Damri Hijrah Ke Bus Listrik Pakai DFSK Gelora E

DFSK Gelora Electric

Bertepatan dengan ulang tahun ke-75, Perum Damri hijrah ke bus listrik. Ini merupakan awal dari penggunaan kendaraan elektrifikasi untuk transportasi umum oleh Damri.

Tahap pertama, mereka kerja bareng dengan dua perusahaan swasta untuk menghadirkan bus listrik. Ada PT Energi Makmur Buana yang memiliki bus Edison Motors dan PT Sokonindo Automobile dengan mini bus DFSK Gelora E.

“Dengan penambahan usia ini, Damri meluncurkan uji coba bus listrik di Terminal 3 (Bandara Soekarno-Hatta),” kata Direktur Utama Perum Damri, Setia N. Milatia Moemin pada Kamis (25/11/2021).

Menurut Milatia, ini merupakan bentuk komitmen Damri ikut serta dalam percepatan penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai di Tanah Air. Sejalan dengan target Pemerintah Indonesia yang ingin mencapai 20 persen populasi kendaraan pada 2025, tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019.

“Pengoperasian bus listrik ini termasuk untuk menjalankan bisnis keberlanjutan,” jelasnya.

Ke depannya, Milatia berjanji Damri hijrah ke bus listrik dengan jangkauan yang lebih luas. Tentunya tidak hanya akan di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, tapi juga bisa menjalar ke lokasi-lokasi lain.

Hanya saja, semua itu harus didukung dengan kebijakan kendaraan listrik yang sudah lebih lengkap. Sekaligus kelengkapan infrastruktur.

Spesifikasi DFSK Gelora E yang Jadi Bus Listrik Damri

Kabin DFSK Gelora E Bisa Muat 11 Penumpang dengan pengaturan bangku khusus

Momen Damri hijrah ke bus listrik ini cukup menarik, karena tidak hanya menggunakan uji coba kendaraan dengan dimensi bongsor. Ada pula mini bus yang dipakai yaitu DFSK Gelora E.

“DFSK Gelora E untuk armada baru Damri Indonesia,” beber akun Instagram resmi DFSK Indonesia.

Sebagai informasi, Gelora E merupakan mini bus merek Cina. Produk tersebut hadir pertama kali di Indonesia pada 2020. Harganya sendiri sekitar Rp 500 jutaan.

Kelebihan dari DFSK Gelora E adalah mampu melaju 300 Km dalam satu kali isi baterai secara penuh. Spesifikasi baterainya sendiri menggunakan kapasitas 42 kWh.

Terkait pengisian baterai mini bus listrik ini, cukup butuh waktu 80 menit dari 0 hingga 80 persen menggunakan fast charging. Kalau dari kondisi baterai habis hingga 100 persen, memerlukan 2,5 jam.

Jika dihitung dengan uang, DFSK mengklaim produknya ini memerlukan biaya operasional Rp 200 per kilometer. Dengan kata lain setara 1/3 biaya operasional kendaraan niaga konvensional bermesin bensin.

Keistimewaan laind dari mini bus listrik Gelora E, kapasitas penumpangnya cukup banyak yaitu 11 orang. Kemudian interiornya sudah dilengkapi AC, head unit layar sentuh, serta power window.

Di samping versi mini bus, DFSK Gelora E juga tersedia dalam versi blind van. Kalau model ini paling cocok buat angkut barang. Kelebihannya adalah kapasitas kargo yang bisa muat mencapai 4,8 meter cubic. Panjang kabinnya, total 2,63 meter. Harga DFSK Gleora E blind van juga lebih murah, di bawah Rp 500 juta.

Itulah tadi bahasan soal Damri hijrah ke bus listrik pakai DFSK Gelora E dan Edison Motors. Untuk informasi terbaru dan terlengkap seputar otomotif, pantau terus Moladin!

Related posts

Daftar Pemenang Wuling Aftersales Skill Contest 2024

Rekam Ragam Kejadian di Jalan, Blackvue Rilis Dashcam AI, Ini Keistimewaannya!

Chery J6 Edisi Batik, Tampil Kalcer di GJAW 2024 Siap Dilelang