Daihatsu Espass Versi Tiongkok, Serupa Tapi Tak Sama

Daihatsu Espass versi Tiongkok

Bukan hal yang aneh bagi pabrikan otomotif melakukan rebadge bagi produk yang sudah ada sebelumnya. Contohnya seperti yang terjadi pada Daihatsu Espass yang cukup melekat bagi masyarakat di Indonesia.

Menariknya Daihatsu Espass yang seakan hidup kembali itu tidak menggunakan label Daihatsu, melainkan Wuling di Negeri Tiongkok. Secara tampilan, mobil ini begitu serupa dengan Espass yang dijajakan di pasar domestik.

Untuk pasar Cina, kembaran Daihatsu Espass itu memiliki nama Wuling Little Tornado atau Wuling LZW6370. Jika melihat tampilannya, pasti kalian bakal mengiranya sebagai Daihatsu Espass.

Desainnya seakan Daihatsu Espass yang hanya berganti logo. Wuling tampaknya cukup detail untuk rebatch pada produknya yang satu ini.

Mengenal Sosok Wuling Little Tornado, Rebatch Daihatsu Espass

Wuling Little Tornado, Rebagde Daihatsu Espass

Dari sisi tampilan, Wuling Little Tornado begitu serupa dengan Daihatsu Espass yang dijajakan di Indonesia. Pembedanya hanya terlihat dari emblem yang digunakan saja.

Mulai dari lampu-lampunya, bodi dengan sliding door atau versi pikapnya semua begitu serupa. Produk Wuling LZW6370 sempat diproduksi pada tahun 1998-2003.

Kala itu produksinya dilakukan Liuzhou Wuling dari kota Liuzhou di provinsi Guangzi-Tiongkok. Mobil ini merupakan salah satu produk Wuling sebelum bergabung dengan SAIC-GM-Wuling, sehingga dipastikan tidak ada hubungan dengan Wuling di Tanah Air.

Lebih lanjut mengenal Wuling Little Tornado, eksteriornya begitu serupa dengan Daihatsu Espass yang dijual di Indonesia. Mobil ini juga dijual dalam bentuk van maupun pikap. Di Tiongkok, Wuling Little Tornado pun tersedia dalam pilihan kabin ganda.

Terkait dengan mesin, Daihatsu Espass versi Tiongkok itu dipersenjatai dengan mesin 4 silinder berkapasitas 1.3 liter. Mesin itu mampu menghasilkan tenaga 72 hp dengan torsi puncak 101 Nm.

Uniknya, mesin yang digunakan tersebut juga pernah disematkan pada generasi awal Daihatsu Espass yang dijual di Indonesia. Tenaga yang dihasilkan disalurkan melalui transmisi 5-percepatan manual.

Menyoal harga, Wuling Little Tornado ditawarkan dengan banderol sekitar Rp 130 jutaan untuk varian dasarnya.

Perjalanan Daihatsu Espass di Indonesia

Perjalanan Daihatsu Hijet, Zebra, Espass hingga ke Gran Max

Sedikit mengulas kembali perjalanan Daihatsu Espass di Indonesia. Mobil itu merupakan penerus dari Daihatsu Hijet atau Daihatsu Zebra yang merupakan salah satu perintis minibus di Indonesia.

Daihatsu Hijet S38 (generasi ke-4) merupakan mobil pertama yang dipasarkan di Indonesia dalam bentuk completely built-up (CBU) pada 1972. Hijet S38 ini baru diproduksi semi-knock down (SKD) pada 1977.

Melihat tingginya permintaan pada produk ini, Daihatsu pun langsung ‘tancap gas’ menggarap segmen minibus. Melalui peluncuran Hijet 55 Wide (S60) yang merupakan generasi ke-5 di tahun 1979.

Mobil berkapasitas 550 cc ini diset buat pasar Tanah Air dan sudah diproduksi di Indonesia. Bak gayung bersambut, Daihatsu Hijet 55 Wide mendapatkan respons positif dari masyarakat di Tanah Air.

Seiring dengan itu, Daihatsu pun melakukan pengembangan dengan meluncurkan Daihatsu Hijet 1.000 pada 1983. Desain eksterior dan interior berubah, kapasitas mesin ditingkatkan jadi 1.000 cc.

Sejalan dengan itu, nama Daihatsu Hijet pun berubah menjadi Daihatsu Zebra di tahun 1986. Dari sisi eksterior juga turut mendapatkan sentuhan baru, dibandingkan dengan pendahulunya.

Menariknya lagi, Daihatsu Zebra alias Daihatsu Hijet S89 (generasi ke-8) adalah penggunaan “Daihatsu Original Body” untuk tipe minibus. Saat itu, mesinnya masih mengandalkan mesin 1.000 cc.

Empat tahun berselang, tepatnya di tahun 1990 Daihatsu Zebra baru dibekali dengan mesin berkapasitas 1.3 liter. Dalam hal ini lagi-lagi Daihatsu jadi pelopor, karena sudah mengaplikasikan mesin 1.300 cc 16 valve pertama di Indonesia khusus bagi mobil niaga.

Memasuki tahun 1995, Daihatsu Indonesia merilis Daihatsu Espass yang punya desain benar-benar baru dari pendahulunya. Model ini pakai bodi semimonokok, pintu geser, dan kabin lebih besar.

Sangat disayangkan, pasca peluncuran produk ini, pengembangan bagi Daihatsu Zebra harus terhenti. Kehadiran Daihatsu Neo Zebra pada 2003 dan Daihatsu Zebra Master pada 2004 cuma sekadar kosmetik ringan saja.

Melihat perjalanan pabrikan, sepertinya ini merupakan langkah terakhir mereka sebelum Daihatsu Zebra harus benar-benar berhenti produk di tahun 2007 di Indonesia. Karena selanjutnya Daihatsu Indonesia merilis Daihatsu Gran Max yang dibangun menggunakan basis Daihatsu Hijet generasi ke-10.

Well.. Gimana sekarang sudah tahukan perjalanan Daihatsu Hijet, Zebra, Espass, hingga ke Gran Max? Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk kalian.

Baca juga:

Related posts

GJAW 2024 : Fakta Pabrikan Jepang “Sungkan” Lihat Gebrakan Mobil-mobil Baru Asal Cina?

inDrive.Kurir Gelar Lomba Berhadiah Liburan ke Bali

Fakta Menarik Marselino Ferdinan, Pernah Dapat Bonus Mobil dari Klub Eropa