5 Jenis Busi Mobil: Nikel, Platinum, Iridium, hingga Racing!

Jenis busi mobil

Ada beberapa jenis busi mobil yang beredar di pasaran. Masing-masing dari busi tersebut mempunyai kelebihan dan peruntukannya.

Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai jenis busi mobil, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu busi? Busi adalah salah satu komponen vital mobil yang fungsinya sebagai sistem pengapian.

Komponen kecil ini sangat penting, karena memiliki peran sebagai spark antara elektroda busi mobil di dalam ruang bakar. Busi bekerja mengoptimalkan campuran udara dengan bahan bakar di ruang pembakaran. Dengan demikian, mesin piston bisa digerakkan hingga menghasilkan tenaga yang bisa menggerakkan roda.

Usai tahu pengertian busi, lewat artikel ini kami juga bahas lebih detail soal jenis-jenis busi mobil. Berikut ulasan lengkapnya:

1. Busi Standar Nikel

Busi standar

Jenis busi mobil yang pertama adalah busi standar. Umumnya disebut demikian, karena tidak menggunakan bahan logam mulia untuk bagian elektroda. Busi standar pakai material nikel.

Kelebihan dari busi nikel adalah harganya murah, harganya cuma Rp 20 ribuan untuk satu unit. Kemudian usia busi nikel, sekitar 20 ribu Km.

Walau pakai nikel, namun di bagian inti elektroda atau electrode core yang tertutup insulator pada badan busi menggunakan bahan tembaga. Pemilihan tembaga dipilih sebagai inti elektroda busi mobil, karena memiliki konduktivitas elektrik sangat tinggi alias memiliki kemampuan mengantarkan arus listrik sangat baik dengan ukuran 59 Ms/m.

Sebenarnya bahan tembaga tersebut tidak cuma ada di busi standar, tapi juga di jenis busi lainnya seperti iridium dan platinum.

2. Busi Platinum

Salah satu contoh busi platinum adalah NGK G-Power

Jenis busi mobil berikutnya adalah busi platinum. Di merek NGK, busi ini disebut juga sebagai G-Power. Keunggulannya adalah mampu menahan panas 21 persen lebih baik dibanding busi berbahan nikel. Titik leburnya juga lebih tinggi dari nikel.

Hal ini berefek ke peningkatan efisiensi bahan bakar, emisi rendah, hingga mudah distarter. Busi platinum juga bisa mencegah gangguan pada sistem elektronik dan anti korosi.

Khususnya di busi platinum NGK G-Power, memiliki trapezoidal ground electrode di bagian ujung. Desain seperti ini diklaim bisa mengurangi efek quenching atau rambatan pembentukan api, serta meningkatkan area pembentukan energi atau ledakan.

Kemudian ada pula single 0.6 mm fine-wire platinum tip center electrode yang dapat memercikan listrik secara konsisten, fokus serta stabil. Keistimewaan lain, ada di fitur self cleaning, jadi pembentukan kerak karbon di bagian center elektroda bida dicegah. Dengan kata lain, busi platinum akan selalu bersih.

Harga busi platinum sekitar Rp 35 ribuan. Lebih mahal dari jenis busi mobil nike. Hanya saja soal daya tahannya bisa 30 ribu Km.

3. Busi Iridium

Busi iridium punya daya tahan hingga 50 ribu km

Jenis busi mobil iridium beda dengan busi racing. Pasalnya, busi iridium bisa digunakan sehari-hari untuk berbagai mobil, contoh Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia dengan mesin Dual VVT-i sudah menggunakannya. Sesuai namanya, busi iridium menggunakan material logam mulia iridium di ujung elektrodanya.

Kelebihan busi iridium ada di kemampuan konduksi listrik sangat baik. Kemduian titik melelehnya hingga 2.500°C. Alasan inilah yang membuat ujung inti elektroda busi mobil jenis iridium bisa dibuat sangat kecil, jika dibandingkan dengan ukuran busi standar. Ukuran busi iridium bahkan bisa mencapai 0,4 mm yang dianggap terkecil di dunia.

Bentuk ujung inti elektroda busi iridium yang memiliki desain runcing, diklaim mampu menghasilkan percikan api fokus pada satu titik dan stabil. Hal ini berefek ke respons pedal akselerasi mobil yang lebih baik, meninggikan tingkat efisiensi bahan bakar, bahkan lebih awet hingga 50 ribu km.

Dengan berbagai kelebihan tersebut, jenis busi mobil iridium umumnya dijual dengan harga yang lebih mahal. Banderolnya bisa Rp 100 ribuan per busi. Cukup mahal bukan?

4. Busi Laser Iridium

Bagian elektroda ground busi laser iridum menggunakan bahan platinum

Serupa dengan busi iridium, dengan tambahan nama laser iridium artinya punya kemampuan lebih istimewa. Perbedaanya ada di bagian elektroda ground. Di mana untuk jenis laser iridium menggunakan bahan platinum.

Buat yang belum tahu, platinum itu merupakan logam dengan daya tahan suhu panas tinggi dan korosi. Oleh karenanya, nyala api busi jadi punya lifetime lebih panjang. Lapisan tambahan platinum ini membuat jenis busi mobil laser iridium lebih awet selama pemakaian. Dengan harga sekitar Rp 150 ribuan, busi laser iridium bisa digunkan hingga 100 ribu Km.

