VVT-i adalah istilah teknologi mesin yang digunakan oleh kendaraan Toyota dan Daihatsu. Sebut saja Toyota Agya, Daihatsu Xenia, dan lainnya.
Memangnya apa sih VVT-i itu? Apa kelebihan teknologi mesin VVT-i serta pengaruhnya pada mesin mobil? Nah itulah yang akan kami kupas habis di sini.
Nama VVT-I merupakan akronim dari Variable Valve Timing with Intelligent. Artinya teknologi yang mengatur waktu buka-tutup katup secara pintar.
Sebenarnya teknologi mesin VVT-i sudah dikembangkan pada kendaraan-kendaraan Toyota sejak 1990-an. Ketika itu teknologi mesin VVT-i dipakai pada mesin 4AGE dan digunakan pada keturunan Corolla, termasuk Toyota Celica buatan 1991.
Menariknya lagi, VVT-i saat ini sudah ada di hampir keseluruhan mobil lansiran Toyota dan Daihatsu, khususnya yang meminum bensin. Saat ini teknologi VVT-i kini sudah dikembangkan lagi menjadi Dual VVT-i di beberapa kendaraan.
Apa itu Dual VVT-i? Tambah bingung lagi kan! Ingin tahu lebih detail soal VVT-I dan Dual VVT-I ini? Berikut ini pembahasannya.
VVT-i Bikin Pembakaran Mesin Lebih Optimal
Menurut laman resmi Toyota, VVT-i adalah teknologi pengaturan buka tutup katup secara elektronik dan otomatis. Sebenarnya hampir semua mobil modern saat ini sudah menggunakan teknologi ini. Hanya saja beda penamaan saja. Honda misalnya, menggunakan istilan VTEC.
Sistem kerja VVT-i berbeda dengan mesin non VVT-i, utamanya pada cara kerja katup di mesin mobil yang bertugas memasukkan bensin dan udara. “Misal saat putaran rendah maka pembukaan katup IN akan lebih sedikit terbuka dan akan terbuka penuh apabila mesin berada pada beban puncak,” kata Putera, mekanik mobil di bilangan Otista Jakarta Timur.
Sedangkan yang tanpa VVT-i, pada saat putaran mesin rendah dan tinggi, pembukaan katupnya akan sama saja (fixed). Alias tidak ada penyesuaian dengan kerja mesin.
Dengan pengaturan buka tutup katup otomatis seperti yang diusung VVT-i, maka proses masuknya BBM dari ruang penampungan ke pembakaran akan jadi lebih efisien. Hasilnya, mobil jadi lebih hemat bahan bakar, serta ramah lingkungan.
Artinya kalau mobil melaju lambat dan putaran mesin rendah, maka campuran bensin dan udara akan diminimalkan ke ruang bakar. Dengan begitu konsumsi BBM lebih irit. Di sisi lain, ketika mobil berakselerasi cepat, katup akan terbuka untuk mendukung performa mesin agar lebih mantap.
“Sedangkan non VVT-i, karena tidak otomatis, jadi besarnya buka tutup katup yang permanen mengakibatkan banyak bensin yang terbakar percuma. Hingga akhirnya akan menghasilkan kinerja mesin yang kurang optimal karena suplai bahan bakar tidak sesuai kebutuhan,” tambah Putera.
Cara Kerja VVT-i di Mesin Mobil Toyota dan Daihatsu
Adapun cara kerja mesin VVT-i adalah dengan mengatur waktu buka dan tutup katup agar sesuai kebutuhan beban kerja mesin. Laman resmi Auto2000 menyebut, VVT-i tidak bekerja sendiri. Sistem kerja pengaturan katup ini mengandalkan Electronic Control Unit (ECU) yang akan menyesuaikan perintahnya dengan putaran mesin, volume udara, temperatur pendingin mesin, dan posisi throttle.
Selain itu, VVT-i juga didukung oleh beberapa komponen di dalamnya. Pertama, ada ECU bertugas menghitung ketepatan waktu kinerja katup masuk secara optimal berdasarkan kondisi operasi mesin.
Kedua, katup kontrol oli (OCV) yang mengontrol tekanan hidrolik di bawah instruksi ECU. Ketiga ada katrol VVT-i yang secara terus-menerus mengubah timing katup menggunakan tekanan hidrolik.
Sistem VVT-i akan akan mengoreksi valve timing atau jalur keluar-masuk bahan bakar dan udara. Pengoreksian ini disesuaikan dengan pijakan pedal gas dan beban yang ditanggung untuk menghasilkan torsi optimal di tiap putaran dan beban mesin. Agar target valve timing senantiasa tepat, maka sensor posisi crankshaft memberikan sinyal yang menjadi respons koreksi.
