Microsleep saat berkendara sering jadi penyebab utama kecelakaan di jalan. Maka dari itu kita sebegai pengendara mobil diwajibkan waspada ketika serangan ini terjadi.
Lalu apa itu Microsleep? Secara sederhana, microsleep merupakan gangguan tidur yang dapat menyerang orang kapan saja dan di mana saja, termasuk saat kamu sedang berkendara.
Hal ini tentu berbahaya karena dapat menimbulkan risiko kecelakaan atau gangguan lalu lintas lainnya. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai microsleep dan juga penyebabnya, simak penjelasannya berikut ini.
Apa Itu Microsleep?
Sesuai namanya, microsleep adalah salah satu jenis gangguan tidur adalah tidur ringan yang terjadi dalam durasi singkat, biasanya sekitar 5-10 detik saja. Meski singkat namum jika terjadi disaat yang tidak tepat tentunya akan sangat berbahaya dan mematikan.
Terlebih saat terjadi microsleep kamu sedang berkendara mobil. Bisa dibayangkan saja jika kamu sedang berkendara dalam kecepatan 90 km/jam dan kemudian microsleep menyerang selama lima detik.
Maka bisa dipastikan selama lima detik tersebut mobil akan nyelonong tanpa kendali, yang jika diukur dalam waktu dan jarak kecepatan bisa menghabiskan jarak hingga 120 meter.
Yang mengerikan lagi, ketika kamu tidak berusaha sadar, maka kamu akan menikmati “ketiduran singkat” ini. Saat mengalami microsleep, kamu dipastikan kehilangan fokus. Karena dalam beberapa kasus, microsleep bahkan dapat membuat seseorang tidak mampu mengingat kejadian 1-2 menit sebelumnya.
Insomnia Bisa Picu Terjadinya Microsleep
Kira-kira apa yang penyebab microsleep saat berkendara? Mengutip laman resmi Auto2000, ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang bisa terserang microsleep.
Misalnya insomnia. Orang yang memiliki riwayat gangguan tidur seperti insomnia atau apnea tidur lebih berisiko terserang microsleep saat berkendara.
Sebab, penurunan kualitas dan kuantitas waktu tidur bisa menyebabkan penurunan kerja otak pada siang hari.
Selain itu karena kurang tidur akibat sesuatu hal. Misalnya karena ada pekerjaan yang belum selesai kamu harus tidar pada larut malam, bahkan pagi.
Yang membuat jam tidur kamu jadi berkurang. Padahal rrang dewasa disarankan untuk tidur setidaknya tujuh jam pada malam hari.
Durasi waktu yang kurang dapat membuat kinerja otak menurun sehingga terjadilah microsleep.
Selain itu, faktor lain yang membuat terjadinya serangan microsleep saat berkendara adalah pola tidur. Misalnya, tidur pada siang hari dan terjaga pada malam hari karena waktu shift kerja. Transisi dari pola tidur normal ke pola tidur tersebut berpotensi memicu microsleep.
Ciri-ciri Microsleep Ingin Menyerang
Jusri Pulubuhu selaku Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan miscrosleep biasanya terjadi karena otak tidak terstimulus.
“Microsleep seperti otak yang berhenti bekerja sejenak seperti yang terjadi ketika orang melamun atau mabuk. Hal ini berbeda dengan kelelahan yang disebabkan oleh aktivitas,” beber Jusri.
Menurut Jusri, microsleep saat berkendara bisa terjadi dengan mata terbuka maupun mata tertutup. Nah, melamun merupakan salah satu ciri-cirinya. Umumnya microsleep menyerang dalam waktu 30 hingga 60 detik.
Setelah itu otaknya akan terangsang dengan sesuatu ketika otak sudah terstimulus dengan rangsangan-rangsangan. Misalnya dalam bentuk sesuatu yang baru, mengagetkan atau ancaman-ancaman.
