Berikut kami akan menyampaikan cara merawat CVT mobil supaya awet. Pasalnya CVT (Continuous Variable Transmission) sendiri merupakan bagian kendaraan yang tidak kalah penting dari komponen mobil lainnya.
Menurut Daihatsu Indonesia dalam laman resminya, dikatakan cara kerja CVT pada sebuah mobil adalah dengan memanfaatkan dua komponen utama, yakni puli dan sabuk baja. Setiap puli akan didorong sistem pompa fluida sehingga tenaga yang disalurkan lebih sempurna pada roda, menyesuaikan perubahan kecepatan dan torsi secara tepat.
Sistem kerja itulah yang mengakibatkan percepatan dari kendaraan akan lebih konstan bebas dari entakan. Alhasil berkendara jadi nyaman.
Nah fakta menariknya, Daihatsu mengatakan jika transmisi CVT usianya lebih pendek dibanding transmisi manual yang mengandalkan planetary gear set dan torque converter (kopling fluida). Hal tersebut juga diamini oleh Mekanik Rizki Auto selaku bengkel spesialis mobil matik, Supriyanto.
“CVT itu ada usianya, normalnya 150 ribu Km atau 5-8 tahun, kalau sampai 10 tahun itu jarang, terutama untuk mobil lansiran 2015 ke sini,” kata Supriyanto atau yang akrab dipanggil Ucup.
Hal ini wajar, karena semakin canggih teknologi suatu transmisi, maka makin rumit perangkatnya, dan makin ringan serta makin halus. Selain itu belt di CVT juga riskan untuk menahan torsi berlebih pada kendaraan
Meski ada usianya, tapi CVT bukan tidak bisa dirawat. Utamanya untuk membuat transmisi ini tetap optimal, sekaligus memperpanjang masa pakai.
Soalnya kalau CVT sampai rusak, biaya perbaikannya mahal. Menurut Ucup, CVT perlu diganti satu set yang harganya bisa puluhan juta. “CVT Nissan Livina itu Rp 47 juta, Honda Mobilio Rp 60 juta,” beber Ucup.
Nah, supaya selalu optimal kamu harus melakukan perawatan. iIngin tahu 5 cara merawat CVT mobil? Berikut bahasan lengkapnya:
1. Tidak Mengangkut Beban Terlalu Berat
Cara merawat CVT mobil yang pertama adalah dari perilaku memgemudi, seperti mengangkut beban yang terlalu berat. Kendaraan pada umumnya memiliki daya angkut maksimal yang sudah ditentukan oleh pabrikan. Maka dari itu agar CVT awet pemilik mobil sebelum membawa barang bawaan memperhatikan payload dari kendaraannya.
Cara mengukurnya bisa melihat dari berat kosong dan maksimum mobil yang sudah tertera di buku manual tiap mobil. Misal, untuk Toyota Kijang Innova yang memiliki berat maksimum 2.130 kg dan berat kosong 1.525 kg. Berarti jika dikurangi daya angkut maksimal mobil yang disarankan pabrikan hanya seberat 650 kg, baik berupa orang atau pun barang.
Yang paling jarang disadari pemilik adalah ketika mobil menggunakan berbagai variasi seperti roof rail atau bumper besi misalnya, bobot kendaraan akan lebih berat. Selain keawetan CVT hal ini juga bisa berdampak pada konsumsi BBM lebih boros dan mesin jadi cepat rusak.
2. Rajin Mengganti Oli CVT dan Service Berkala
Cara merawat CVT mobil berikutnya adalah dengan rajin mengganti oli transmisi, agar selalu terjaga kualitasnya. Biasanya, penggantian oli pada transmisi CVT disarankan oleh Ucup pada setiap kelipatan jarak tempuh mencapai 30.000 kilometer.
Namun, kelipatan jarak 30.000 tersebut untuk penggunaan harian seperti halnya taksi online. Bisa juga untuk kendaraan yang menanggung beban berat lain.
