Saat ini ada beragam konfigurasi mesin mobil yang beredar di pasaran. Seperti umumnya konfigurasi mesin V, W, Inline Boxer, dan Rotary.
Masing-masing pabrikan umumnya memiliki pertimbangan sendiri dalam menentukan jenis mesin mobil yang akan dijualnya. Tapi yang pasti pemilihan mesin akan mengacu pada pemenuhan permintaan pasar.
Selain itu dari sekian banyak jenis mesin tersebut pun memiliki banyak kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Ada yang secara khusus mengejar performa, ada juga pabrikan yang memintingkan kemudahan perawatan.
Nah berikut ini Moladin akan menyampaikan ragam konfigurasi mesin yang beredar hingga saat ini. berikut ulasan lengkapnya.
1. Mesin Konfigurasi V
V-engine atau mesin dengan konfigurasi V merupakansalah satu mesin yang lumayan banyak digunakan saat ini. Terutama oleh mobil-mobil yang mengedepankan performa. Seperti Ferrari, Mercedes-Benz, Lamborghini dan masih banyak lagi.
Mesin jenis ini memang identik dengan kecepatan, lantaran banyaknya jumlah silinder yang ada pada mesin tersebut. Sebut saja mulai dari v6, V8 hingga v12. Semakin banyak silinder yang digunakan maka semakin tinggi pula powernya.
“Kenapa dinamain V karena konfigurasi mesinnya memang membentuk huruf V. Piston dan silindernya juga terpisah, power to weight ratio dari mesin ini juga lebih ringan dibanding mesin yang kebanyakan diproduksi massal seperti mesin inline,” kata Putera mekanik mobil di bilangan Otista Jakarta Timur.
Selain itu kekurangan mesin V Konfigurasi mesin V adalah jumlah moving part yang lebih banyak dibanding mesin lainnya seperti Inline, sehingga untuk biaya pembuatan dan perawatannya lebih mahal.
Tidak heran jika mobil-mobil dengan konfigurasi mesin V umumnya digunakan sports car atau mobil-mobil mewah.
2. Mesin W
Konfigurasi mesin mobil berikutnya adalah mesin “W”. Seperti namanya, memiliki cabang selayaknya huruf W. Jantung mekanis ini banyak dipakai oleh pecinta mobil sport, muscle car, dan para tuner.
Mesin ini konstruksinya lebih rumit lagi dibanding mesin V sebelumnya. Komponen penggunaan parts mesinnya pun lebih banyak. Tapi untuk urusan perfoma pastinya sangat luar biasa.
Mesin ini sudah terbukti digunakan puluhan tahun oleh brand-brand otomotif kenamaan seperti Bugatti. Dimana deganm model Chironnya dengan menggunakan mesin W16 berhasil menjadi salah satu mobil terkencang di dunia.
“Biasanya sih mobil yang pakai mesin W itu berkonfigurasi mesinnya 4000 cc ke atas, jumlah silindernya bisa sampai 18, bisa lebih,” kata Putera.
Mesin W sendiri memiliki 2 type, yakni 3 cabang silinder dan 4 cabang silinder. Jenis mesin 3 cabang silinder yang terhubung dalam satu crankshaft. Untuk penamaan sesuai dengan jumlah silindernya misalnya W8, W12, W16.
Bisa dibilang bahwa desain ini adalah desain asli atau pertama yang dibuat oleh Anzani tahun 1906. Sedangkan mesin W yang 4 cabang silinder sering disebut ‘VV’.
Konfigurasi mesin inilah yang saat ini digunkan oleh Volkswagen Phaeton, Touraeg, Audi A8, Bugatti Chiron dan Veyron, dan Bentley Continental GT.
3. Mesin Inline
Konfigurasi mesin mobil berikutnya adalah Inline. Konfigurasi jenis ini yang paling banyak digunakan untuk mobil-mobil produksi massal. Hal ini karena secara desain paling mudah dan dan murah perawatannya.
Mengutip dari laman Toyota Astra Motor, untuk penamaan biasanya disimbolkan dengan huruf I. Konfigurasi mesinnya dimulai dari 2, 3, 4, 5, 6, hingga 8 silinder.
