Kamis, Maret 28, 2024
Banner-Wuling-EV-Blog

Pentingkah untuk Memakai Cairan Anti Bocor di Ban Tubeless?

by Gugus Senjaya
cairan ban tubeless

Para pengguna ban tubeless pasti tidak asing lagi dengan cairan anti bocor. Ini merupakan senyawa kental yang mirip dengan gel berbahan dasar silikon atau lateks.

Gel tersebutlah yang bisa menempel pada dinding ban tubeless bagian dalam. Cairan ini diklaim memiliki formula khusus, sehingga bisa mencegah kebocoran pada ban.

Cara kerja cairan anti bocor ban tubeless sangat sederhana. Ketika karet bundar kena paku dan paku dicabut, maka ada tekanan angin yang keluar lewat lubang. Bersamaan dengan angin tersebut, gel atau cairan anti bocor bakal mengeras untuk menutup lubang.

Istimewa bukan? Hanya saja menggunakan cairan anti bocor ban tubeless tidak semuanya positif. Ada pula beberapa hal negatif yang bisa timbul darinya. Berikut bahasan lengkapnya:

Manfaat Menggunakan Cairan Ban Tubeless

Cairan anti bocor ban tubeless

Salah satu manfaatnya bisa menutup lubang di ban tubeless dengan sangat cepat, sehingga tidak sampai terjadi kebocoran

Seperti yang sudah disebutkan di atas, cairan ban tubeless memang bisa mencegah kebocoran pada ban. Fungsinya untuk menutupi lubang secara otomatis saat paku yang menancap di ban dilepas.

Cairan ini dianggap bisa memberikan keamanan maksimal saat ban mengalami kontak dengan paku atau benda tajam lainnya. Caranya dengan meredam berkurangnya tekanan angin secara drastis saat ban terkena atau tertembus benda tajam, hingga ban tidak kempes.

Bahkan beberapa produsen pun mengklaim bahwa cairan anti bocor ban tubeless  mampu melindungi ban dari peluru kaliber 32. Bahkan tetap optimal saat terkena tusukan mencapai 3,5 cm.

Baca juga  Cara Membuat SIM Internasional Terbaru, Cepat dan Murah!

Oleh karena itu, banyak yang menganggapnya sangat membantu. Terutama ketika ban terkena paku di tempat terpencil atau yang cukup jauh dengan tambal ban.

Alih-alih harus berhenti karena ban kempis, karena cairan anti bocor ban tubeless, kamu jadi bisa melanjutkan perjalanan tanpa ada kendala sama sekali.

Hanya saja memang untuk takaran cairan yang bisa dimasukkan ke dalam ban tidak boleh asal. Kamu perlu sesuaikan dengan besar ban. Ambil contoh untuk merek cairan anti bocor M-One memiliki beberapa kemasan botol.

Misalnya M-0ne dengan kemasan 350 cc, berarti untuk pelek ban motor ukuran pelek 14 inci. Lalu kemasan 650 cc untuk ukuran pelek 17 inci. Sementara ukuran 800 cc untuk pelek 17 inci dan 18 inci.

Bila salah kemasan, atau kelebihan menggunakan cairan, nanti bisa berefek ke rasa berkendara yang kurang nyaman. Lalu kebocoran juga tidak bisa ditangani secara maksimal.

Selain itu, pastikan pula kondisi pelek dan ban motor sebelum pakai cairan ban tubeless. Keduanya harus masih prima, jangan berkarat atau ada lubang. Jika kondisinya jelek, maka hasil dari penggunaan cairan anti bocor tidak akan optimal.

Baca juga:

Baca juga  Perawatan V-Belt Motor Matik, Bagaimana Caranya?

Dampak Negatif Pakai Cairan Ban Tubeless

cairan ban tubeless

Cairan yang berada di dalam ban, berpotensi membuat motor tidak stabil saat ditunggangi

Sayangnya, penggunaan cairan ini masih memicu kontroversi. Beberapa produsen ban misalnya mengatakan bahwa penggunakan cairan ini berpotensi merusak struktur kandungan komponen karet bundar

Cairan ban tubeless ini bahkan dianggap bisa jadi malah memperpendek umur ban. Ini karena pabrikan sudah membuat spesifikasi ban sesuai dengan karakternya yang apabila ditambahkan cairan zat kimia akan mengubah struktur kimia ban.

Sebelum memutuskan menggunakan cairan ini ada baiknya untuk memahami karakter ban yang digunakan. Apakah komponen ban tersebut soft, medium atau hard?

Jika kamu menggunakan ban dengan karakter yang hard atau keras, ada kemungkinan ban semakin keras apabila dimasuki cairan anti bocor ini.

Jadi banyak pula yang menyarankan agar cairan anti bocor ban tubeless tidak digunakan. Berikut adalah deretan dampak negatif dari penggunaannya:

1. Bikin Pelek Berkarat

Alasannya, cairan ban tubeless bersentuhan langsung dengan pelek motor. Itu bisa menyebabkan korosi atau karat pada pelek. Cairan anti bocor ini memiliki pH atau tingkatan asam basa yang digandeng dalam mineral.

Kandungan ini akan menjadi musuh besi atau logam lainnya karena jadi penyebab karat bila terlalu asam alias kandungan asam terlampau tinggi. Pelek yang berkarat tentu tidak baik digunakan dalam jangka panjang.

Jika kamu ingin memasangkan cairan anti bocor, sebaiknya memilih cairan tanpa kandungan asam.

Baca juga  Kenali 10 Tanda Ban Motor Harus Diganti

2. Menyumbat Lubang Pentil

Dampak negatif selanjutnya, cairan ini berpotensi menyumbat lubang pentil. Karena bahannya gel, maka cairan ini bisa menambal bagian yang bocor secara otomatis.

Jika gel tidak mengalir tepat pada bagian pentil, maka akan menyumbat lubang pentil. Tidak cuma mengganti pentil saja, nantinya jika penyumbatan ini terjadi kamu juga akan mengganti ban.

Bahkan rusaknya pentil akibat cairan itu malah bisa membuat ban lebih cepat bocor karena udara yang merembes melalui sela-sela pentil.

“Cairan anti bocor berpotensi menyumbat pentil ban sehingga akan menyulitkan saat proses tambah angin,” seperti dikutip dari laman resmi Suzuki.

3. Mengganggu Keseimbangan Pengendara

Efek buruk lain, ternyata cairan ini juga berpotensi mengganggu keseimbangan pengendara. Cairan anti bocor yang berbentuk gel ini akan mengalir mengikuti bentuk dan perputaran roda. Ini berpengaruh terhadap keseimbangan perputaran roda.

Jika ban mengalami kebocoran, gel ini akan menggumpal pada satu titik yang bocor tersebut yang akhirnya akan mengganggu keseimbangan perputaran pada ban. Keseimbangan pengendara ini hal yang penting karena berkaitan dengan keamanan berkendara.

Itulah tadi bahasan soal kelebihan dan kekurangan dari cairan anti bocor ban tubeless. Dari pemaparan di atas, kira-kira kamu bakal menggunakannya di motor atau tidak? Sebenarnya apa pun pilihan kamu, setidaknya tahu konsekuensinya.

Untuk informasi terbaru dan terlengkap seputar dunia otomotif, pantau terus Moladin!

Related Articles

Moladin Digital Indonesia








Logo Kementerian Komunikasi dan Informatika