Jika mobil kamu bukan untuk harian, serta tidak melewati jalan yang terlalu berat, masih bisa ditolelir ketika penggantian oli CVT untuk batas 50.000 Km. Kemudian yang tidak kalah penting, gunakan oli khusus CVT, karena kandungannya berbeda dengan oli transmisi otomatis lain.
Soal harga, oli transmisi CVT biasanya lebih mahal. Ambil contoh untuk mobil-mobil Toyota seperti Toyota Yaris terbaru, Toyota Alphard, dan lain-lain, kisarannya Rp 580 ribuan per 3,5 liter. Bandingkan dengan transmisi otomatis konvensional yang harganya Rp 480 ribuan per 3,5 liter.
Rutin mengganti oli CVT juga berakibat transmisi jadi selalu diperiksa secara berkala. Alhasil bila ada kerusakan ringan, bisa segera diperbaiki dan tidak merembet ke komponen lain.
3. Jangan Sering Melalui Medan Terjal
Kendaraan dengan transmisi CVT memang didesain untuk melewati medan yang lurus dan lancar alias perkotaan. Jadi sebaiknya jangan terlalu sering membawa kendaraan untuk melewati area terjal dan menanjak.
Hal ini karena toleransi menahan beban torsi dan tenaganya tidak sekuat transmisi konvensional. Jika terpaksa harus lewat jalan medan berat, pastikan transmisi CVT dalam kondisi sehat. Juga muatan mobil yang tidak berlebih untuk mengurangi dampak beban tekanan ke pulley set transmisi CVT.
4. Jangan Mengemudi Agresif
Cara merawat CVT mobil berikutnya adalah dengan tidak mengemudikannya secara agresif. Karena karakter khas CVT adalah dengan berporos pada puli ganda. Cara kerjanya fleksibel, yang mewajibkan pemilik mobil untuk mengendalikan mobilnya dengan tertib, tidak tergesa-gesa, bahkan terkesan kasar.
Gaya berkendara yang halus tanpa harus menggeber dengan akselerasi tingkat tinggi akan membuat transmisi CVT menjadi lebih awet dan tetap prima.
“Terlalu sering kick down itu juga membuat rantai CVT gampang kendor, karena terentak. Jadi kick down ada aturannya, tidak boleh tiba-tiba injak dalam sampai pedal gas habis, tapi perlahan saja,” kata Ucup.
5. Cermat Menempatkan Posisi Transmisi
Transmisi CVT juga punya mode otomatis manual. Bagi yang ingin memilih manual dapat menggeser tuas transmisi dari posisi D (drive) ke posisi M (manual). Hal ini juga dilengkapi dengan tanda (+) untuk upshift dan tanda (-) untuk downshift.
Mode manual yang dihadirkan dalam teknologi ini dapat direspon dengan sistem komputer transmisi dan torque converter yang terdapat di transmisi CVT. Di sinilah pentingnya memposisikan transmisi dengan baik. Misalnya, ketika harus melewati jalanan yang menanjak dengan mode manual maka sebaiknya gunakan gigi rendah. Begitu ketika berada dalam kecepatan tinggi, hindari untuk langsung menurunkannya ke posisi gigi rendah.
“Kemudian kalau dari gigi mundur atau R, ke D, itu harus injak rem dulu. Pastikan mobil benar-benar berhenti. Begitu pula sebaliknya,” jelas Ucup.
Lalu saat menurunkan transmisi juga tidak boleh sembarangan. Misalnya saat kecepatan sedang tinggi, tidak boleh pindahkan langsung ke L atau gigi yang lebih rendah. Itu juga bisa merusak CVT.
Demikian ulasan terkait cara merawat CVT mobil. Kiranya ulasan ini berguna untuk kamu jika sedang berencana melakukan service CVT kendaraan.
Jangan lupa untuk selalu simak terus Moladin.com untuk update berita terbaru seputar otomotif.