6 Bahaya Air Hujan Untuk Mobil, Waspadalah!

Ilustrasi berkendara saat musim hujan.

Mobil yang terguyur air hujan harus segera dibilas alias dicuci. Pasalnya akan ada beberapa bahaya air hujan untuk mobil, terutama bila dibiarkan terlalu lama. 

Salah satunya bisa membuat cat bodi cepat kusam, karat bodi, hingga membuat komponen kaki-kaki jadi cepat rusak. Tidak ketinggalan, air hujan pun bisa membahayakan ketika berkendara. 

“Air hujan memang bisa menyebabkan beberapa kerusakan pada bagian mobil, diantaranya karat. Sebab air hujan mengandung asam, jadi jika terlalu sering terguyur dan tidak dicuci dengan air biasa bisa muncul karat,” jelas Aris Triyono, Servis Advisor Daihatsu. (3/11/2021).

Totalnya ada enam bahaya air hujan untuk mobil. Tujuan artikel ini bukan untuk menakut-nakuti, tapi supaya kamu lebih waspada ketika berkendara di bawah guyuran air hujan:

Ini Bahaya Air Hujan Bila Terkena Mobil

1. Membuat cat mobil kusam

Ilustrasi cat mobil kusam.

Bahaya air hujan untuk mobil yang pertama adalah bisa menyebabkan cat mobil menjadi kusam. Yup, penyebab cat kusam selain seringnya mobil terjemur sinar matahari ternyata juga bisa disebabkan oleh guyuran air hujan yang intens dan pemilik tidak segera mencuci kembali dengan air biasa.

Kandungan air hujan yang mengandung asam tentunya bisa merusak lapisan cat mobil, dan jika dibiarkan terlalu lama maka cat mobil akan menjadi kusam. Tentu hal tersebut akan menyebabkan penampilan mobil menjadi jelek.

“Beberapa pemilik mobil malas mencuci mobilnya setelah terguyur air hujan, dan hal tersebut terjadi berulang-ulang sehingga lapisan cat akan memudar. Ditambah cuaca saat ini sering tidak menentu, setelah hujan deras kemudian panas. Hal tersebut tentu akan mempercepat cat mobil menjadi kusam,” ungkap Pak Bandot, mekanik salah satu bengkel spesialis bodi mobil dibilangan Pondok Cabe.

2. Membuat bodi mobil karat

Selain membuat cat mobil menjadi kusam, bahaya air hujan untuk mobil juga bisa menyebabkan beberapa bagian mobil menjadi karat. Tentu kalau dibiarkan, karat ini bisa jadi keropos kemudian bodi akan berlubang dan bocor.

“Pentingnya mencuci mobil setelah terkena air hujan selain menjaga lapisan cat mobil juga untuk menghindari munculnya karat. Bagian pojokan dan kisi-kisi atap mobil yang rawan karat jika mobil tidak segera dicuci setelah terkena air hujan. Sebab biasanya air akan tergenang di bagian tersebut,” imbuh Pak Bandot.

3. Membuat kaca mobil jamuran

Ilustrasi kaca mobil jamuran.

Bahaya air hujan untuk mobil selanjutnya adalah bisa membuat kaca mobil jamuran. Yup, penyakit ini memang umum terjadi bagi sebagian pemilik mobil.

Kaca mobil yang terkena guyuran air hujan dan tidak segera dibilas dan dibersihkan dengan lap kering akan memudahkan munculnya jamur.

Jika dibiarkan terlalu lama otomatis akan menganggu visibilitas pengemudi dan tentunya akan menganggu kenyamanan berkendara.

Jika sudah terlanjur muncul jamur pada kaca mobil, solusinya bisa dengan membersihkan dengan cairan khusus penghilang jamur kaca mobil, namun hal ini harus dilakukan secara berkala.

4. Menyebabkan komponen kaki-kaki cepat aus

Bahaya air hujan untuk mobil berikutnya adalah menyebabkan komponen kaki-kaki mudah aus. Cipratan air hujan yang bercampur kotoran seperti debu dan lumpur tentu dengan mudah akan menempel pada bagian komponen kaki-kaki mobil. Ini membuat kinerja kaki-kaki jadi semakin berat.

Efek paling buruk seperti di suspensi, kotoran tersebut bisa masuk ke sela-sela seal. Kemudian menjadikan oli shock bisa rembes keluar. Alhasil peredam kejut mobil kamu bisa rusak.

Untuk menghindarinya, segera cuci mobil beserta bagian kolong mobil dengan bersih. Hal tersebut bertujuan agar kotoran yang menempel pada bagian kolong mobil dan kaki-kakinya rontok.

5. Bisa menimbulkan korsleting listrik

Bahaya air hujan untuk mobil berikutnya adalah bisa berpotensi menimbulkan korsleting listrik. Beberapa pemilik mobil sering abai perihal keamanan pada jalur kelistrikan mobil, kabel yang terkelupas akibat usia pakai atau sambungan kabel yang kurang pas tentu bisa menimbulkan korsleting jika terkena cipratan air hujan.

Selain itu, beberapa pemilik mobil yang melakukan modifikasi yang ada hubungannya dengan kelistrikan seperti ganti klakson atau modifikasi lampu juga terkadang tidak teliti pada bagian sambungan kabelnya. Tentu hal ini juga rawan terjadinya korsleting.

“Bagi yang suka modifikasi mobil seperti ganti klakson atau penambahan lampu harus memperhatikan sambungan kabelnya, hindari menyambung kabel hanya dengan dibungkus isolasi kabel. Baiknya gunakan soket karena lebih aman dan kedap air,” terang Aris Triyono.

6. Menyebabkan Aquaplanning

Ilustrasi Aguaplanning pada mobil.

Selanjutnya, bahaya air hujan untuk mobil dari sisi keselamatan berkendara adalah air hujan bisa menyebabkan Aquaplanning. Yup, kontur jalan yang bergelombang atau tidak rata tentu akan memunculkan genangan air.

Genangan air tersebut tentunya bisa menyebabkan Aquaplanning jika pengemudi terlalu kencang mengemudikan mobilnya.

Sebagai informasi, Aquaplanning adalah suatu kondisi di mana mobil kehilangan daya cengkeram sehingga kehilangan kendali saat melewati genangan air.

Selain disebabkan karena melewati genangan tersebut dengan kecepatan tinggi, penyebab Aquaplanning lainnya adalah karena kondisi ban yang sudah botak.

Untuk menghindarinya usahakan berkendara dengan kecepatan rendah atau sedang saat dalam keadaan hujan terutama saat melewati genangan air. Selain itu juga, jika kondisi ban mobil sudah botak baiknya diganti dengan ban baru sesuai anjuran pabrikan mobilnya.

Moladiners, itulah ulasan mengenai bahaya air hujan untuk mobil. Jangan malas untuk mencuci mobil ya agar mobil kamu tetap kinclong dan terawat dengan baik, apalagi saat musim penghujan.

Untuk informasi seputar otomotif menarik lainnya, pantau terus Moladin.com.

Related posts

Ford Terpuruk di Eropa, Kehadirannya di GJAW 2024 Harus Penuh Gebrakan

Tingkatkan Kesadaran Keselamatan Berkendara Generasi Muda, Jasa Marga Selenggarakan Road Safety Rangers 2024

GJAW 2024 : Fakta Pabrikan Jepang “Sungkan” Lihat Gebrakan Mobil-mobil Baru Asal Cina?