Kamis, Maret 28, 2024
Banner-Wuling-EV-Blog

Telat Ganti Oli Motor? Nih 5 Bahaya yang Timbul!

by Baghendra Lodra
Jangan lupa ganti oli secara rutin

Moladin – Kesalahan terbesar yang sering kita lakukan saat mengendarai motor adalah malas ganti oli mesin secara rutin. Selama tidak ada gangguan terjadi dan mesin masih bisa berjalan dengan baik, kita abai dan memilih menunggu. Padahal, kita tidak tahu seperti apa jeroan mesin kalau olinya sudah butuh ganti, kerusakan bisa saja terjadi.

Oli mesin memiliki banyak manfaat dalam menunjang kerja dari mesin termasuk mendinginkannya kalau dipakai dalam jangka waktu lama. Kalau oli dibiarkan tidak diganti hingga beberapa bulan, beberapa hal berbahaya di bawah ini bisa Moladiners alami.

Baca Juga: 2 Masalah Ini Bisa Bikin Mesin Motor Jebol.

5 Bahaya Jika Telat Ganti Oli Motor

1. Tarikan Jadi Kasar

Oli mesin yang baik akan membuat gesekan di motor terjadi sangat minim dan kinerjanya bisa berjalan dengan lancar. Kalau oli sudah waktunya ganti dan Moladiners lupa atau malas menggantinya, gesekan akan terjadi cukup kuat. Gesekan ini akan membuat tarikan motor menjadi sangat kasar dan berbeda dari kondisi normal.

 

[product product=”Honda Beat Street” images=”https://cdn.moladin.com/motor/honda/Honda_Beat_Street_2082_89273_large.jpg” url=”https://moladin.com/motor/honda/honda-beat-street-matic-4-langkah-sohc-110cc” price=”Rp. 743.000,-*” description=”*Angsuran mulai dari” button=”AJUKAN SEKARANG”]

 

Kalau mesin motor memiliki tarikan yang kasar dan kadang bunyi mesinnya jadi keras, segera ganti oli mesin tanpa perlu menunggu lagi. Kalau mesin yang kasar ini terus dibiarkan, kemungkinan terjadi kerusakan akan semakin besar. Bahkan, mogok dan mengalami masalah di jalan raya bukanlah hal yang mustahil.

Baca juga  Lowes Pamit dari Gresini, Bakal Jadi Pengganti Alex Marquez?

 

2. Komponen dalam Mesin Jadi Rusak

Komponen mesinKomponen mesin juga bisa saja rusak kalau oli jarang diganti

Oli yang mencegah gesekan terlalu kuat bisa membuat kinerja mesin tetap optimal. Namun, kalau gesekan yang besar terjadi, bagian dalam dari mesin akan menjadi rusak perlahan-lahan. Kerusakan ini bisa diatasi kalau terjadi di beberapa bagian saja. Namun, kalau sudah semakin parah, kemungkinan terjadi turun mesin sangat besar dan biayanya akan lebih besar.

Salah satu kasus mesin rusak yang dipicu oleh oli yang tidak juga diganti adalah terjebaknya piston di dalam pompa silinder. Kalau hal ini sampai terjadi, mesin tidak akan bisa digunakan dan harus diganti. Coba bayangkan kalau Moladiners sedang berada di jalan raya dan memacu motor dengan kecepatan tinggi lalu piston nyangkut, tentu akan sangat berbahaya.

 

3. Boros Bahan Bakar

Boros bahan bakarBoros bahan bakar penyebabnya juga bisa dari oli yang jarang diganti

Kalau oli mesin motor diganti secara rutin, kemungkinan besar tarikan motor akan semakin ringan. Gesekan yang terjadi akan berkurang sehingga kinerja dari mesin bisa dimaksimalkan. Kalau oli mesin sampai jarang diganti, kinerja mesin jadi sangat berat, dampaknya energi yang lebih besar dibutuhkan untuk mencukupinya.

Energi yang terlalu besar membuat konsumsi bahan bakar jadi ikut meningkat. Dampaknya motor yang Moladiners gunakan jadi lebih boros. Misal satu liter bisa digunakan untuk perjalanan 40 km, karena olinya tidak diganti, jarak tempuhnya bisa saja jadi 35 km. Pemborosan ini mungkin tidak terasa kalau Anda jarang memakai motor, tapi kalau pekerjaan dilakukan dengan kendaraan, tentu akan lebih terasa.

Baca juga  Marco Melandri Putuskan Pensiun, Terakhir Balap di WorldSBK

 

4. Mesin Kurang Berenergi

Selain membuat mesin jadi kasar dan memicu kerusakan, kalau oli mesin tidak rutin diganti, energi yang dihasilkan akan rendah. Proses pembakaran bahan bakar akan terganggu sehingga suplai energi untuk menggerakkan mesin tidak bisa maksimal. Dampaknya, meski Moladiners melakukan gas, kecepatan akan sulit bertambah dengan cepat.

Kalau Anda ingin mengecek apakah motor dalam kondisi terbaiknya atau tidak, coba lakukan pengegasan. Kalau Anda merasa pengegasan yang terjadi jadi lebih dalam dibandingkan kondisi normal, berarti sedang ada masalah pada mesin. Oli bisa menjadi salah satu pemicunya kalau Anda jarang menggantinya secara rutin.

 

5. Terjadi Overheating

overheating mesinOli bisa sebabkan overheating

Kalau dahulu oli hanya digunakan sebagai pelumas di mesin saja agar gesekan tidak terjadi berlebihan, saat ini oli juga dibuat untuk meredam panas. Oli mengandung beberapa bahan aktif yang akan membuat mesin jadi mudah dingin dan mencegah terjadinya overheating yang berbahaya untuk mesin motor.

Kalau mesin motor mengalami overheating, kemungkinan besar bisa memicu mogok atau macet di jalan. Risiko terjadi kebakaran juga besar dan asap jadi mengepul ke mana-mana. Kondisi ini mudah terjadi karena oli tidak berfungsi dengan maksimal dan sudah waktunya untuk ganti secara rutin.

Baca juga  Yamaha Fascino India Hadir di Jakarta Fair 2018

 

[product product=”Yamaha X Ride 125 All New” images=”https://cdn.moladin.com/motor/yamaha/Yamaha_X_Ride_125_All_New_8907_79518_large.jpg” url=”https://moladin.com/motor/yamaha/yamaha-x-ride-125-all-new-matic-4-langkah-2-valve-sohc-berpendingin-angin-bluecore-125cc” price=”Rp. 500.000,-*” description=”*DP mulai dari” button=”AJUKAN SEKARANG”]

 

Motor juga mudah sekali overheating kalau digunakan untuk melakukan perjalanan yang cukup jauh. Selain itu penggunaan bahan bakar dengan oktan tinggi juga memicu kenaikan suhu yang cepat. Kalau Moladiners merasa mesinnya sering panas, coba cek penggunaan oli mesinnya, bisa saja sudah lebih dari batas kilometer yang ditetapkan

Dari ulasan di atas terlihat dengan sangat jelas kalau kerusakan pada mesin bisa menyebabkan banyak masalah pada mesin. Oleh karena itu ganti oli secara rutin meski belum ada gangguan. Kalau oli harus ganti setelah 2.000 km, segera ganti begitu mendekati angka itu, jangan asal tembus hingga 3.000 km.

Semoga ulasan di atas bermanfaat agar motor Moladiners anti sambang ke bengkel karena terjadi kerusakan mesin yang parah.

Related Articles

Moladin Digital Indonesia








Logo Kementerian Komunikasi dan Informatika