Moladin – Mantan Kepala Mekanik Valentino Rossi di era 200an akhirnya angkat bicara setelah Valentino Rossi penampilannya tak kunjung membaik meskipun sudah memenuhi syarat untuk bisa berada di posisi depan.
Jeremy Burgges merupakan sosok yang pernah mengantarkan The Doctor meraih gelar juara dunia tujuh kali saat dikelas GP500 dan MotoGP. Namun, di musim 2014 Rossi memutuskan untuk berpisah dengan Burgess. Alasannya kala itu, karena The Doctor butuhkan motivasi baru yang bisa membuatnya bersaing dengan pembalap muda seperti Jorge Lorenzo dan Marc Marquez.
Pada musim 2014, Rossi menunjuk Silvano Galbusera untuk menggatikan posisi Jeremy Burgges. Namun, penampilan Rossi tak kunjung konsisten alias angin-anginan. Hasrat untuk meraih gelar juara dunia kembali seakan sulit, kalah saing dengan rekan setimnya Maverick Vinales dan juga Rookie of the Year Fabio Quartararo.
Mendapati kondisi seperti ini, Burgess menuturkan kepada web resmi Grand Prix Australia, jelang race yang berlangsung pada akhir pekan ini. Menurutnya di usia Rossi yang sudah menginjak 40 tahun, seringkali start dari posisi yang buruk, sehingga untuk bisa bersaing di baris depan adalah hal yang sulit.
“Saya pikir dia bertahan terlalu lama. Hal yang menyedihkan buat saya adalah dia sebenernya sudah memenuhi syarat untuk bisa meraih posisi terbaik saat kualifikasi. Tapi kenyataanya dia sulit untuk bisa lolos dari posisi 10 besar beberapa musim belakang, saya pikir seharusnya dia mampu untuk berada di posisi empat atau lima, mungkin juga untuk naik podium,” ujar Jeremy Burgges dikutip dari laman autosport.
Kegagalan di Motegi, Bukti Valentino Rossi Sudah Habis?
Rossi gagal finis di Motegi
Valentino Rossi yang di paruh kedua musim ini penampilannya belum membaik, kembali harus merasakan pil pahit setelah gagal finis alias did not finish (DNF) setelah terjatuh di tikungan pertama. Hal ini jadi yang pertama kali buat The Doctor sejak MotoGP Belanda pada bulan Juni lalu.
Paruh kedua MotoGP tak kunjung bersahabat buat Rossi, meski beberapa kali M1 yang jadi tunggangannya sudah mengalami ubahan. Bahkan, pembalap tertua di starting grid ini belum merasakan manisnya berada di atas podium.
“Saya merasa frustasi tidak bisa menampilkan race yang bagus, kami memiliki banyak masalah di balapan terakhir. Sayangnya saat race saya juga melakukan kesalahan, saat ingin bangkit dan memperbaiki posisi. Saya sadar itu tidak akan mudah, karena kondisi sirkuit tak bersahabat buat saya,” ucap The Doctor pasca race MotoGP Jepang.
“Saat race saya sebenarnya berpotensi bersaing dengan (Alex) Rins dan (Cal) Crutchlow berada di posisi kelima, tatapi sejak awal saya sudah kehilangan beberapa posisi, saya sudah tertinggal dan sulit untuk bisa kembali ke jalurnya,” tambahnya.
Baca juga;
- Kendati Penampilannya Jeblok, Presiden HRC Pertahankan Jorge Lorenzo
- Marquez Menang di Motegi, Honda Raih Gelar Konstruksi
- Tersisa Tiga Seri, Quartararo Kunci Gelar Rookie of The Year
- Johann Zarco Deal dengan LCR Honda, Pembalap Pengganti!
- Catat! Ini Dia Jadwal Tes MotoGP 2020