Mungkin kamu pernah dilema: isi ban dengan angin biasa atau nitrogen? Dari keduanya, mana yang lebih baik?
Pertanyaan tersebut sering terlontar, lantaran sebagian pengendara motor atau mobil tidak merasakan manfaat langsung dari kedua jenis angin tersebut. Ketika mengisi ban dengan nitrogen, kendaraan juga tidak jadi lebih nyaman. Begitu pula saat mengisinya pakai angin biasa.
Benarkah tidak ada beda isi angin biasa denga nitrogen? Untuk jawaban lengkapnya, silakan simak bahasan berikut:
Pilih Angin Biasa Atau Nitrogen?
Isi ban dengan Angin biasa atau nitrogen? Sebenarnya permasalahan ini bisa dijawab dengan melihat kandungan masing-masing. Kedua jenis gas tersebut sungguh berbeda.
Pastinya ketika masuk ke dalam ban, karakteristiknya juga berlainan. Bila mau tahu detailnya cek di sini:
Angin Biasa Mengandung Banyak Air
Kandungan angin biasa yang dipakai untuk mengisi tekanan ban, ternyata bukan cuma udara. Di dalamnya juga terdapat air. Bahkan jumlahnya cukup banyak.
Hal ini mengakibatkan tekanan angin biasa di dalam ban tidak terlalu stabil. Terlebih dalam kondisi cuaca yan berubah-ubah. Panas dan dingin.
Kehadiran air, juga membuat pentil ban yang terbuat dari komponen metal lebih mudah berkarat. Air pun menjadikan bobot ban lebih berat, tanpa disadari kerja mesin mobil atau motor jadi ekstra. Efeknya bahan bakar semakin boros.
Meski demikian, angin biasa untuk isi ban tetap punya kelebihan. Terlebih lantaran mudah ditemukan di berbagai bengkel dan harganya terjangkau.
Karakteristik Nitrogen Lebih Nyaman untuk Ban
Berbeda dengan angin biasa yang mengandung cukup banyak air, hampir 99% kandungan nitrogen tidak mengandung air. Kandungan nitrogen terdiri atas 79% nitrogen, 20% oksigen, dan 1% uap air.
Oleh karenanya, Nitrogen sering dianggap sebagai udara murni. Dengan demikian, molekulnya tidak mudah menguap karena perbedaan suhu udara. Efeknya ban motor atau mobil jadi lebih lama kempis. Kemudian tekanan ban juga stabil.
Keunggulan nitrogen tersebut, membuat harganya juga lebih mahal. Lokasi bengkel yang menyediakan isi nitrogen pun belum merata, masih terpusat di kota-kota besar.
Nitrogen Jangan Dicampur Angin Biasa
Jangan sampai salah kaprah nih Moladiners, ternyata nitrogen tidak boleh dicampur dengan angin biasa. Kalau ingin isi ban dengan nitrogen, sebaiknya ban dikuras lebih dulu (dikosongkan) dari angin biasa.
Hal ini untuk mendapat hasil maksimal dari penggunaan nitrogen. Mencampur nitrogen dengan angin biasa bisa berdampak buruk buat ban kendaraan. Terlebih dalam hal ketidakstabilan tekanan ban.
Angin Biasa atau Nitrogen? Lebih Penting Tekanan Ban!
Memang Nitrogen lebih unggul dari angin biasa. Meski demikian, keunggulan tersebut tidak terlalu signifikan. Dalam artinya, pengguna motor dan mobil yang kurang sensitif bisa tidak mengetahui bedanya.
Misal dalam membuat pentil berkarat, angin biasa tidak menjadikannya tiba-tiba. Prosesnya cukup lama. Bukan tidka mungkin bisa bertahun-tahun.
Kemudian untuk konsumsi bahan bakar lebih hemat. Nitrogen sungguh berefek terlalu besar. Jangan harap bisa menghemat lebih dari 1 Km perliter.
Dibanding mempermasalahkan angin biasa atau nitrogen, lebih baik kamu memperhatikan tekanan ban. Pasalnya hal ini lebih penting dan berefek langsung ke kenyamanan berkendara, bahkan keselamatan.
