Kesempatan menguji performa Wuling Cloud EV rute Jakarta-Bogor-Jakarta kami optimalkan untuk mengetahui sejauhmana kenyamanan yang ditawarkannya. Ini dia kelebihan dan kekurangan Wuling Cloud EV dipakai rute menengah hingga jauh.
Pada sesi media tes drive ini tim Moladin pertama-tama mengambil posisi sebagai penumpang. Lalu pada saat perjalanan pulang, barulah kami ambil posisi duduk di balik kemudi.
Dengan memposisikan diri sebagai pengumudi dan penumpang, kami semakin memahami karakteristik dari mobil listrik ketiga Wuling ini. Sehingga bisa memperlengkapi ulasan kami sebelumnya terkait kelebihan dan kekurang Wuling Cloud EV yang dijual seharga Rp 398 juta.
Kelebihan Wuling Cloud EV
1. Posisi Duduk Ergonomis
Duduk di balik kemudi Wuling Cloud EV, tim Moladin cukup mendapatkan posisi berkendara yang nyaman. Jok terasa ergonomis menopang tubuh bagian belakang dan dengan pengaturan kedua jok depan full elektris yang memudahkan.
Jok ini selain empuk juga bikin rileks selama di perjalanan dan membuat tidak cepat pegal. Walau sedikit catatan pada jok belakang penampang jok agak kurang panjang menopang paha bagian bawah.
2. Performa Apik dan Lebih Kuat Nanjak
Pengetesan menggunakan Wuling Cloud EV dari Jakarta menuju Bogor rasanya cukup membuktikan performa mantap mobil ini. Terbukti saat melaju di jalan tol dengan model terberingasnya, Sport, laju mobil ini terasa begitu instan dan smooth mengikuti bukaan gas.
Tidak susah menggapai kecepatan maksimal 125 km/jam meski bobot penumpang full 4 orang dewasa. Termasuk saat melibas tanjakan yang cukup terjal menuju area paintball di Gunung Pancar. Mobil ini bisa menanjak dengan leluasa tanpa kekurangan daya.
Hal ini tentu berbeda jika dibandingkan dengan kemampuan kakaknya Bingou EV saat kami tes dulu. Dengan mode berkendara Sport, Bingou EV agak kesusahan menaklukkan tanjakan dan baru bisa optimal naik dengan mengandalkan momentum.
3. Fitur ADAS Mudah Dioperasikan
Salah satu nilai penting yang diberikan Wuling Cloud EV ialah kelengkapan fitur keselamatan modern. Fitur ADAS (Advanced Driver Assistance System) mudah digunakan misalnya untuk aktivasi Adaptive Cruise Control, Lane Recognition, Safe Distance & Braking Assistance, dan Automatic Light dengan 4 level pengaturan.
Salah satunya kami rasakan ketika menggunakan fitur Adaptive Cruise Control di tol Jagorawi. Cukup dengan menekan tuas transmisi ke bawah sebanyak dua kali maka mobil bisa melaju tanpa perlu menginjak tuas gas. Laju Cloud EV juga bisa terkoreksi lebih melambat jika jarak mobil di depan semakin dekat dan perlahan bergerak kian cepat saat jarak mobil di depan menjauh.
Anda juga bisa mengatur lajunya lebih advanced memaksimalkan Intelligent Driving Assist (IDA) dengan menahan tombol selama 0,8 detik yang terdapat di swith setir sebelah kiri.
4. Konsumsi Listrik Bisa Dioptimalkan
Beberapa langkah penghematan energi listrik juga bisa dimaksimalkan saat Anda nyetir Cloud EV. Salah satu langkahnya ialah dengan memaksimalkan fitur Energy Recovery Mode atau Regenerative Braking.
Fitur ini memberikan pilihan bagi pengemudi untuk mengontrol jumlah tenaga yang dihasilkan saat pengereman dan meluncurnya kendaraan. Bisa dipilih dalam mode Weak Recovery, Standard Recovery dan Strong Recovery.
Tidak hanya itu pengemudi juga bisa memilih efisiensi listrik dengan memilih mode berkendara Eco+ yang akan membatasi kecepatan maksimum mentok di 80 km/jam.
Kekurangan Wuling Cloud EV
1. Feel Setir Tidak Riil
Dengan banyaknya atensi komputer yang mempermudah selama Anda melaju di sepanjang perjalanan dengan Wuling Cloud EV, tentu ada beberapa imbas kurang oke. Satu hal yang kami rasakan ialah feel setir yang tidak riil.
Kami merasakan putaran setir terlalu enteng dan tidak riil sehingga mengurangi kecekatan saat bermanuver. Terlebih saat melaju di kecepatan agak tinggi di 100-120 km/jam, perlu ekstra hati-hati menjaga putaran setir karena handling Cloud EV juga terasa cukup limbung saat melibas tikungan.
2. Fitur Berlebih Malah Mubazir
Berbagai fitur dituang melimpah pada Wuling Cloud EV. Sebut saja, Wireless Charger, USB Port dengan kemampuan Fast Charging 20W, aplikasi audio dengan 6 speaker, hingga yang paling modern fitur Wuling Indonesian Command (WIND).
Nah fitur terakhirpun memungkinkan penggunanya untuk membuka bagasi hanya dengan perintah suara. Berdalih sebagai unique selling point (USP) dari Cloud EV, kami cenderung melihat ini sebagai hal yang berlebihan.
Karena proses buka bagasi ini juga bisa dilakukan cukup dengan mendekatkan kunci ke area tuas bagasi belakang. Hingga memencet 2 tombol yang tersedia di Head Unit. Ya ada dua tombol yang bisa dipencet untuk aktivasi fungsi yang sama.
3. Area Pengecasan Baterai Terbatas
Soket charging Wuling Cloud EV masih sama seperti dua saudaranya yakni pakai spesifikasi konektor GB/T baik untuk AC charger atau DC charger.
Yang jadi kendala saat ini ialah konektor GB/T ini, membuat konsumen terbatas saat melakukan charging di rute perjalanan Jarak jauh misalnya di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Lantaran mayoritas SPKLU yang ada di Indonesia pakai CCS2. Dampaknya, pengecasan DC hanya bisa dilakukan di SPKLU yang sudah mendukung soket DC GB/T saja yang totalnya kini baru tersebar di 16 lokasi. Meski hingga akhir tahun Wuling mengklaim siap menambahkan jumlahnya menjadi 50 titik pengisian listrik DC GB/T.
Simak terus Moladin.com & channel Google News Moladin untuk informasi otomotif menarik lainnya.