Masuk ke Era Mobil Listrik? Tak Semulus yang Dibayangkan

Era mobil listrik nampaknya bakal semakin dekat di Indonesia. Namun perjalanan menuju ke sana bukan berarti tak ada halangan maupun rintangan.

Beragam persiapan pun perlu dilakukan, khususnya oleh Pemerintah di Indonesia. Mengingat infrastruktur saat ini yang rasanya masih belum siap memasuki era mobil listrik.

Uniknya, para pabrikan otomotif yang justru seakan cekatan melihat pasar mobil ramah lingkungan di Indonesia. Seperti diketahui, saat ini para produsen otomotif di Indonesia berlomba-lomba menghadirkan produk-produk bertenaga listrik untuk pasar Tanah Air.

Mulai dari mobil-mobil dengan teknologi hybrid seperti Toyota Corolla Cross Hybrid, Mitsubishi Outlander PHEV, dan Mercedes-Benz E300e EQ Power. Hingga kendaraan yang mengandalkan baterai sebagai jantung penggerak alias listrik murni, layaknya Hyundai Ioniq dan Lexus UX 300e.

Mengacu pada pasar trend otomotif dunia, di masa yang akan datang nampaknya mobil full elektrik atau Battery Electric Vehicle (BEV) akan jadi finalnya.

Jika hal ini terjadi, tentunya Indonesia wajib untuk mengikuti trend itu. Namun pertanyaannya, apakah Indonesia siap menghadapi era mobil listrik?

Pada pelaksanaannya tentu bukanlah perkara yang mudah. Karena perlu persiapan yang matang, dan tentu membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk meningkatkan infrastruktur dan juga industri pendukung.

Hari Setiapraja, Kepala Balai Teknologi Termodinamika Motor dan Propulsi (BT2MP) dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menjelaskan, setidaknya ada sejumlah tantangan di depan mata dalam menghadapi era mobil listrik di Indonesia.

Persiapan Masuk Era Mobil Listrik di Tanah Air

Era mobil listrik di Indonesia semakin dekat

Berdasarkan pantauan Moladin, sebelum memasuki era mobil listrik. Tentunya tak luput dari sejumlah persiapan yang harus dilakukan, khususnya dari sisi infrastruktur.

Paling penting adalah suplai listrik yang memadai, karena di masa yang akan datang yang menggerakan mobil ialah setrum alias listrik.

Saat ini Perusahaan Listrik Negara (PLN) sudah berkomitmen untuk menyuplai kebutuhan listrik untuk Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU).

Tidak sampai di situ saja, terpenting Indonesia juga harus melengkapi fasilitas charging station di sejumlah wilayah. Hal ini harus dilakukan, dan bakal jadi tulang punggung untuk memasuki era mobil listrik di pasar domestik.

Jika tidak ditunjang dengan depot-depot pengisian listrik, mustahil rasanya mobil listrik mampu diterima pasar secara luas. Jadi jika ini tidak dibenahi, mustahil Indonesia bakal lebih cepat menerima era mobil listrik.

Selanjutnya membahas mengenai era mobil listrik yang semakin dekat. Sejatinya Indonesia perl untuk mengenal teknologi baterai dan pengisian cepat (fast charging) lebih mendalam.

Hal ini bukan tanpa alasan, mengingat kebutuhan baterai tentunya akan semakin besar. Kendaraan tentunya membutuhkan baterai yang kompak, tahan lama, dan juga memiliki tenaga yang besar.

Dengan menguasai teknologi baterai secara tepat. Diharapkan Indonesia bisa berinovasi dalam pengembangan baterai yang tentunya mempengaruhi harga yang bisa jadi lebih kompetitif, serta performa yang lebih baik.

Dengan penguasaan teknologi maka akan banyak inovasi perkembangan baterai yang mempengaruhi berbagai hal seperti harga yang lebih kompetitif dan performa yang lebih baik.

Persiapan Penting yang Harus Diperhatikan Secara Matang

Mobil listrik jadi tantangan di masa depan

Di masa yang akan datang, ketika sudah memasuki era mobil listrik. Diproyeksi harga mobil listrik bakal semakin terjangkau.

Namun pada kenyataannya, saat ini harga-harga mobil ramah lingkungan cenderung lebih tinggi. Dibandingkan mobil-mobil bermesin konvensional.

Guna menekan banderol, tentunya dibutuhkan stimulus regulasi dan keuangan yang menjadi daya tarik masyarakat untuk beralih ke mobil listrik. Oleh karena itu, penting rasanya jika mobil listrik di Indonesia memiliki regulasi tepat.

Selain itu, yang tak kalah penting untuk dipertimbangkan adalah pengolahan limbah baterai. Sebelum resmi benar-benar masuk ke era mobil listrik.

Jika tidak dipersiapkan secara matang, tentunya limbah baterai kendaraan listrik bakal jadi momok besar di masa yang akan datang. Baterai bekas mobil listrik mengandung limbah beracun, untuk itu penting rasanya untuk dikelola secara tepat dan profesional.

Dengan kata lain, proses daur ulang wajib dipersiapkan secara terperinci dan matang. Sebelum menjajakan mobil bertenaga listrik di Indonesia.

Sejalan dengan itu, dengan adanya komponen baterai yang tidak bisa didaur ulang. Tidak menutup kemungkinan membuka peluang munculnya industri komponen baru. Tugas utamanya tentu mengolah limbah dari baterai bekas.

Terakhir persiapan yang perlu dilakukan jelang era mobil listrik di Indonesia. Pemerintah rasanya perlu menyiapkan ekosistem mobil listrik untuk jangka panjang.

Karena era mobil listrik jadi revolusi yang mampu mengubah wajah industri otomotif. Mengingat mobil listrik akan berkembang dengan begitu cepat di masa depan. Prosesnya tentu membutuhkan update sebagai pendukungnya.

Baca juga:

Related posts

Ford Terpuruk di Eropa, Kehadirannya di GJAW 2024 Harus Penuh Gebrakan

Tingkatkan Kesadaran Keselamatan Berkendara Generasi Muda, Jasa Marga Selenggarakan Road Safety Rangers 2024

GJAW 2024 : Fakta Pabrikan Jepang “Sungkan” Lihat Gebrakan Mobil-mobil Baru Asal Cina?