Maka pada mobil-mobil dengan teknologi mesin VVT-i, umumnya kita akan merasakan adanya tenaga yang lebih merata di tiap putaran mesin. Istimewa bukan?
Adapun contoh mobil-mobil Toyota yang menggunakan teknologi VVT-i adalah produk lawas. Pada produk modern Toyota sudah semuanya pakai teknologi baru bernama Dual VVT-i.
Toyota Avanza misalnya, sudah mulai meningkatkan teknologi VVT-i menjadi Dual VVT-i pada mesinnya sejak tahun 2015 lalu. Teknologi mesin VVT-i masih digunakan di beberapa mobil Daihatsu. Lantas apa bedanya mesin VVT-I dengan Dual VVT-i?
Teknologi Mesin Dual VVT-i
Teknologi Dual VVT-i adalah hasil pengembangan dari VVT-i. Disebut Dual VVT-i karena dalam satu mesin, terdapat dua buah aktuator VVT-i yang bekerja secara independen pada katup isap dan katup buang.
Kalau di teknologi mesin VVT-i, hanya buka-tutup katup isap yang diatur, teknologi Dual VVT-I memiliki tambahan komponen pengatur buka-tutup pada exhaust valve atau katup buang.
Efek dari teknologi Dual VVT-i adalah, proses pembakaran jadi lebih sempurna dan lebih ramah lingkungan. Efisiensi bahan bakar pun jadi lebih baik daripada mesin VVT-i.
Saat ini seluruh mobil-mobil keluaran terbaru Toyota sudah meninggalkan teknologi VVT-i dan melanjutkan teknologinya ke Dual VVT-i. Contohnya, Toyota Avanza terbaru generasi ketiga, Toyota Agya, Toyota Calya, dan lain-lain.
Mesin Dual VVT-i juga sudah digunakan pada beberapa mobil, sebut saja Daihatsu Xenia terbaru generasi ketiga, Daihatsu Ayla 1.2 Liter dan Daihatsu Sigra 1.2 Liter.
Perawatan Mesin Mobil VVT-i dan Dual VVT-i
Adakah perawatan khusus untuk teknologi mesin VVT-i atau Dual VVT-i? “Umumnya, tidak ada perawatan khusus untuk mesin VVT-i. Perawatan dilakukan reguler seperti biasa dengan mengganti oli secara teratur,” tambah Putera.
Performa mesin VVT-i bergantung pada sistem elektronik mobil yang sehat. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menjaga agar ECU tetap kering, jika kamu mencuci kendaraan pastikan komponen ini tidak terkena air langsung.
ECU mengatur kinerja mesin dengan cara mengolah data yang diterima dari sensor di seluruh bagian mobil. Salah satu yang diatur ECU, fungsi VVTi dan Dual VVT-i. Karena kinerja sistem VVT-I diatur ECU, itu sebabnya kondisi ECU harus selalu dalam keadaan baik.
Selain itu kinerja ECU juga berpengaruh dari sensor. Sensor yang tak dapat membaca input dengan baik, tidak dapat menyampaikan data dan informasi ke ECU. Akibatnya mesin tak dapat berkerja dengan sempurna.
Sistem kelistrikan mobil juga dapat mengganggu kinerja ECU. Bila terjadi korosi pada terminal aki atau kabel yang mulai lapuk, maka Ketidakstabilan arus listrik pada kendaraan pun akan berpengaruh pada ECU. Peranti ECU yang kelebihan beban karena aliran listrik yang kurang baik berisiko cepat rusak.
Mobil dengan teknologi mesin VVT-i
- Toyota Agya 1.0L
- Daihatsu Sigra 1.0L
- Daihatsu Gran Max 1.3L
- Daihatsu Luxio 1.5L
Mobil dengan teknologi mesin Dual VVT-i
- Daihatsu Ayla 1.2L
- Toyota Agya1.2L
- Daihatsu Sigra 1.2L
- Toyota Calya 1.2L
- Daihatsu Xenia
- Toyota Avanza
- Dahatsu Terios
- Toyota Rush
- Daihatsu Rocky 1.2L
- Toyota Raize 1.2L
- Daihatsu Sirion
- Daihatsu Gran Max 1.5L
- Toyota Sienta
- Toyota Kijang Innova Zenix
- Toyota Voxy
- Toyota Alphard
- Toyota Vellfire
- Toyota C-HR
- Toyota Fortuner
- Toyota Corolla Cross
- Toyota Land Cruiser
- Toyota Vios
- Toyota Corolla Altis
- Toyota Camry