Mobil dengan desain gagah, orang awam menyebutnya SUV. Ada pula yang mengakatannya sebagai crossover. Lalu apa sesungguhnya perbedaan mobil SUV dan Crossover?
Sampai sekarang, memang belum ada kesepakatan resmi untuk definisi kedua jenis mobil tersebut. Walau demikian, beberapa pakar otomotif meyakini bahwa SUV merupakan kendaraan penumpang yang memiliki basis rangka hasil adopsi truk.
Alhasil SUV umumnya menggunakan ladder frame atau body on frame. Ciri khasnya antara bodi dan rangka merupakan komponen terpisah.
Berbeda dengan crossover yang mengandalkan unibody atau monocoque frame. Sesuai namanya, bodi dan rangka dibuat dalam satu kesatuan.
Mau tahu lebih detail soal perbedaan mobil SUV dan Crossover? Mana yang lebih baik dari keduanya? Untuk mengetahui jawabannya, simak bahasan berikut:
Mobil SUV Lebih Tangguh di Offroad
Kalau secara kasat mata, tentu bakal sulit mencari perbedaan mobil SUV dan Crossover. Dua jenis kendaraan tersebut sama-sama gagah. Walau demikian, kalau jika mengetahui bisa melihat jeroannya, tentu mudah dibedakan.
SUV memiliki struktur body on frame yang mengadopsi dari truk. Alhasil rangkanya lebih kokoh dan kuat, sehingga andal ketika diajak berkendara di berbagai medan, termasuk offroad.
“Basis konstruksi body on frame membuat SUV menjadi kendaraan yang lebih berat dan kuat, tapi kabinnya tidak terlalu lega jika dibandingkan dimensi keseluruhan,” seperti dikutip dari laman resmi Toyota Canada.
Kebanyakan SUV juga mengandalkan sistem penggerak roda 4×4, bukan all wheel drive. Pada penggerak 4×4, pengendara bisa memilih dua roda belakang yang bergerak atau keempatnya. Lalu tersedia opsi low range gearing untuk berkendara lambat tapi dengan performa besar.
Perbedaan mobil SUV dan Crossover selanjutnya, pada jenis SUV kebanyakan pakai kapasitas mesin besar alias di atas 2.500 cc. Lalu ground clearance juga tinggi. Hal ini tidak lain untuk menunjang kemampuannya untuk melibas jalan offroad.
Contoh produk SUV yang dijual di Indonesia, seperti Toyota Fortuner, Mitsubishi Pajero Sport, Nissan Terra, Isuzu MU-X, dan lain-lain.
Mobil Crossover Dibuat untuk Kesenangan Berkendara
Apa itu mobil crossover? Bisa dikatakan, ini merupakan jenis kendaraan yang terinspirasi dari SUV.
“SUV terlalu besar, tidak menyenangkan diajak berkendara, dan buat sebagian besar orang terlalu besar dan susah untuk parkir. Kenaikan harga konsumsi bahan bakar juga menjadikan konsumen mencari mobil yang irit,” seperti dikutip laman resmi Toyota Kanada.
Oleh karena itulah, mobil crossover hadir. Dari sisi tampilan, tidak kalah gagah. Meski demikian, perbedaan mobil SUV dan Crossover cukup nyata.
Dengan rangka unibody atau monocoque, crossover tentu lebih ringan dan asik untuk diajak bermanuver pada kecepatan tinggi di jalan aspal. Lalu soal kapasitas mesin juga lebih kecil, memungkinkan dengan 1.500 cc. Alhasil konsumsi BBM dapat ditekan.
Lalu bagaimana dengan kemampuan offroad mobil crossover? Bukan berarti tidak bisa melibas jalanan tanah, namun memang tidak sebaik SUV.
Selain karena pengunaan mesin kecil dan rangka monocoque, mobil crossover juga biasa mengandalkan penggerak roda depan atau opsi lain adalah all wheel drive (AWD). Hal tersebut dimaksud untuk meningkatkan performanya dalam melesat cepat serta bermanuver.
Mobil crossover juga umumnya punya ground clearance tidak terlalu tinggi. Selain itu bobotnya pun terbilang ringan dan dimensi cukup ringkas.
Contoh produk crossover yang dijual di Indonesia, seperti Toyota C-HR, Honda HR-V, KIA Sonet, Hyundai Kona, dan lain-lain.
Beli yang mana, Mobil Crossover atau SUV?
Perlu kamu ketahui, perbedaan mobil SUV dan Crossover yang disebutkan di atas tidaklah jadi patokan. Seperti yang telah dibeberkan di awal tulisan, bahwa sampai sekarang belum ada kesepakatan resmi terkait beda keduanya.
Ambil contoh, tidak semua SUV harus berpenggerak 4×4. Sebut saja Toyota Fortuner yang menggunakan 4×2. Namun memang cenderung mengadalkan roda belakang yang bekerja (RWD), bukan FWD.
Lalu dimensinya tidak selalu bongsor. SUV dengan bodi ringkas pun ada, seperti Suzuki Jimny, Toyota Rush, dan Daihatsu Terios.
Kemudian untuk mobil crossover, kapasitas mesinnya bisa jadi besar dan bodinya bongsor. Contoh paling mudah Hyundai Palisade yang berkubikasi 2.200 cc dan Mazda CX-9 dengan 2.500 cc. Kedua mobil tersebut memiliki tiga baris bangku yang bisa menampung 7-penumpang.
Jadi memang, perbedaan mobil SUV dan crossover semakin memudar. Ditambah lagi banyak pabrikan yang melakukan klaim atas crossover miliknya, disebut sebagai SUV. Tidak lain hal ini dilakukan untuk meningkatkan nilai jual.
Oleh karena itulah sebelum membeli kendaraan, konsumen harus bisa mengetahui perbedaan mobil SUV dan Crossover secara lengkap. Setidaknya kamu harus baca spesifikasinya lebih dulu.
Setelah itu sesuaikanlah kendaraan yang dibeli dengan kebutuhan. Jika kamu menginginkan produk tangguh untuk berkendara offroad, maka SUV lebih bisa diandalkan. Lalu kalau ingin menjelajah di jalan aspal, crossover lebih menyenangkan.
Untuk informasi terbaru dan terlengkap tentang dunia otomotif, pantau terus Moladin.