Pastinya banyak pecinta otomotif yang bingung dengan nasib Mobilio di Indonesia. Apalagi Honda terkesan menjadikan MPV 7-seater itu sebagai anak tiri.
Bagaimana tidak? Mobilio masih yang itu-itu saja sejak 2014. Dalam usianya yang menginjak tujuh tahun lebih itu, pabrikan berlogo H cuma kasih peremajaan minor.
Padahal kompetitor sudah banyak berubah, sebut saja Avanza dan Xenia dengan generasi terbaru pada akhir 2021. Lalu Mitsubishi Xpander juga muncul dengan ubahan cukup masif seperti suspensi dan transmisi pada tahun yang sama.
Nasib Mobilio semakin dipertanyakan, mengingat saudaranya yaitu BR-V sudah lebih dulu disegarkan. Mobil LSUV itu memperoleh revisi besar alias lahir generasi kedua pada tahun lalu.
Padahal kelahiran BR-V generasi pertama pada akhir 2015, menggunakan basis dari Mobilio. Lalu kini bukannya Mobilio dulu diremajakan, justru Honda memilih sang adik yang bergaya SUV.
“Untuk mobil 7-penumpang fokus kami ke LSUV yaitu dengan All New Honda BR-V. karena infrastruktur dan kebutuhan konsumen Indonesia membutuhkan ground clearance tinggi,” kata Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor (HPM), Yusak Billy saat sesi test drive BR-V di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (12/1/2022).
Penjualan Mobilio Merosot Tajam
Oleh karena tidak kunjung hadir Mobilio generasi terbaru, maka penjualan LMPV ini terus merosot. Bahkan pada September 2021 pernah terjual 1 unit saja.
Efek penjualan jelek, nasib Mobilio di Indonesia jadi tidak terlalu diutamakan oleh Honda. Sebut saja ketika terjadi kelangkaan komponen chip semikonduktor pada 2021, Mobilio yang punya komponen serupa Brio, terpaksa harus mengalah dalam hal produksi.
“Makannya kenapa Mobilio drop (wholesales), karena komponennya banyak yang sama dengan Brio. Sehingga kita lebih mengutamakan Brio dulu,” kata Billy.
Lalu apakah HPM bakal suntik mati Mobilio? Hingga saat ini belum ada keputusan tersebut, hanya saja kemungkinan ke sana sangat besar.
Jika masih dipertahankan, sepertinya cuma varian rendah saja atau yang harganya murah. Umumnya produk ini lebih banyak dimanfaatkan untuk pembelian borongan operasional perusahaan atau taksi. Setidaknya itulah yang terbaca dari data penjualan mobil wholesales dari Gaikindo untuk tahun 2021.
“Kami punya strategi khusus untuk Mobilio, yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan regulasi yang mendukungnya,” janji Billy.
Mobilio sendiri merupakan terobosan LMPV di Indonesia yang kehadirannya pada 2014 ingin mengusik dominasi Toyota Avanza dan Suzuki Ertiga. Ketika itu pembedanya dengan kompetitor ada di sistem transmisi yang menggunakan CVT.
Sementara untuk mesin, Mobilio juga yang paling bertenaga bahkan hingga sekarang. Honda memberinya jantung mekanis 1.5 Liter SOHC i-VTEC dengan torsi 145 Nm dan tenaga 118 PS. Istimewa bukan?
Itulah tadi bahasan soal nasib Mobilio di Indonesia. Untuk informasi terbaru dan terlengkap seputar otomotif, pantau terus Moladin!