5 Kekurangan Suzuki Ertiga Hybrid, Harus Tahu!

Meski jadi LMPV hybrid pertama buatan lokal, bukan berarti kekurangan Suzuki Ertiga Hybrid tidak ada. Jika kamu cek secara detail, mobil pabrikan berlogo S ini sesungguhnya tidak beda jauh dibanding model lama atau yang tanpa hybrid.

Hal tersebut wajar, karena memang basis Ertiga Hybrid adalah Ertiga generasi kedua. Alhasil kekurangan-kekurangan di Ertiga lama masih banyak yang terbawa hingga sekarang.

Contohnya dari sisi keselamatan, masih mengandalkan dua airbag untuk pengemudi dan penumpang depan. Kemudian head rest tengah di bangku baris kedua, tidak ada. Ertiga Hybrid juga belum memiliki fitur seperti rem elektrik, charger smartphone untuk penumpang baris ketiga, hingga lampu depan LED.

Walau demikian, bukan berarti kelebihan Ertiga Hybrid terbaru tidak ada. Suzukisudah memberi tambahan fitur seperti kehadiran cruise control, idling stop system, hingga panel instrumen kombinasi analog dan digital. Usaha yang patut diapresiasi, meski tidak menyeluruh.

Ingin tahu lebih detail soal kekurangan Suzuki Ertiga Hybrid? Berikut kami beberkan lengkap lima daftarnya:

1. Fitur Keselematan Kalah dari Kompetitor

Ertiga Hybrid cuma memiliki dua airbag

Kekurangan Suzuki Ertiga Hybrid yang pertama adalah sistem keselamatannya. Fitur seperti anti-lock braking system (ABS), electronic stability programme (ESP), electronic brake force distribution (EBD), dan hill hold control (HHC) memang sudah ada. Hanya saja, kompetitor juga sudah memilikinya.

Lalu Ertiga Hybrid cuma punya dua airbag untuk penumpang dan pengemudi di depan. Sementara Toyota Avanza dan Veloz sudah pakai 6-airbag.

Plus di MPV berlogo T hadir Toyota Safety Sense (TSS). Di dalamnya terintegrasi berbagai fitur keselamatan aktif yang bisa mencegah terjadinya kecelakaan selama berkendara. Teknologi serupa pun hadir di Daihatsu dengan nama Advanced Safety Assist (A.S.A.). Nah teknologi keselamatan istimewa tersebut belum dipunya oleh Suzuki Ertiga versi hibrida.

2. Tidak Ada Head Rest Tengah, Bukan 7-Seater Sebenarnya

Fungsi head rest untuk mencegah resiko cedera kepala saat terjadi kecelakaan

Selanjutnya yang jadi kekurangan Suzki Ertiga Hybrid adalah tidak memiliki head rest tengah di bangku baris kedua. Ini terlihat sepele, tapi sungguh menjadikannya bukan MPV 7-seater sebenarnya.

Bagaiamana tidak? Tanpa head rest tengah, artinya penumpang yang duduk di sana akan merasa tidak nyaman karena kepalanya tidak tertopang sempurna. Ditambah lagi, tanpa head rest bisa timbul resiko cedera kepala parah saat terjadi kecelakaan.

Coba bandingkan dengan kompetitor seperti Mitsubishi Xpander, Toyota Avanza, dan Toyota Veloz. Semua mobil itu sudah dilengkapi dengan head rest tengah, sehingga totalnya di kabin ada 7-head rest.

3. Rem Parkir Masih Model Tarik Alias Belum Elektrik

Ertiga terbaru versi hybrid masih mengandalkan rem parkir model tarik

Sebagai mobil hybrid, harusnya Ertiga terbaru ini tampak modern luar dalam. Walau demikian ternyata perihal rem parkir saja masih model tarik.

Bandingkan dengan MPV lain seperti Mitsubishi Xpander dan Toyota Veloz yang sudah pakai elektrik. Alhasil kompetitor tampak modern, sementara Ertiga terbaru versi hybrid malah kelihatan jadul.

4. Charger Smartphone Tidak Sampai Baris Ketiga

Ertiga tidak memiliki charger smartphone di bangku baris ketiga

Kekuangan Suzuki Ertiga terbaru versi hybrid adalah di fitur charger smartphone. Bukan tidak ada, tapi kurang banyak.

Suzuki cuma memberi USB port di bangku baris pertama. Lalu bangku baris kedua pakai power outlet, jadi harus manfaatkan konverter untuk bisa isi baterai smartphone sepanjang perjalanan.

Lebih parahnya lagi, di bangku baris ketiga Ertiga Hybrid tidak ada power outlet sama sekali. Ini pantas disebut sebagai kekurangan, lantaran kompetitor seperti Toyota Avanza, Toyota Veloz, Mitsubishi Xpander, dan Daihatsu Xenia sudah memilikinya.

5. Lampu Depan Belum LED

Lampu depan Ertiga terbaru masih mengandalkan halogen proyektor

Terakhir yang jadi kekurangan Suzuki Ertiga Hybrid adalah fitur lampu depan belum LED. Entah kenapa pabrikan berlogo S masih setia pakai jenis halogen dengan proyektor, sedangkan kompetitor sudah banyak yang ganti lampu LED.

Memang halogen lebih murah bila terjadi kerusakan dibanding LED. Hanya saja kalau bicara daya tahan lampu dan kestabilan listrik, LED pastilah lebih unggul.

Kehadiran lampu LED juga bisa membuat tampilan mobil semakin modern. Cukup aneh, ketika Ertiga Hybrid justru masih mengandalkan lampu depan halogen.

Mungkin saja minimnya fitur-fitur yang ada di Ertiga terbaru versi hybrid dibuat untuk menekan harga jualnya. Pasalnya saat ini Ertiga masih menjadi salah satu LMPV paling terjangkau di Indonesia. Banderolnya mulai Rp 270,3 juta (OTR Jakarta) untuk varian GX MT. Sementara varian termahal atau SS AT Rp 292,3 juta (OTR Jakarta).

Itulah tadi bahasan lengkap soal kekurangan Suzuki Ertiga Hybrid. Untuk informasi terbaru dan terlengkap seputar otomotif, pantau terus Moladin!

Related posts

Tingkatkan Kesadaran Keselamatan Berkendara Generasi Muda, Jasa Marga Selenggarakan Road Safety Rangers 2024

GJAW 2024 : Fakta Pabrikan Jepang “Sungkan” Lihat Gebrakan Mobil-mobil Baru Asal Cina?

inDrive.Kurir Gelar Lomba Berhadiah Liburan ke Bali