Pelantun lagu campur sari, Didi Kempot telah berpulang pada pagi tadi (5/5). Dia merupakan maestro tembang berbahasa Jawa. Khususnya untuk lagu-lagu bertema patah hati.
Ketika meninggal, pria yang akrab dengan julukan The God Father of Broken Heart tersebut sedang berada di puncak popularitas. Para penggemarnya ikut bersedih dengan meramaikan lini masa sosial media. Alhasil kata “Didi Kempot” jadi trending topic Twitter Indonesia.
Selain dikenal sebagai penyanyi, ternyata Didi juga punya kenangan manis dengan dunia otomotif. Dia pernah datang ke acara media test drive Chevrolet Spin pada 2013. Kemudian hadir pula di ajang Kustomfest 2019.
Berbagai kendaraan juga pernah dijadikannya sebagai pemanis video klip. Ingin tahu lebih dalam soal kedekatan Didi dengan otomotif, simak bahasan berikut:
Video Klip Musik Didi Kempot Bersama Motor Legendaris
Setidaknya ada dua motor yang dijadikan pemanis video klip musik Didi Kempot: Puch dan motor cruiser misterius. Disebut misterius, lantaran belum jelas spesifikasinya.
Didi Kempot menunggangi motor cruiser tersebut di video klip musik berjudul Sewu Kutho (Seribu Kota). Motor ini mirip dengan Honda Phantom dan Yamaha Virago. Hanya saja belum diketahui secara jelas asal-usulnya, ada kemungkinan ini merupakan kuda besi custom.
Ciri khas motor curiser yang ditunggangi Didi adalah posisi duduknya rendah. Kemudian kaki agak ke depan. Alhasil berkendara dengan motor ini begitu rileks.
Sementara untuk motor merek Puch, muncul di video klip musik berjudul Gusti Ora Sare (Tuhan Tidak Tidur). Puch merupakan motor legendaris. Kuda besi tersebut keluaran Austria pada periode 1950-an.
Ada berbagai versi Puch yang dijual. Mulai dari 125 SVS, 175 SV, 250 TF, dan 250 SGS. Keistimewaan desain dari motor Puch adalah joknya menempel dengan tangki bensin, namun di bawahnya menyediakan rongga. Maka joknya terkesan melayang.
Terkait spesifikasi mesin, Puch dilengkapi konfigurasi satu silinder dua tak. Kapasitasnya berbeda-beda tergantung tipe.
Bila melihat desain motor Puch, auranya sungguh klasik. Lihat saja penggunaan tangki tanpa sudut. Lampu depan bulat dan pelek jari-jari. Di video klip, Didi Kempot memang tidak menungganginya. Motor ini cuma didorong oleh pria kelahiran Surakarta 31 Desember 1966 tersebut.
Baca juga:
- 5 Modifikasi Motor Legenda dan Astrea Grand Terunik
- 9 Perbedaan Toyota Avanza Vs Xenia, Mana Lebih Baik?
- 7 Motor Matik Retro yang Mirip Vespa, Lebih murah!
Motor Impian Didi Kempot
Meski sudah populer, namun Didi Kempot mengaku tidak punya motor mewah atau yang kapasitasnya besar. Salah satu alasannya, dia tidak bisa menungganginya.
“Saya punya motor kecil. Untuk moge (motor gede) ingin, tapi perlu belajar lagi (mengendari moge). Karena belum pernah mencobanya,” kata junjungan para Sobat Ambyar itu kepada awak media ketika berkunjung ke Kustomfest 2019 seperti dilansir dari 100kpj.
Tidak disebutkan secara rinci moge apa yang disuka oleh Didi. Meski demikian dia juga tidak menampik kesukaannya dengan motor modifikasi. Hanya saja memang, sampai akhir hayatnya belum kesampaian.
Bangga dengan Chevrolet Spin
Didi Kempot juga pernah hadir diperhelatan media test drive Chevrolet Spin pada 2013. Pria berkulit sawo matang tersebut menyanjung MPV saingan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia itu lantaran diproduksi di Indonesia.
“Saya juga dengar ini diproduksi di Indonesia. Paling tidak kita naik Spin ini tahu persis kalau kita adalah orang Indonesia dan bangga dengan produk Indonesia,” seperti dikutip Detik.
Kehadiran Chevrolet Spin di Tanah Air memang sempat menjadi alternatif pilihan MPV. Salah satu keunggulannya adalah harga terjangaku, muat 7-penumpang, dan tersedia dalam pilihan mesin diesel.
Terlebih untuk jantung mekanis diesel memang jarang dipunya oleh MPV sejenis. Kelebihan mesin diesel adalah irit bahan bakar dan memiliki torsi besar. Alhasil saat melewati tanjakan, performanya tidak perlu diragukan.
Hanya saja nasib Chevrolet Spin tidak semulus ketenaran Didi. Mobil produksi General Motors (GM) tersebut harus berhenti produksi pada 2015, lantaran tidak bisa bersaing dengan kompetitor.
Kini, Didi juga ikut berpulang. Selamat jalan The God Father of Broken Heart. Sampai bertemu lagi di sisi lain. Lagu-lagu patah hati milikmu akan selalu dikenang oleh para Sobat Ambyar.