Sesuai dengan namanya, jenis mesin ini memiliki penempatan silinder atau piston yang sejajar atau segaris. Secara konstruksi, mesin segaris memang terbilang paling mudah dibuat sebab hanya membentuk garis lurus, satu cabang silinder, dan satu crankshaft saja.
Untuk kelebihan lainnya adalah karena mesin ini simple, maka moving parts nya pun lebih sedikit dibanding konfigurasi mesin lainnya. Mesin ini juga ringkas dan ringan sehingga baik untuk efisiensi bahan bakar.
Inline juga dikenal oleh para tuner sebagai konfigurasi yang mudah di tuning, terutama pada inline-four. Keunggulan lain dari mesin segaris adalah memiliki getaran yang halus dengan tenaga dan torsi yang hampir merata di tiap putarannya.
Kalau kekurangannya karena desainya mesin ini memiliki batasan volume dan jumlah silinder. Volume biasanya maksimal di kisaran 2.5 liter – 3.0 liter. Sedangkan jumlah silinder umumnya hanya sampai enam. Kebayang dong jika ada mobil yang inline 12, yang membuat kap mobilnya akan juga memanjang.
4. Mesin Boxer
Berikutnya adalah konfigurasi mesin mobil Boxer. Jantung mekanis ini pertama kali ditemukan oleh Karl Benz yang merupakan insinyur mesin asal Jerman pada tahun 1896. Kini, beberapa merek mobil yang cukup sering menggunakan konfigurasi mesin boxer, yaitu Subaru, Volkswagen, dan Porsche.
“Mesin Boxer paling baik soal titik grafitasi, karena crankshaft di tengah,” tambah Putera. Hal ini dikarenakan piston pada mesin boxer bekerja saling berlawanan arah, sehingga menghasilkan kinerja mesin yang halus dan memiliki keseimbangan yang sangat baik.
Keunggulan lainnya karena mesinnya lebar dan terletak pada posisi rendah, sehingga pusat gravitasi atau titik berat kendaraan menjadi lebih rendah. Ini membuat gejala body roll atau limbung menjadi berkurang dan memberikan handling mobil yang baik dan stabil khususnya saat melewati tikungan.
Kekurangan mesin boxer adalah biaya tinggi dan kesulitan dalam perbaikan. Sebab desain mesin boxer memiliki presisi tinggi serta penggunaan bahan kekuatan tinggi yang mahal.
5. Mesin Rotary
Mesin Rotary atau wankel adalah mesin pembakaran dalam yang digerakkan oleh tekanan. Cara kerja mesin ini mengubah hasil pembakaran menjadi gerakan berputar pada rotor. Nah rotor inilah yang menggerakkan sumbu.
Mesin Rotary mula-mula dipelopori oleh Mazda. Pada 30 Mei 1967, mereka meluncurkan Mazda Cosmo Sport 110S yang menggunakan mesin rotary dual-rotor Type 10A.
Mesin Rotary memiliki beberapa keunggulan dibanding mesin piston. Mulai dari konstruksi yang lebih ringkas, dan ringan.
Selain itu mesin ini bisa menghasilkan tenaga lebih besar dengan ukuran kubikasi yang sama bahkan lebih kecil dari mesin piston. Hal ini kerena pada mesin Rotary dalam satu putaran rotor terjadi 3 proses kerja mesin sekaligus.
Pada mesin Rotary, semua proses tersebut terjadi hampir bersamaan dimana pada saat salah satu sisi rotor mengalami proses hisap maka sisi rotor lainnya sedang langkah kerja dan sisi rotor lainnya lagi mulai langkah buang sehingga jika dibandingkan dengan mesin 4Tak, seluruh proses terjadi secara berurutan.
Kakurangan mesin Rotary hanya kalah di sektor kualitas emisi. KArena ini lah mesin tersebut tidak lagi diproduksi.
Kadar emisi mesin ini cukup tinggi karena untuk pelumasan bagian rotor mesin Rotary masih mengandalkan pelumas yang di semprotkan langsung ke ruang mesin atau ke saluran inlet. Mirip-mirip proses pembaskaan pada mesin 2 tak.
Demikian ulasan terkait konfigurasi mesin mobil. Simak terus Moladin.com untuk update berita terbru seputar otomotif.