Minyak rem motor – Salah satu komponen penting yang patut diperhatikan oleh pemilik kendaraan bermotor adalah minyak rem. Komponen ini berperan penting dalam sistem pengereman untuk menghentikan laju kendaraan.
Tanpa minyak rem, motor kamu tidak akan berfungsi secara normal, dan berdampak bisa membahayakan diri ketika berkendara. Guna minyak rem untuk melumasi komponen cakram dan kampas, meredakan panas akibat gesekan kedua komponen.
Fungsi minyak rem motor
Tugas utama minyak rem untuk melumasi komponen penting pada sistem pengereman, yakni cakram dan kampas. Kedua komponen itu akan menghentikan laju kendaraan dan minyak rem akan membuat kedua komponen yang bergesekan tidak kering. Sekaligus tahan terhadap panas yang diakibatkan oleh gesekan.
Kendaraan bermotor juga membutuhkan minyak rem sebagai penyalur tenaga hidrolik. Pasalnya minyak rem memiliki sifat seperti fluida (cairan) dalam sistem tertutup lainnya.
Cara kerja minyak rem motor
Kamu harus tahu! Setiap kendaraan, rem bekerja secara hidraulis. Silinder master mengaktifkan tenaga hidrolik untuk menghentikan laju roda, bisa dengan menekan karet tromol atau menjepit cakram. Tenaga hidrolik ini membutuhkan minyak rem.
Selanjutnya, master silinder mengirim energi mekanis ke piston sehingga energi panas dari gesekan minyak rem bakal dihasilkan. Untuk itu sebaiknya kamu mesti memilih minyak rem yang sesuai dengan spesifikasi kendaraan kamu, khususnya sepeda motor.
Pemilik kendaraan juga sebaiknya rutin mengganti minyak rem supaya performa pengereman bisa terjaga dengan maksimal. Penggantian yang rutin bisa mengurangi dampak korosi dan rusaknya cat.
Dampak positif melakukan penggantian minyak rem secara rutin. Secara otomatis akan membuang air dan kotoran dari sistem pengereman.
Kandungan
Bahan dasar minyak rem adalah Poly Glycol, Glycol Ether, dan Additive. Poly Glycol merupakan cairan dengan tingkat kekentalan yang tinggi dan berfungsi sebagai pelumas. Poly Glycol juga bisa mengurangi pengaruh terhadap karet.
Poly Glycol merupakan bahan anti beku yang juga digunakan pada radiator coolant (ethylene glicol). Bahan ini termasuk bahan beracun, dan membutuhkan waktu ratusan tahun untuk alam mengurainya.
Kemudian Glycol Ether akan mengontrol kekentalan, titik didih, juga kestabilan karet. Serta Additive, bertugas untuk mencegah korosi dan oksidasi.
Klasifikasi minyak rem
Pengetahuan untuk kamu, minyak rem secara klasifikasi terbagi menjadi empat jenis: DOT-3, 4, 5.1, dan 5. DOT memiliki arti Departement of Transportation. Semakin tinggi angka DOT, maka bisa dipastikan semakin tinggi juga titik didih sebuah minyak rem.
Setiap minyak rem mengandung Poly Glycol Ether yang hydroscopik, artinya memiliki sifat menyerap air. Jika tercampur air, minyak rem tetap berwujud sama, sekalipun sifatnya berubah. Poly Glychol hanya memiliki kemampuan setengah silikon dalam menerima tekanan.
1. Paling Konvensional untuk Motor, Minyak rem DOT–3
DOT-3 merupakan minyak rem konvensional yang digunakan secara luas untuk sepeda motor. Jenis minyak rem ini tidak mahal dan lebih mudah didapatkan.
Cara kerja minyak rem DOT-3 memiliki keunggulan dan kekurangan, seperti dapat merusak karet alami, dapat merusak cat, dapat menyerap cat (hidroskopik).
Sebaiknya gunakan dalam jangka waktu 1 minggu setelah dibuka. Karena minyak rem tipe ini dapat menyerap air dengan mudah, dapat menimbulkan korosi/karat.
2. Banyak Digunakan Mobil Lama, Jenis DOT-4
Pada minyak rem motor jenis DOT-4 biasanya digunakan untuk mobil model lama. Kelebihan dan kekurangan pada minyak rem tipe ini antara lain cukup mudah diperoleh, tidak menyerap air semudah DOT-3 menyerap air.
Titik didih DOT-4 lebih tinggi dibandingkan DOT-3, sehingga lebih sesuai untuk pemakaian pada kendaraan yang sistem remnya bersuhu tinggi. Namun sayang minyak rem ini dapat merusak cat.
Dari sisi harga, minyak rem jenis DOT-4 memiliki banderol 50 persen lebih mahal ketimbang DOT-3. Minyak rem DOT-4 masih dapat menyerap air, masih terdapat kemungkinan menimbulkan korosi.
3. Penggunaan Oleh Kendaraan Militer, Minyak Rem DOT-5
Tipe DOT-5 juga dikenal sebagai minyak rem silikon, karena dibuat menggunakan bahan dasar silikon. Silikon adalah cairan yang tidak menyerap air (non-hydroscopic), dan mengurangi kemungkinan dapat menimbulkan korosi sehingga sifat dan kemampuan silikon stabil pada suhu tinggi.
