Kekurangan Honda BR-V – Crossover MPV andalan Mobil Honda ini menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat yang menginginkan sebuah mobil dengan daya tampung banyak, namun dengan desain yang gagah dan sporty.
Mobil yang pertama kali rilis di tahun 2015 ini, menawarkan sejumlah keunggulan yang mungkin bisa menjadi pertimbangan konsumen untuk membeli mobil ini. Namun sebelum itu, alangkah baiknya jika kamu juga mengetahui kekurangan seputar Honda BR-V.
Agar dikemudian hari kamu tidak menyesal telah membeli mobil ini. Pun begitu, Honda BR-V sejatinya tak kalah menarik jika dibandingkan dengan sejumlah kompetitornya yang dijajakan di Indonesia.
Lalu apa saja yang menjadi kekurangan Honda BR-V? Simak ulasan lengkapnya berikut ini:
1. Desainnya Tak Kunjung Mendapatkan Penyegaran Jadi Kekurangan Honda BR-V
Sejak pertama kali diluncurkan di tahun 2015 lalu, Honda BR-V tak kunjung mendapatkan penyegaran yang signifikan. Padahal di segmen crossover MPV kini, semakin banyak dihuni produk-produk terbaru, seperti Suzuki XL7 dan Mitsubishi Xpander Cross.
Kehadiran kedua produk itu, tentunya mengusik pasar Honda BR-V. Bila tak segera mendapatkan penyegaran, bukan tak mungkin konsumen bakal berpaling untuk meminang kompetitor.
Bicara desain, Honda BR-V pun tak berbanding jauh dengan Honda Mobilio. Sejumlah bagian malah cenderung serupa, pembedanya hanya sebatas penggunaan material saja. Serta penambahan sejumlah fitur seperti start/stop engine button, jok berbahan kulit, dan head unit yang lebih canggih.
Bila konsumen ingin membeli Honda BR-V, namun bujet minim. Mungkin saja bisa beralih ke Honda Mobilio. Karena dari sisi perawakan tak berbeda jauh, serta dari mesin pun mengusung basis yang sama.
Hanya yang membedakan dari tenaga yang dihasilkan, Honda BR-V lebih besar 2 dk. Dengan tenaga maksimal sebesar 118 dk.
2. Desain Kabin Tak Terlalu Istimewa
BR-V memiliki desain kabin yang cenderung biasa saja. Pihak pabrikan hanya menambahkan sedikit kosmetik, melalui sentuhan di trim, penambahan aksen-aksen saja. Secara garis besar Honda BR-V memiliki desain interior dengan dominasi kelir hitam yang dipadukan dengan merah.
Jika dibandingkan dengan sejumlah saudara-saudara terdekatnya, seperti Honda Brio dan Honda Mobilio. Bila diperhatikan tidaklah jauh berbeda, memang simple dan juga minimalis.
Tapi justru terkesan lebih terasa seperti sebuah low MPV. Meski begitu, jika dibandingkan dengan kompetitor cenderung lumayan baik.
3. Penerangan Dalam Kabin Minim Merupakan Kekurangan Honda BR-V
Ada satu hal yang mengganjal dari Honda BR-V, yang tentunya menjadi kekurangan dari mobil ini, yaitu penerangan kabin yang minim. Sama halnya seperti yang terjadi di Mobilio, pada tuas transmisi tidak diberi iluminasi atau penerangan.
Sejalan dengan itu, pada audio steering switch pun tidak ada pencahayaan. Kalau sudah gelap, sulit menentukan posisinya tanpa melihat secara langsung. Memang kalau transmisi masih bisa dilihat di cluster instrument. Namun alangkah baiknya, tetap ada penerangan.
4. Performa Kurang Responsif untuk Transmisi CVT
Banyak konsumen mengeluhkan, putaran bawah mesin Honda BR-V cenderung lemot, terlebih yang menggunakan transmisi CVT atau matik. Konsumen BR-V mengklaim, mesin kurang bertenaga ketika menghadapi jalan perbukitan.
“Tenaga kurang responsif di putaran bawah. Apalagi saat menghadapi jalan menanjak, seperti waktu itu saya bawa wisata ke Gunung Bromo. Yang di dominasi jalanan perbukitan,” ujar Adi Nugroho, seorang pemilik Honda BR-V kepada Moladin, Selasa (5/5/2020).
Kebetulan, tambah Adi, BR-V yang saya bertransmisi matik. Jadi saat menghadapi tanjakan itu, gas harus diinjak agak dalam, terus transmisi harus dipindahkan ke posisi S atau L. Tergantung dari kemiringan tanjakan yang dihadapi.
Di atas kertas Honda BR-V, memiliki tenaga yang cukup besar di kelasnya. Dengan tenaga sebesar 118 dk dengan torsi 145 Nm. Mesin 1.5 liter i-VTEC Honda BR-V nampaknya lebih menyasar kepada konsumsi bahan bakar yang efisien.
Selain itu, keluhan seputar tenaga yang kurang responsif. Kemungkinan karena Honda BR-V menggunakan penggerak roda depan atau front wheel drive (FWD). Sistem ini memang diketahui, kurang bersahabat menghadapi medan jalan menanjak dan perbukitan.
5. Harga Jual Merosot Tajam
Kekurangan Honda BR-V lainnya, berdasarkan penelusuran Moladin dari komunitas Honda BR-V, yakni Indonesia BRaVer Community (INVERNITY). Harga jual kembali mobil ini, cenderung merosot tajam.
“Awalnya ada niat ganti, tapi pas coba ditawar-tawarin depresiasi harganya jauh banget. Jadinya sampai sekarang nggak ganti-ganti, mending di pakai saja,” imbuh Adi.
Adi juga menambahkan, “Waktu itu sempat ditawar pedagang, kebetulan Honda BR-V saya varian E CVT. Ditawarnya lumayan nyakitin, hanya Rp 170 juta saja,” pungkasnya.
Jika berangkat dari penelusuran Moladin di sejumlah situs jual beli mobil bekas. Honda BR-V bekas dijual dengan rentang harga Rp 160 juta hingga Rp 190 juta. Dengan rentang tahun 2016-2018.
Baca juga: