Efek Knalpot Racing Pada Motor Injeksi, Bisa Buruk!

Sebagai bikers, kamu perlu tahu efek knalpot racing pada motor injeksi. Pasalnya banyak yang asal ganti knalpot, tapi tidak tahu persoalan apa yang bakal ditemuinya di kemudian hari.

Jangan cuma berpikir bahwa pasang knalpot racing cukup dengan plug & play, terlebih di motor injeksi. Sistem pengabutan injeksi ini terdiri dari banyak komponen seperti fuel pump, injektor, throttle body, ECU, hingga sensor-sensor.

Alhasil harus ada pengaturan yang berbeda di beberapa hal, karena penggantian knalpot tersebut. Tujuannya tidak lain mendapat keselarasan mulai dari performa, suara, hingga konsumsi bahan bakar.  

Cara Kerja Sistem Injeksi, Berpusat di ECU Motor

Jangan sembarangan pasang knalpot racing di motor injeksi, perlu lakukan penyesuaian di ECU.

Sebelum mengetahui efek knalpot racing pada motor injeksi, kamu harus tahu dulu cara kerja sistem injeksi di motor. Pada dasarnya, prinsip kerja sistem injeksi adalah mengontrol aliran bahan bakar secara elektronik, mulai dari tangki hingga masuk ke ruang bakar.

Aliran bahan bakar ini diproses dalam bentuk kabut dengan volume yang sesuai dengan kebutuhan atau permintaan mesin sehingga teknologi ini lebih irit dari motor karburator.

Otak pengontrolnya ada pada ECU (Engine Control Unit) atau di motor-motor Honda biasa disebut ECM (Engine Control Modul). Ketika kunci kontak di posisi On, pompa bahan bakar atau fuel pump akan bekerja selama 2 detik dan memberi tekanan pada selang bahan bakar.

Saat tombol starter ditekan, pompa bahan bakar akan bekerja kembali dan injektor akan menyemprotkan bahan bakar. Semua kerja sistem injeksi akan di kontrol oleh Engine Control Unit berdasarkan pada input yang dikirim oleh komponen sensor.

Input yang diberikan sensor adalah tegangan. Sebelumnya, sensor disuntik berupa tegangan telebih dulu oleh ECU sebesar 5 Volt, kecuali O2 sensor. Karena sensor ini menghasilkan tegangan sendiri tanpa disuntik oleh ECU.

Dengan mengetahui proses kerja dari sistem injeksi yang cukup rumit ini, maka bisa dipastikan setiap ubahan yang berhubungan dengan sektor mesin akan juga dirasakan sulit.

Seperti modifikasi pada bagian mesin ataupun penggunaan knalpot dengan model racing.

“Tidak gampang buat melakukan ubahan-ubahan pada sektor mesin motor injeksi. Butuh ketelitian dan penyesuaian, agar motor tidak malah bermasalah,” tegas Jainur Rohim, Punggawa dari Bengkel Satria Restoration.

Suara Nembak, Salah Satu Efek Knalpot Racing Pada Motor Injeksi

Knalpot racing pakai yang sesuai dengan kapasitas mesin

Pria yang akrab disapa Mas Nur ini juga menyampaikan efek knalpot racing pada motor injeksi, tidaklah selalu baik. Ada beberapa hal buruk yang bisa menimpa, jika proses penggantiannya dilakukan secara salah.

“Yang pasti bakalan ada efeknya, karena pasti akan berhubungan sama bagian sensor-sensor di bagian ECU,” ucap Mas Nur.

Ditegaskan olehnya, penggantian knalpot standar ke knalpot racing tidak bisa asal ganti untuk motor injeksi. Harus ada penyesuaian pada beberapa setingan di sistem ECU.

“Tidak gampang, tidak seperti ganti knalpot racing di motor karbu. Yang ini harus setting juga lewat sistem ECU-nya. Karena kalau tidak, ada saja masalahnya nanti,” ujar Mas Nur.

Lebih lanjut Mas Nur menyampaikan, efek pertama yang didapatkan yang bakal terjadi kalau pengaturan tidak benar adalah suara yang tidak enak didengar.

Sebagai contoh pada sepeda motor Suzuki GSX-R150, efek knalpot racing pada motor injeksi yang tidak dibarengi penyesuaian ECU, bakal timbul suara knalpot motor yang menembak, brebet, dan lain-lain.

“Kalau tidak dilakukan penyesuaian, yang akan terganggu performa mesin. Kaya tarikannya bakalan brebet sama suara knalpot juga ada suara nembak atau batuk gitu,” tegas Mas Nur.

Konsumsi BBM Lebih Boros

Knalpot racing membuat konsumsi BBM jadi lebih boros

Efek knalpot racing pada motor injeksi lainnya adalah, emisi gas buang lebih besar. Dan ini jadi tidak baik dan menimbulkan polusi udara.

Hal ini dikarenakan pembuangan emisi tidak akan mengalami proses penyaringan terlebih dahulu. Pasalnya di knalpot racing, tidak memiliki komponen penyaring emisi bernama Catalytic converter.

Efek selanjutnya adalah konsumsi bahan bakar bakalan lebih boros, lantaran ketika gas buang diperbesar dengan begitu pasokan bahan bakar ke ruang bakar juga butuh lebih banyak lagi. Untuk itu, biasanya ketika ganti knalpot pakai model racing maka akan dilakukan juga penyesuaian konsumsi bahan bakar juga.

“Yang namanya ganti knalpot dari standar ke knalpot racing, pasti ada juga perubahan di konsumsi bahan bakar juga. Karena semua akan berhubungan sama sensor-sensor yang ada di sistem Engine Control Unit,” beber Mas Nur.

Kalaupun ingin tetap menggunakan knalpot model racing, Mas Nur menyarankan sebaiknya gunakan knalpot racing yang sesuai dengan peruntukkannya. Jangan melakukan asal pakai knalpot racing, karena biasanya knalpot sudah dilakukan riset dan penyesuaian dengan motor yang diperuntukkan.

“Jadi kalau memang mau tetap pakai knalpot model racing ya sebaiknya pakai yang sesuai peruntukkannya. Jangan misalnya motor 150 cc pakai knalpot racing yang buat motor 250 cc atau lebih. Karena penyesuaiannya sulit, juga pastinya bakal lebih boros bahan bakar. Yang namanya ganti atau modifikasi ya harus siap tanggung resikonya,” papar Mas Nur.

Nah, itu tadi penjelasan tentang efek knalpot racing pada motor injeksi. Jadi paham kan sekarang, setiap penggantian perlu diiringi dengan pengaturan yang baik pula di bagian ECU. Serta dibutuhkan pula teknisi yang terampil dan mengerti untuk melakukannnya. 

Untuk informasi terbaru dan terlengkap seputar dunia otomotif, pantau terus Moladin!

Related posts

Tips Pasang Ban Tubeless di Velg Jari-Jari, Praktis dan Mudah Dilakukan

3 Rekomendasi Harga Aki Motor NMAX Terbaru 2024, Jangan Asal Murah!

Harga Mobil di 2025 Bakal Naik Imbas PPN Jadi 12%, Mending Beli Sekarang?