Capacitor Dischagre Ignition (CDI) merupakan salah satu komponen penting dalam mobil. Walau bentuknya kecil, namun jika CDI mengalami masalah, imbasnya mobil bisa mogok.
CDI mobil bertugas untuk mengatur pengapian di mesin mobil. Bisa dibilang, komponen ini merupakan teknologi pengganti platina.
Maksudnya adalah kerja CDI mengatur waktu untuk percikan api pada busi yang dapat membakar kabut hasil dari campuran bahan bakar dengan udara yang telah dikompresi oleh piston di dalam ruang bakar yang dihubungkan dengan putaran mesin atau yang dikenal dengan RPM.
Umumnya, kinerja CDI mobil didukung pula oleh komponen pulser yang bertugas sebagai sensor posisi piston, di mana sinyal pulser akan memberikan arus pada Silicon Controlled Rectifier (SCR) sehingga dapat membuka. Setelah terbuka, barulah arus pada kapasitor CDI dapat dilepaskan. Oh ya, CDI juga dibantu oleh koil yang berfungsi untuk memperbesar tegangan.
“CDI memang lebih ringkas dan stabil. Namun tetap perangkat tersebut punya kelemahan, yaitu jika bermasalah harus diganti dengan yang baru. Tidak bisa diperbaiki seperti platina,” terang Saiful, salah satu mekanik bengkel mobil dibilangan Cirendeu. (2/2/2022).
Cara Kerja CDI Mobil
Prinsip kerja sistem pengapian CDI mobil adalah menggunakan arus DC, yaitu Ketika kunci kontak pada posisi ON. Arus dari baterai akan mengalir menuju saklar dan dilanjutkan mengalir menuju ke kumparan penguat arus (koil) yang ada di dalam CDI.
Nah, arus yang sudah melalui koil tersebut akan meningkatkan tegangan baterai yang mulanya 12 volt DC akan diubah menjadi 220 volt AC. Kemudian arus tersebut akan disearahkan oleh dioda dan dialirkan menuju kondensor untuk disimpan sementara.
Kemudian, dari hasil putaran mesin yang sudah menyala arus tadi akan menghidupkan SCR yang akan memicu kondensor untuk mengalirkan arus menuju ke kumparan primer coil pengapian.
Hasilnya akan muncul tegangan induksi pada kedua kumparan. Nah, tegangan tersebut akan memuat busi memercikan bunga api untuk membakar campuran bahan bakar dan udara yang ada di dalam ruang bakar.
Komponen Sistem Pengapian CDI Mobil
-
Spul dan Rotor Magnet
Spul adalah komponen berbentuk kumparan statis yang terletak didalam rotor magnet, sementara rotor magnet adalah magnet berbentuk tromol yang terhubung ke poros engkol mesin. Rotor ini memiliki permanen magnet sehingga ketika poros mesin hidup, spul akan langsung meghasilkan arus.
-
Pulse Igniter/Pick Up Coil
Cara kerja pulse igniter ini hampir sama seperti spul namun dengan versi lebih sederhana. Dalam satu putaran engkol, itu hanya terjadi satu kali perpotongan. Sehingga bukan arus listrik yang dikirimkan, melainkan sebuah sinyal PWM yang menunjukan RPM mesin dan timming pengapian.
-
Voltage Converter
Komponen inilah yang memungkinkan arus discharge memiliki tegangan lebih tinggi. Dalam satuan milisecon, tegangan listrik dari spul bisa dinaikan menjadi sekitar 300 Volt untuk mengisi Capasitor.
-
CDI Unit
CDI unit bisa dibilang menjadi modul utama dari sistem pengapian CDI. Fungsi utamanya adalah sebagai penyalur tegangan ke coil melalui prinsip discharge. Didalam CDI unit terdapat komponen capasitor, kita tahu kalai capasitor itu mampu menyerap arus listrik, mampu menyimpan arus listrik yang diserap dan mampu melepaskannya dengan spontan.
-
Sekering/Fuse
Fuse menjadi komponen yang tidak boleh dilupakan pada setiap rangkaian kelistrikan. Karena fungsinya sebagai pengaman rangkaian kelistrikan dari short to ground atau kosleting. Termasuk pada sistem pengapian, fuse dipakai untuk melindungi CDI unit ketika terjadi hubungan singkat arus listrik.
-
Ignition Coil
Ignition coil adalah komponen yang berfungsi menaikan tegangan kelistrikan menjadi tegangan super tinggi mencapai 200 KV melalui proses induksi spontan. Prinsip kerjanya hampir sama dengan trafo step up.
-
Kabel Busi
Fungsi dari kabel tembaga adalah sebagai penyalur listrik bertegangan tinggi dari ignition coil. Biasanya kabel busi menggunakan satu helai kawat tembaga dengan diameter besar, dan ada beberapa helai serabut tembaga yang mengitarinya (tanpa bersentuhan).
-
Cop Busi
Cop busi adalah ujung dari kabel busi yang ditempelkan pada ujung busi. Meski fungsinya hanya sebagai penghubung antara kabel busi dan busi, bentuk cop busi ini juga tak boleh sembarangan. Karena kalau kawat dari kabel busi tidak melekat dengan sempurna ke konduktor didalam cop busi maka tegangan yang sampai ke busi menjadi lebih kecil.
-
Busi
Busi berperan sebagai ujung tombak sistem pengapian, fungsi busi adalah untuk memercikan api didalam ruang bakar yang didapat dari skema induksi elektromagnet pada coil. Cara kerja busi adalah dengan mendekatkan elektroda yang bermuatan positif ke masa yang bermuatan negatif.
-
Kunci Kontak
Kunci kontak berfungsi sebagai saklar utama sistem pengapian. Saat kunci kontak off, apa bisa kita hidupkan mesin ? tentu tidak. Meski spul menghasilkan arus listrik namun karena kunci kontak masih OFF maka CDI tidak akan memperloleh arus listrik.
-
Baterai/aki
Fungsi baterai, adalah sebagai penyimpan arus listrik. Nama lain baterai juga dikenal sebagai aki mobil.
“CDI dan platina memang berbeda, platina harganya lebih murah kalau ingin ada penggantian yang baru. Namun demikian platina ini mudah cepat bermasalah jika settingannya tidak pas. Sementara untuk CDI memang lebih praktis dan jarang mengalami kerusakan. Nah, jika CDI sudah rusak maka tidak bisa diperbaiki alias harus beli yang baru,” jelas Saiful.
Moladiners, itulah ulasan mengenai sistem pengapian CDI mobil beserta komponen pendukungnya.
Simak terus Moladin.com untuk informasi otomotif menarik lainnya.