Kapan Toyota Produksi Mobil Listrik di Indonesia? Ini Jawabannya

Toyota C+POD (tampak belakang), mobil listrik mungil yang bisa jadi saingan Wuling Air EV

Toyota produksi mobil listrik di Indonesia, tentu banyak yang menanti. Pasalnya beberapa kompetitor seperti Wuling dengan Air EV dan Hyundai lewat Ioniq 5 sudah melakukannya lebih dulu. Ditambah lagi, ini sejalan dengan komitmen Toyota yang mau berkontribusi dalam penurunan emisi C02.

Dengan membuat kendaraan berbasis baterai di Tanah Air, tentu menjadikan komitmen Toyota yang mau berkontribusi dalam penurunan emisi CO2 bisa terwujud. Pasalnya mobil listrik memang tidak memiliki emisi yang keluar dari knalpotnya.

Plus, banyak keuntungan yang konsumen dapat bila Toyota produksi mobil listrik di Indonesia. Sebut saja harga mobil listrik yang jadi lebih murah, kemudian ketersediaan suku cadang yang pastinya lebih terjamin.

Lalu kapan Toyota produksi mobil listrik di Indonesia? Apakah dalam waktu dekat Kemungkinannya tidak. Informasi ini kami dapat setelah melakukan kunjungan ke xEV Center Toyota

Mobil Bensin Juga Bisa Turunkan Emisi CO2

Toyota Agya Gen-2 pakai mesin 1.2 Liter dengan 3-Silinder yang lebih ramah lingkungan dibanding versi 4-silinder

Toyota sendiri memiliki pemahaman multi-pathway untuk bisa menurunkan emisi CO2 di Indonesia. Artinya bukan cuma dengan memproduksi mobil listrik, bahkan mobil bermesin bensin atau internal combution engine (ICE) bisa berperan mengurangi emisi CO2.

Salah satu cara mobil ICE bisa semakin ramah lingkungan dengan menambahkan fitur dual VVT-i agar pembakarannya sempurna, mengandalkan mesin kubikasi kecil yang pakai 3-silinder, hingga penggunaan teknologi hybrid.

Bicara mobil hybrid, ciri khasnya adalah mengombinasikan ICE dengan power control unit (PCU) inverter, dan baterai. Dengan mobil hybrid, pengurangan emisi CO2 bahkan bisa berkurang hingga 30% – 50%.

Khusus untuk mobil hybrid, Toyota sesungguhnya sudah memproduksinya secara lokal di Indonesia yaitu lewat Innova Zenix Hybrid. Ini adalah salah satu langkah nyata dari pabrikan berlogo T, ke depannya tentu bakal semakin banyak lagi mobil hybrid produksi dalam negeri.

Di xEV Center Toyota, dijelaskan bahwa pabrikan berlogo T secara global memiliki banyak produk yang bisa mengurangi emisi gas buang. Opsinya mulai dari mobil ICE, Hybrid, Plug-in Hybrid (PHEV), Battery Electric Vehicle (BEV), hingga Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV). Hanya saja, tidak semuanya dijual di Indonesia.

Kenapa harus lewat banyak produk, bukan cuma mobil listrik? Pasalnya Toyota percaya, perlu keterlibatan semua pihak untuk bisa mengurangi emisi gas buang.

Terlebih saat ini, harga mobil listrik terbilang masih sangat tinggi. Sebagai contoh Toyota bZ4X dijual Rp 1,19 miliar dan Lexus UX 300e Rp 1,4 miliaran.

Kalau cuma fokus di BEV, artinya kalangan menengah atas saja yang bisa membeli dan berkontribusi. Jadi dengan tetap memproduksi mobil ICE dan hybrid yang ramah lingkungan, sekaligus harganya terjangkau, menjadikan seluruh lapisan masyarakat bisa ikut serta mengurangi emisi CO2.

“Toyota tidak pernah memaksakan, tapi biarkan customer memilih, mampunya yang mana, maunya yang mana?,” kata Presenter xEV Center Toyota, Nathasya Natalia.

Toyota Produksi Mobil Listrik di Indonesia, Masih Lama!

Saat ini fokus Toyota masih produksi mobil hybrid secara lokal

Dengan strategi multi-pathway, fokusnya bukan lagi Toyota produksi mobil listrik di Indonesia, melainkan menurunkan CO2 dari hulu ke hilir. Tidak cuma fokus ke mobilnya, tapi juga proses produksinya.

Toyota telah menyiapkan siklus hidup kendaraan 3R (rebuild, reuse, recycle). Ini diwujudkan secara bertahap, mulai dari desain produk yang menggunakan bahan daur ulang, proses produksi dengan material ramah lingkungan, hingga proses daur ulang kendaraan.

Tantangannya adalah di bawah Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) terdapat lebih dari 1.400 industri komponen dalam negeri. Hal tersebut berarti, semuanya perlu diedukasi untuk bisa berkontribusi dalam skema 3R tersebut.

Maka kalau nanti Toyota produksi mobil listrik di Indonesia, unsur 3R ini harus lebih dulu tercipta. Kapan? Sepertinya masih lama, tapi arahnya memang ke sana. Jadi, sabar ya! Untuk informasi terbaru dan terlengkap seputar otomotif, pantau terus Moladin!

Related posts

GJAW 2024 : Fakta Pabrikan Jepang “Sungkan” Lihat Gebrakan Mobil-mobil Baru Asal Cina?

inDrive.Kurir Gelar Lomba Berhadiah Liburan ke Bali

Fakta Menarik Marselino Ferdinan, Pernah Dapat Bonus Mobil dari Klub Eropa