Strategi Nissan fokus mobil listrik, baik secara global maupun pasar Indonesia. Hal ini disampaikan oleh President of Nissan Asean, Isao Sekiguchi dalam diskusi dengan wartawan di GIIAS 2023.
Mobil listrik yang dimaksud Nissan bukan cuma battery electric vehicle (BEV) seperti Leaf, tapi juga produk-produk dengan teknologi e-Power. Di Indoensia sendiri, sudah ada Kicks e-Power. Ke depannya mobil dengan teknologi series hybrid tersebut bakal bertambah banyak.
“Kami akan bawa minimum dua e-Power model untuk pasar Indonesia, tapi saya tidak mau memberitahu model apa dan waktunya,” kata Isao Sekiguchi.
Pada pameran otomotif akbar yang berlangsung 10-20 Agustus 2023 tersebut, Nissan juga sudah memboyong Serena e-Power ke Indonesia. Hanya saja produk tersebut belum dijual, kemungkinan bisa dibeli oleh konsumen pada 2024.
Nissan X-Trail e-Power juga sudah terdaftar di Tanah Air, tepatnya di lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia (Permendagri) nomor 6 Tahun 2023, Tentang Dasar Pengenaan Pajak Kendaran Bermotor, dan Pajak Alat Berat Tahun 2023.
Jadi, bisa dikatakan semua mobil konvensional Nissan yang dijual di Indonesia berpotensi berubah jadi e-Power. Lalu apakah Magnite dan Livina bakal menyusul?
Nissan Livina e-Power Berpotensi Hadir Lewat Mitsubishi Xpander Hybrid
Isao Sekiguchi memang tidak menjelaskan secara detail produk e-Power yang bakal Nissan bawa masuk ke Indonesia. Walau demikian, bukan tidak mungkin Livina e-Power salah satunya.
Hal ini dimungkinkan, setelah Mitsubishi mengkalim siap menghadirkan Xpander Hybrid pada awal tahun 2024. Buat yang belum tahu, Xpander dan Livina merupakan saudara kembar. Tentunya ada kemungkinan Livina Hybrid juga bakal terwujud.
Walau demikian, ini masih prediksi. Pasalnya tekonologi yang akan dipakai oleh Xpander Hybrid juga belum terungkap jelas. Hanya saja hingga sekarang Mitsubishi belum memiliki mobil hybrid sama sekali, kecuali Outlander plug-in hybrid electric vehicle (PHEV).
Jadi bukan tidak mungkin, Mitsubishi sebagai aliansi dari Nissan akan menggunakan teknologi e-Power untuk mobil hybrid-nya. Opsi lain, bisa jadi Mitsubishi justru mengembangkan sendiri mesin hybrid untuk Xpander.
Apapun pilihan yang dipilih Nissan nanti dengan teknologi e-Power miliknya, satu yang pasti Isao Sekiguchi yakin merek mobil asal Jepang ini bisa bangkit kembali di pasar otomotif Indonesia. Setidaknya bisa harum seperti sediakala ketika Grand Livina masih laris manis.
“Kami punya partner jangka panjang, yakni Indomobil yang sudah bersama untuk waktu yang lama. Kami masih Nissan (raksasa otomotif asal Jepang) yang sangat kuat,” jelas Sekiguchi.
“Mungkin bisa dikatakan saat ini kami masih dalam mode bertahan. Tapi dengan strategi lebih baik yang akan datang nantinya, kami siap menjadi lebih menyerang,” tutupnya.
Kelebihan Teknologi e-Power Nissan
Buat yang belum tahu, teknologi e-Power merupakan salah satu inovasi dari Nissan. Ciri khasnya, roda mobil digerakkan langsung oleh motor elektrik dengan sumber tenaga baterai. Jadi, rasa berkendaranya persis mobil listrik
Perbedaannya dengan mobil listrik, e-Power masih memiliki bensin. Hanya saja gunanya sebagai generator yang secara otomatis mengisi daya baterai mobil secara otomatis.
Alhasil bisa dikatakan, Nissan e-Power merupakan teknologi yang memungkinkan masyarakat merasakan sensasi berkendara mobil listrik, tanpa perlu pengemudi repot-repot cas baterai. Cukup isi bensin seperti biasa.
“Kami yakin di Indonesia masih membutuhkan teknologi penyambung menuju ke kendaraan EV salah satunya ialah hybrid. Sementara bagi kami, teknologi yang kami miliki untuk menjadi penyambung ke arah EV,” jelas Isao Sekiguchi.
Itulah tadi bahasan soal NIssan fokus mobil listrik di Indonesia. Untuk informasi terbaru terkait otomotif, pantau terus Moladin!