Baca juga:
- Cek Tekanan Angin Ban yang Pas Agar Motor Stabil dan Awet
- Rincian Biaya Balik Nama Motor dan Cara Mengurusnya
Efek Tekanan Ban Terlalu Tinggi
- Kalau tekanan angin di ban terlalu tinggi, maka profil karet bundar cenderung cembung. Alhasil permukaan ban yang menapak aspal jadi lebih sedikit. Bukan tidak mungkin ini menimbulkan selip. Terlebih saat melewati jalan licin atau genangan air sehabis hujan.
- Profil cembung menjadikan keausan tidak merata. Bila dibiarkan tekananan angin ban selalu terlalu tinggi, maka ban bakal lebih aus di bagian tengah.
- Ban jadi keras, sehingga kurang baik dalam menyerap getaran. Sebagai pengendara motor atau mobil, kamu bakal merasa kurang nyaman saat melewati jalan bergelombang atau tidak rata.
Dampak Ketika Ban Kurang Angin
- Tarikan berat bakal sangat terasa kalau kurang angin. Hal ini dikarenakan ban tidak bisa berputar sempurna. Pasalnya terlalu banyak permukaan ban yang bersentuhan langsung dengan aspal.
- Kerja mesin pun jadi semakin berat. Efeknya ke bahan bakar yang lebih boros.
- Usia ban berkurang 25 persen ketika kamu selalu kurang dalam mengisi tekanan angin. Tentu ini berakibat lebih seringnya kamu mengganti ban. Bujet yang dikeluarkan pun semakin banyak.
- Berakibat ban jadi benjol. Kalau dibiarkan akan terjadi pecah ban saat berkendara. Tentu ini sangat berbahaya buat keselamatan.
Tips Menjaga Tekanan Angin Ban
Setelah mengetahui tekanan angin ban sangat penting, kamu perlu tahu tekanan ideal untuk motor dan mobil. Selain itu juga, wajib paham cara menjaga tekanan angin ban.
Berikut tips yang dapat kamu ikuti:
1. Cek Tekanan Angin Secara Berkala
Sebelum memulai aktivitas berkendara, kamu wajib mengecek kondisi ban. Caranya lihat saja secara kasat mata. Bila ban tampak kempis, maka perlu diisi tekanan anginnya.
Di samping cek fisik, biasanya tiap tiga minggu sekali tekanan angin di ban bakal berkurang. Jadi, tidak ada salahnya pada waktu tersebut menuju ke bengkel untuk isi angin.
2. Selalu Pakai Ukuran Tekanan Angin yang Ideal untuk Ban
Kalau kamu mengunakan mobil, maka ukuran tekanan angin ideal dapat dilihat melalui stiker di rangka pintu pengemudi bagian dalam. Lokasinya agak ke bawah.
Berbeda merek mobil, maka lain pula tekanan anginnya. Semua itu tergantung jenis dan ukuran pelek standar pabrikan.
Sebagai contoh untuk mobil MPV dengan ukuran pelek standar 14 atau 15 inci. Makak tekanan anginnya kira-kira dikisaran 30 Psi hingga 35 Psi.
Kamu wajib mengikuti standar tekanan angin yang dianjurkan oleh pabrikan tersebut. Percayalah, itu yang terbaik untuk kendaraan.
Sementara untuk ban kendaraan roda dua, tekanan ideal dapat kamu lihat lewat stiker yang tertempel di motor. Khusus jenis bebek dan sport, lokasinya di lengan ayun sebelah kiri. Berbeda lagi di motor matik, stiker itu biasa ada di bagasi.
Kalau melihat secara garis besar. Berikut daftar tekanan angin ideal untuk motor. Ban motor matik 29 psi untuk depan dan 33 – 36 psi untuk belakang. Motor bebek, tekanan angin ban depan 29 – 30 psi, yang belakang 30 – 31 psi. Spesial untuk motor sport, ukuran depan 32 – 34 psi serta belakang 39 – 41 psi.
Usai mengetahui tekanan angin ideal untuk ban mobil atau motor kamu, pastikan selalu menjagannya. Jangan sampai kurang. Jangan pula sampai lebih. Kalau bisa mengisi pakai nitrogen, tentu lebih baik!