Tesla Inc, selaku produsen mobil listrik dunia (meliputi mobil dan baterai) untuk menyambangi Indonesia harus tertunda. Pun begitu, proposal investasi Tesla telah sampai ke Pemerintah Indonesia.
Pabrikan mobil listrik asal California, Amerika Serikat (AS) itu. Sebenarnya akan melakukan kunjungan pada bulan Januari dan diundur ke Februari 2021.
Namun kunjungan Tesla harus tertunda, lantaran adanya ketentuan pelarangan masuk sementara bagi Warga Negara Asing (WNA) ke Indonesia. Langkah ini dilakukan tak lepas untuk menekan penyebaran virus korona di Tanah Air.
Nah, yang cukup menarik untuk dibahas, ternyata pabrikan besutan Elon Musk itu telah mengirimkan proposal investasi Tesla ke pemerintah Indonesia. Hal ini terungkap melalui penjelasan Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Jodi Mahardi, pada Kamis (4/2/2021).
“Iya benar, sudah diterima. Soal isinya apa saja mohon maaf kami tidak bisa mengungkap. Karena ini ada Non Disclosure Agreement (NDA), rahasianya harus dijaga,” beber Jodi.
Penjelasan Proposal Investasi Tesla di Indonesia
Penjelasan tersebut itu pun sejalan dengan penjelasan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Binsar Pandjaitan. Di mana Ia memaparkan via channel Youtube IDX Channel, Rabu (3/2/2021). Bahwa proposal investasi Tesla akan dikirim ke Indonesia.
Luhut juga memaparkan Tesla dan pemerintah telah melakukan pembicaraan secara virtual melalui video conference sebanyak enam kali. “NDA sudah selesai ditandatangani dan saya pikir hari ini atau besok kami akan menerima proposal dari mereka,” beber Luhut.
Rencana besar terkait investasi Tesla pun sempat disinggung Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia pada akhir bulan Januari lalu. Bersama Tesla, kata Bahlil, ada pabrikan kimia terbesar dari Jerman yang juga dikenal sebagai produsen baterai listrik dunia, yakni Badische Anilin- und Soda-Fabrik (BASF).
“Sebentar lagi yang akan kita teken ini (perjanjian kerjasama investasi) adalah BASF sama Tesla Inc,” imbuh Bahlil.
Dalam penjelasannya, Bahlil mengungkapkan alasan pabrikan mobil listrik dan produsen baterai meminati Indonesia untuk memproduksi baterai listrik di Indonesia, karena Indonesia memiliki cadangan nikel yang berlimpah.
Indonesia selama ini dikenal sebagai salah satu produsen dan eksportir nikel terbesar dunia dengan penguasaan pasar mencapai 27 persen. Tak sampai di situ, Indonesia juga memiliki sumber bahan baku, yang tentunya menjadi poin penting yang dinilai sejalan dengan kenyamanan investasi.
Pembicaraan antara Tesla dengan pemerintah dilakukan secara intensif setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang didampingi Luhut Pandjaitan berdiskusi dengan Elon Musk melalui telepon pada 11 Desember 2020 lalu. Menurut informasi, selain memproduksi baterai, Tesla juga berminat memproduksi Energy Storage System atau giga battery di Indonesia.
Baca juga:
- BMW Seri 3 dan Seri 5 Plug-In Hybrid Bakal Mengaspal Maret
- Biaya dan Persyaratan Perpanjang SIM Keliling, Wajib Tahu
- Catat, Seluruh Mobil Daihatsu Dilengkapi APAR