155 adalah bantingan suspensi keras. Memang karakter ini dihadirkan untuk membuat rasa berkendaranya di kecepatan tinggi jadi stabil. Begitu pula saat melakukan manuver.

Hanya saja, ketika berkendara rileks. Bantingan suspensi yang keras ini terasa kurang nyaman. Apalagi buat orang yang dibonceng. Ketidaknyaman ini juga ditunjang oleh jok yang tidak terlalu tebal.

Mungkin inilah efek samping dari Yamaha XSR 155 menggunakan motor sport sebagai basisnya.

Kekurangan lain, motor ini sulit diajak bermanuver di kemacetan. Desain setang yang lebar menjadi salah satu penyebabnya. 

Lalu, XSR 155 juga punya suspensi depan besar dan ban lebar. Ukuran ban depannya 110/70-17 inci dan belakang 140/70-17 inci. Di tambah lagi, profil karet bundar yang punya pola tapak semu dual purpose.

Kombinasi semua hal itu menjadikan motor kurang luwes dalam selap-selip. Begitu pula ketika ingin melakukan putar balik. Radius putarnya terasa besar untuk motor 150cc.

5. Posisi Berkendara Kurang Nyaman

kekurangan yamaha xsr 155

Posisi berkendaranya masih ala motor sport dengan posisi kaki agak ke belakang

Dengan tampilan retro, tentu harapannya Yamaha XSR 155 punya posisi berkendara yang rileks. Pada kenyataannya, tidak sama sekali. Posisi berkendara motor ini, persis sekali dengan MT-15.

Baca juga  5 Perbedaan Yamaha Aerox 155 Baru Vs Lama

Posisi tangan terbuka lebar, lalu kaki agak menekuk ke belakang. Kemudian setang juga kurang condong ke pengendara, sehingga tangan kurang rileks. Buat yang tidak biasa atau pertama kali berkendara dengan XSR 155, kemungkinan akan terasa pegal.

6. Jok Tinggi Jadi Kekurangan Yamaha XSR 155

kekurangan yamaha xsr 155

Motor ini punya jok yang cukup tinggi dibanding motor 150cc lain

Bodi bongsor memang membuat motor ini tampak gagah. Hanya saja kekurangannya, buat pemula dengan postur 168 cm ke bawah jadi kurang percaya diri saat duduk. Kaki penunggang dengan postur badan tersebut akan jinjit saat duduk di jok XSR 155. Terlebih lantaran posisi jok yang tinggi.

Di atas kertas, jok Yamaha XSR 155 punya tinggi 810 mm. Lebih tinggi dari motor sport 150cc lain seperi Honda CB150R Sreetfire yang cuma 797 mm. Kemudian Suzuki GSX-S150, punya tinggu jok 785 mm.

7. Pelek Bukan Jari-Jari

kekurangan yamaha xsr 155

Motor retro Yamaha ini tidak pakai pelek jari-jari sebagai standar

Kekurangan Yamaha XSR 155 adalah peleknya bukan jari-jari. Padahal ini salah satu sarat untuk sebuah motor retro. Lihat saja Kawasaki W175 selaku kompetitor yang menggunakan pelek jari-jari.

Lalu yang juga aneh, XSR 155 sebenarnya punya tampilan retro scrambler. Hal ini bisa dilihat dari penggunaan knalpot yang agak menukik ke atas. Kemudian profi ban semi dual purpose. 

Hanya saja, kenapa peleknya pakai jenis palang atau racing? Padahal akan lebih pas jika menggunakan pelek jari-jari. Selain kesannya lebih retro, pelek jari-jari juga punya tingkat kelenturan yang lebih baik saat dipakai di jalanan tidak beraspal.

Related Articles

Moladin Digital Indonesia








Logo Kementerian Komunikasi dan Informatika