Walaupun terlihat sebentar, tapi perlu diingat dalam waktu satu detik mengemudi dalam kecepatan 60 kpj, mobil sudah menempuh hampir 17 meter.
“Artinya, satu detik saja dalam kecepatan 60 kpj dia sudah bisa keluar bahu jalan, menabrak median jalan, dan sebagainya,” kata Jusri.
Segera Berhenti Jika Microsleep Saat Berkendara Menyerang
Menurut Jusri cara paling aman kalau memang pengemudi dari awal merasa masih mengantuk atau lelah, adalah dengan mengunakan transportasi lain atau segera berhenti di tempat aman.
“Bisa juga dengan melakukan aktivitas lain yang sifatnya menghilangkan kantuk. Seperti mendengarkan musik, mengajak penumpang yang ada di sebelah untuk mengobrol, misa merangsang stimulasi otak untuk kembali aktif dan bekerja” tambahnya.
Namun jika cara itu sudah dilakukan dan kamu masih terasa kantuk, Jusri menegaskan, lebih baik pengemudi cari tempat yang benar-benar aman dan tidur, kemudian setelah segar diperbolehkan melanjutkan perjalanan lagi.
Minum air putih yang banyak juga jadi cara jitu membantu kamu untuk menghadapi serangaan kantuk mendadak.
Selain itu, agar tubuh kamu segar sebelum berkendara ada baiknya selalu melakukan stretching atau peregangan ringan agar badan tidak cepat merasa lelah saat mengemudi nanti.
Selain itu jangan lupa manfaatkan fasilitas rest area yang ada di sepanjang jalan untuk beristirahat. Konsumsi makanan atau minuman yang mengandung kafein seperti kopi juga bisa jadi solusi yang menyenangkan.
Beri jeda waktu antara mengonsumsi kafein dan berkendara. Beberapa sumber menyebut, minuman berkafein seperti kopi biasanya baru menimbulkan efek sekitar 30 menit setelah dikonsumsi.
Teknologi Mobil Bisa Mencegah kecelakaan Akibat Microsleep
Menariknya, saat ini sudah banyak mobil yang sudah memiliki fitur keselamatan microsleep. Misalnya seperti ADAS (Advanced Driver Assistance System) pada Wuling Almaz.
Dimana fitur ADAS ini bisa mengoreksi setir apabila melenceng dari jalur. Jika pengemudi tertidur, stir akan mengembalikan mobil pada posisi yang benar. Hanya saja sekali lagi ini hanya fitur yang mampu mencegah, bukan memastikan kecelakaan mobil tidak akan terjadi.
Tidak hanya di mobil Wuling, serupa ADAS pun ada di mobil Toyota namun namanya adalah Toyota Safety Sense (TSS). Kemudian di Honda bernama Honda Sensing.
Selain itu, fitur keamanan mengemudi untuk mengurangi terjadinya microsleep saat berkendara juga ada pada mobil Wuling Cortez. Di mana MID akan mengeluarkan sinyal peringatan, dengan menampilkan keterangan gambar secangkir kopi yang mengepul.
Fitur pengingat ngopi itu bisa diatur kapan peringatannya muncul, baik dari mulai per 30 menit, 1 jam, 2 jam dan seterusnya menyesuaikan berapa lama kekuatan kamu menyetir jauh.
Jadi misalnya diatur 1 jam, maka setelah kamu menyetir selama satu jam alarm ngopi akan langsung muncul, selain mengeluarkan suara peringatan yang cukup menyita perhatian, pengemudi juga ditampilkan gambar menggoda.
Fitur serupa juga hadir di Honda BR-V terbaru dengan nama driver attention monitor. Sedangkan pada brand Mercedes-Benz, fitur tersebut disebut sebagai Attention Assist. Cara kerjanya lebih canggih lagi, yakni dengan menganalisa gerakan kelopak mata pengemudi.
Demikian ulasan terkait gejala microsleep saat berkendara. Simak terus Moladin.com untuk update berita otomotif.