Biasanya minyak rem jenis ini digunakan untuk kendaraan militer seperti kendaraan tempur. Silikon tidak merusak cat permukaan luar dari kendaraan tempur yang memiliki penting ketika melakukan penyamaran.
Jenis DOT-5 memiliki keunggulan tidak menyerap air, sehingga dapat digunakan pada lingkungan yang lembab. Kandungan di DOT-5 juga sesuai dengan semua jenis karet rem.
Kekurangan DOT-5, memiliki daya pelumas yang kurang baik, ketika terjadi gesekan besar. Dampaknya pengemudi memerlukan tenaga yang lebih besar ketika menekan rem, agar sistem rem dapat bekerja dengan baik.
Silikon yang terdapat pada DOT-5 tidak memiliki daya lumas seperti glycol Alhasil tak cocok untuk digunakan pada kendaraan bermotor seperti motor dan mobil yang dilengkapi ABS.
Penggunaan DOT-5 tidak bisa menggantikan DOT-3 ataupun DOT-4. Bila ingin gunakan jenis minyak rem seperti ini, harus dilakukan pembuatan ulang sistem hidrolik kendaraan. DOT-5 pun tak menyerap air, kelembaban di dalam sistem hidrolik akan mengumpul pada satu bagian, mengakibatkan korosi terlokalisasi pada rem.
Pengisian minyak rem tipe ini sebaiknya dilakukan secara hati-hati. Gelembung udara kecil dapat membentuk gelembung udara yang lebih besar. Tipe ini memiliki titik didih rendah dibandingkan DOT-4.
Harga minyak rem tipe DOT-5 dua kali lebih mahal dibandingkan DOT-4. Di samping itu, minyak rem ini juga lebih sulit ditemukan di toko biasa.
4. Tipe DOT-5.1
DOT-5.1 merupakan minyak rem tipe baru, sebelumnya tipe ini memiliki bahan dasar glycol, bukan silikon seperti tipe DOT-5. Berdasarkan hasil uji performa, minyak rem jenis ini lebih menyerupai DOT-4 dengan kualitas lebih tinggi, jika dibandingkan DOT-5.
Kualitas DOT-5.1 lebih baik dibandingkan tipe yang lain. Titik didihnya lebih tinggi, meskipun dalam keadaan basah maupun kering. Pada keadaan kering, titik didihnya adalah kira-kira 275 derajat Celcius. Ketika kondisi basah titik didihnya berkisar antara 175 hingga 200 derajat Celcius.
Minyak rem ini juga kompatibel dengan formulasi karet rem. Bahan utama yang digunakan bukan silicon, sehingga akan menyerap air. Hanya saja, kekurangannya dapat merusak cat.
Baca juga:
- Cara Menghilangkan Goresan di Mobil Tanpa ke Bengkel
- Kenali Cara Kerja AC Mobil dan Kenali Gejala Kerusakannya
- Ban Nmax Terbaik, Ini 9 Rekomendasinya
Ketahui masa pakai minyak rem motor
Masa pakai minyak rem di sepeda motor umumnya punya umur yang panjang. Walau demikian, tetap harus diganti ketika sudah waktunya.
Saat minyak rem sudah tidak layak pakai, ada beberapa ciri yang bisa diperhatikan oleh pemilik kendaraan. Ciri-ciri yang umum ditemukan adalah warna minyak rem sudah keruh dan motor terasa tidak pakem saat di rem.
Adanya kaca di master rem berguna untuk melihat kondisi minyak rem. Misal sudah kotor lantaran terkontaminasi atau sudah berkurang volumenya. Selain membahayakan pengendara, minyak rem yang tidak segera diganti dapat menyebabkan kerusakan pada komponen pengereman lainnya.
Komponen pengereman yang dimaksud adalah bagian seal karet di dalam master dan kaliper rem. Dampaknya bisa membuat rem jadi blong, efeknya cairan pun bisa bocor dan merembes keluar dari master atau kaliper rem.
Kalau sudah rusak, bagian dalam master atau kaliper rem yang rusak perlu diperbaiki dahulu sebelum minyak rem diganti baru. Kalau kualitasnya sudah tidak bagus, biasanya memicu rem blong.
Masalah yang biasa terjadi saat titik didih minyak rem yang menurun. Akibatnya minyak rem mudah mendidih yang membuat angin palsu terperangkap di sistem pengereman.
Angin palsu yang terperangkap di sistem pengereman hidrolik sangat berbahaya karena bisa membuat rem blong secara tiba-tiba. Untuk pemakaian normal, minyak rem di motor sebaiknya dikuras dan diganti baru setiap 25 ribu kilometer.
Angka di atas hanya sebagai patokan dan bisa berbeda bergantung pada pengguna motor. Gaya berkendara juga mempengaruhi usia minyak rem, contohnya sering melakukan hard braking. Bila sering menahan rem ketika berjalan, membuat kualitasnya cepat menurun akibat panas berlebih.
Nah.. sebagai informasi tambahan, minyak rem pada sistem pengereman hidrolik tak perlu terlalu sering diganti. Pada kondisi tertentu seperti kemasukan air, kotoran atau sebagainya wajib segera dikuras dan ganti.