Ketahuilah kelebihan dan kelemahan kopling hidrolik di motor, sebelum kamu benar-benar memasang komponen ini. Hal tersebut dimaksud agar tidak terjadi masalah di kemudian hari.
Bicara soal kopling hidrolik, sebenarnya sudah cukup lama dikenal di kalangan penggemar motor Tanah Air. Komponen ini umum digunakan pada sepeda motor yang berkubikasi mesin besar. Fungsinya untuk mengakali pengoperasian kopling agar lebih ringan.
“Biasanya motor yang diganti dengan kopling model hidrolik karena ingin mengejar entengnya. Apalagi buat pengguna motor gede dan motor yang sudah ganti per kopling sama kampas kopling versi racing,” papar Jainur Rahim, Penggawa dari Satria Restoration.
Selain itu, kopling hidrolik juga bisa meningkatkan tampilan motor agar terasa aura racing. Cocok sekali buat kamu yang ikut ajang modifikasi atau cuma ingin terlihat keren di tongkrongan.
Meski demikian, kelebihan dan kelemahan kopling hidrolik tetap ada. Sebut saja susahnya mencari suku cadangnya bila ada kerusakan.
“Ada plus dan minusnya lah pastinya, namanya juga produk untuk modifikasi,” tegas mekanik yang kerap disapa Mas Nur tersebut.
Kelemahan yang pertama adalah komponen kopling hidrolik yang susah didapatkkan. Terlebih pada produk after market yang dijual murah dan punya merek yang tidak jelas.
Lain halnya dengan kopling hidrolik yang punya merek terkenal. Pasti mereka turut serta menyediakan spare part pengganti jika ada komponennya yang bermasalah.
“Kalau merek-merek yang murah itu, susah banget untuk cari spare partnya. Buat contoh, cari sealnya saja susahnya minta ampun kalau sudah rusak. Akhirnya, pengguna ganti kopling hidrolik yang baru atau kembali ke model kopling konvensional,” tukas Mas Nur.
Ingin tahu lebih detail soal kelebihan dan kelemahan kopling hidrolik, simak bahasan di bawah ini:
Kelebihan kopling hidrolik
Disampaikan oleh Jainur Rahim, pastinya, penggunaan kopling hidrolik untuk mereka yang membutuhkan pengoperasian kopling yang lebih ringan.
Tentunya, dengan penggunaan kopling hidrolik pengguna motor terbantu ketika sedang berkendara. Apalagi, saat motor digunakan ketika melintasi jalan yang macet.
Sebelum menggunakan kopling hidrolik, pengoperasian kopling akan terasa berat. Banyak pengguna motor dengan kubikasi mesin besar yang mengeluhkan rasa pegal di tangan ketika berkendara di kondisi jalan macet. Namun ketika telah menggunakan kopling hidrolik keluhan itu tidak dirasakan kembali.
“Ya biasanya, yang ganti pakai kopling hidrolik ini mau ngejar entengnya pas lagi ngopling motor. Apalagi pas lagi macet-macetan, kopling hidrolik sih ngebantu banget Mas,” jelas Mas Nur, demikian sapaan akrabnya.
Selain membantu meringankan pengoperasian kopling jadi lebih ringan, tentunya penggunaan kopling hidrolik bisa meningkatkan tampilan sepeda motor.
Menurut Mas Nur, tak sedikit juga pengguna sepeda motor yang melakukan ubahan dengan mengganti kopling konvensional menjadi kopling hidrolik dengan alasan ingin mengejar tampilan saja. Biasanya hal ini dilakukan bagi pengguna sepeda motor berkapasitas mesin kecil dan belum memiliki fitur assist and slipper clutch.
“Enggak sedikit juga kok yang sering mau ngejar tampilan saja. Apalagi motor-motor yang kecil, banyak yang mau tampil keren saja sih. Biasanya mereka sudah bawa barangnya terus datang ke sini untuk pemasangan saja,” jelas Mas Nur.
Ditambahkan oleh Mas Nur saat ini banyak merek produk after market yang menyediakan kopling hidrolik. Mulai dari yang berharga murah sampai dengan yang mahal. Biasanya bagi mereka yang ingin mengejar tampilan saja akan memilih kopling hidrolik dengan harga yang murah.
Kelemahan kopling hirdrolik
Dalam membahas kelebihan dan kelemahan kopling hidrolik, tentu bukan cuma sisi positifnya saja. Ada pula beberapa sisi negatif dari penggunaan komponen ini.
Sama halnya dengan penggunaan rem model hidrolik, penggunaan kopling hidrolik butuh minyak sebagai penyokong proses kerjanya. Hanya saja, minyak yang digunakan tidak sama dengan yang digunakan untuk rem. Ada minyak khusus, yang peruntukannya memang untuk kopling hidrolik yang harganya cukup mahal.
“Minyaknya beda dengan minyak yang digunakan rem, ada minyak khusus untuk kopling hidrolik,” tegas Mas Nur.
“Dari sisi harga, minyak untuk kopling hidrolik tentunya beda dengan harga minyak rem. Harganya lebih mahal ketimbang minyak rem,” tambahnya.
Kelemahan kopling hidrolik lainnya menurut Mas Nur adalah mudah rusak, utamanya untuk produk kopling hidrolik yang murahan.
“Kalau yang murahan itu gampang banget rusak, pemakaiannya enggak lama. Pernah ada yang baru pasang belum sebulan sudah kembali lagi ke sini buat pakai kopling standar nya lagi, karena kopling hidroliknya sudah rusak ternyata,” cerita dari Mas Nur.
Kopling hidrolik dengan harga murah bisa cepat rusak karena kualitas bahan bakunya juga murahan. Kerusakan biasanya terjadi pada bagian seal atau sistem hidroliknya, kerusakan biasanya disebabkan oleh hawa panas mesin.
“Ya namanya kopling itu kan posisinya dekat dengan mesin, kalau hawa panasnya sudah kebangetan bakal merusak seal seal yang ada di dalam sistem hdrolisnya. Kalau seal rusak maka hidrolisnya bocor dan sudah enggak ada tekanan lagi. Akhirnya Kopling hidrolik enggak bisa bekerja sebagaimana mestinya lagi,” jelas Mas Nur.
Lebih lanjut, Mas Nur menjelaskan perawatan untuk kopling hidrolik juga lebih rumit ketimbang perawatan kopling konvensional. Menyoal masalah harga kopling hidrolik, disampaikan oleh Mas Nur, saat ini kopling hidrolik tersedia di pasaran mulai dari Rp 700 ribuan sampai dengan Rp 2 jutaan untuk produk yang terbilang murah. Sedangkan untuk versi mahalnya bisa sampai puluhan juta harganya.
Itulah tadi bahasan lengkap soal kelebihan dan kelemahan kopling hidrolik. Untuk informasi terbaru dan terlengkap seputar dunia otomotif, pantau terus Moladin!