5. Busi Racing

Busi racing tidak bisa dipakai di mobil harian

Terakhir adalah jenis busi mobil racing. Ini sangat berbeda dibanding busi-busi lainnya yang bisa dipakai di mobil harian. Busi racing punya peruntukan khusus balap. 

Jadi busi racing hanya cocok untuk mesin yang kecepatannya jauh lebih tinggi, beroperasi dengan kompresi sangat tinggi, suhu, getaran, dan pembakaran yang melampaui kondisi pada mesin biasa. Bila mesinnya sesuai, maka performa yang dihasilkan busi racing akan sangatlah istimewa.

Sementara kalau pakai busi racing untuk mesin mobil harian, banyak kondisi stop & go, justru bisa merusak performa. Pasalnya bisa terjadi deposit karbon berlebih, hingga misfiring.

Komponen Busi

Ada beberapa komponen busi yang menunjang kinerjanya. Berikut komponen-komponennya:

  • Terminal

Letaknya ada di pucuk, terbuat dari besi dan berfungsi sebagai penghubung busi dan sistem pengapian.

  • Insulator Keramik

Letaknya ada di pucuk busi setelah terminal, terbuat dari keramik dan berfungsi sebagai insulator listrik sekaligus menopang mekanik inti elektroda.

  • Hex

Soket ditentukan dari ukuran hex untuk memasang busi pada mobil.

  • Insulator Tip

Ujung insulator merupakan lokasi pembakaran, sehingga terbuat dari bahan yang tahan suhu tinggi. Ketahanannya mencapai 60.000 volt dan 650 derajat Celcius.

  • Gasket

Memiliki fungsi utama supaya kompresi yang berasal dari ruang pembakaran tidak keluar dari celah busi.

  • Metal Case

Disebut juga jaket, memiliki fungsi utama untuk mengunci busi ke kepala silinder dan sebagai konduktor panas.

  • Center Electrode

Disebut juga kepala busi, terbuat dari logam, nikel, besi dan tembaga. Memiliki fungsi utama untuk menghantar energi listrik dan terhubung ke terminal.

  • Ground

Ini adalah bagian busi yang bersentuhan langsung dengan mobil.

Cara Kerja Busi

Cara kerja busi

Jika sudah mengetahui jenis busi mobil dan komponennya, selanjutnya akan kita bahas cara kerjanya.

Cara kerja busi yaitu koil pengapian menghasilkan listrik tegangan tinggi dan mengalir melalui kepala busi akan tercipta perbedaan tegangan listrik pada bagian samping dan tengah elektroda, namun pada kondisi ini tidak ada arus yang mengalir karena adanya insulator pada celah yang berasal dari gas campuran bahan bakar dan udara.

Tegangan yang terus naik akan mengubah struktur gas dan akan terionisasi dan merubah gas tersebut menjadi konduktor sehingga arus elektron dapat melewati celah. Pada saat tegangan sudah melebihi 20.000 volt dan arus elektron terus melewati celah, temperatur akan meningkat hingga 60.000 derajat celcius. Pada saat ini akan muncul spark atau bunga api yang akan memulai semua proses pembakaran.

Ciri Busi Bermasalah

Ciri busi bermasalah

Busi mobil yang bermasalah akan mengakibatkan mesin mobil tidak bekerja dengan optimal. Sebab bunga api yang dihasilkan busi tidak akan sempurna dan mengganggu pembakaran. Dalam kasus yang lebih parah, busi tidak akan dapat membuat bunga api yang imbasnya mesin mobil akan mogok.

Pada umumnya usia busi adalah sekitar 45.000 km atau bisa lebih pendek tergantung dari jenis busi yang digunakan. Nah, Supaya tidak terjebak dalam situasi yang tidak nyaman, ada baiknya pemilik mobil memperhatikan ciri busi mobil mulai bermasalah. Berikut ciri-cirinya:

  • Putaran mesin terasa tidak seperti biasa dan kurang halus.
  • Terasa getaran yang tidak biasa di dalam kabin.
  • Gas terasa lebih berat dari biasa.
  • Akselerasi mobil agak terhambat
  • Mobil terasa tersendat dan kadang terasa lonjakan mesin
  • Konsumsi bahan bakar akan lebih boros dari biasanya
  • Insulator berubah warna kuning kecoklatan atau hijau basah
  • Terdapat lapisan kuning pada busi
  • Terjadi perubahan warna pada busi (kecoklatan pertanda busi sudah aus, kuning atau kemerahan pertanda adanya pemanasan mobil yang berlebihan, gelap pertanda pembakaran mesin tidak sempurna).

Moladiners, itulah ulasan mengenai jenis busi mobil, cara kerja dan ciri busi bermasalah. Simak terus Moladin.com untuk informasi otomotif menarik lainnya.

Related posts

Ford Terpuruk di Eropa, Kehadirannya di GJAW 2024 Harus Penuh Gebrakan

Tingkatkan Kesadaran Keselamatan Berkendara Generasi Muda, Jasa Marga Selenggarakan Road Safety Rangers 2024

GJAW 2024 : Fakta Pabrikan Jepang “Sungkan” Lihat Gebrakan Mobil-mobil Baru Asal Cina?