Kelebihan dan kekurangan beli mobil Eropa bekas kira-kira apa ya? Karena pada dasarnya, tidak sedikit calon pengguna yang penasaran untuk meminang mobil bekas yang memiliki merek asal Benua Biru tersebut.
Ciri-ciri mobil bekas merek Eropa, umumnya meski tahun tua (90an), bodynya masih kokoh, interiornya masih rapih, dan kenyamanannya di atas rata-rata mobil Jepang.
Ada teman beropini, katanya kalau sudah lama pakai mobil Eropa, pakai mobil lain jadi tidak enak. Benar tidak sih?
Hal itu dialami juga Rendy, pekerja kantoran di bilangan Pancoran Jakarta Selatan. Sejak duduk di bangku SMA atau 20 tahun silam, dia sudah menggunakan mobil BMW Seri 3 lungsuran dari ayahnya.
“Sekarang gue pakai BMW yang lebih mudaan, tapi sebelumnya gue juga pernah coba pakai mobil Jepang, bahkan harganya lebih mahal dari mobil gue sekarang, tapi jadi kerasa gak pede aja. Gak pedenya, terutama masalah safety ya,” kata Rendy.
Menurutnya mungkin hal itu hanya perasaannya saja yang sudah dari kecil dijejali keluarganya dengan kendaraan-kendaraan asal Eropa. Nah supaya kamu tidak penasaran, kami coba rangkum terkait kelebihan dan kekurangan beli mobil Eropa bekas secara umum.
Tentunya bahasan ini bisa saja kamu gunakan sebagai refrensi, sebelum menentukan membeli mobil bekas merek Eropa.
Kelebihan Mobil Eropa Bekas
1. Kenyamanan Suspensi dan Handling Mantap
Dalam membahas kelebihan dan kekurangan beli mobil Eropa bekas, fokus pertama ke keunggulannya terlebih dulu. Salah satu yang banyak ditaksi orang, mobil Eropa terkenal memiliki handling yang mantap. Selain kerena dibekali dengan sistem suspensi berkualitas, mobil bekas Eropa tahun 1990-an khususnya kebanyakan menganut sistem gerak RWD atau AWD.
Sistem penggerak belakang (RWD) pun mampu memberikan traksi baik saat kendaraan dimuati beban berat. Selain itu, posisi mesin di depan diyakini mampu melindungi pengemudi dan penumpang saat terjadi benturan dari depan.
Kelebihan lain dari konfigurasi ini adalah karakter yang dihasilkan cenderung lebih halus dibanding penggerak depan. Itu sebabnya pilihan ini masih digunakan mobil-mobil mewah yang mengutamakan kenyamanan dan kehalusan.
Selain itu, jauh sebelum fitur Dynamic Stability atau Traction Control digunakan pada mobil-mobil Jepang saat ini, mobil Eropa sudah mengadopsinya sejak tahun 1995 ke atas.
2. Desain Timeless
Untuk masalah desain, terutama eksterior, mobil eropa memiliki desain yang lebih menarik di banding mobil-mobil keluaran Jepang. Desain-desain mobil Eropa kebanyakan tidak lekang jaman.
Lihat saja Mercedes-Benz dan BMW misalnya, bandingkan dengan sedan sekelasnya Honda di tahun yang sama. Selain itu desain mobil Eropa sepertinya didesain dengan konstruksi yang kuat dan lebih rigid.
3. Mesin Bertenaga
Mobil Eropa umumnya memiliki mesin yang halus dan bertenaga. Mobil-mobil Eropa juga menjadi pelopor penggunaan mesin kecil turbo yang kini sedang tren penggunaannya pada kendaraan Jepang.
Mobil eropa seperti BMW, Audi, dan Mercedez Benz dikenal memiliki tenaga mesin yang lebih besar dibandingkan mobil Jepang. Mobil eropa sering dibekali dengan sistem turbocharger yang mendongkrak tenaga dan efisiensi mesinnya.
Misalnya BMW seri 3, Audi A4, Mercedes Benz C250 memiliki turbo sedangkan kebanyakan mobil Jepang di kelas yang sama seperti Toyota Camry atau Mazda 6 tidak dibekali sistem turbocharger.
Bahkan pada mobil Volvo yang sudah berumur seperti Volvo 740, 940, 960 sudah dibekali sistem turbocharger yang menghasilkan tenaga sebesar 152 – 162 hp.
4. Sistem Keselamatan Mumpuni
Coba perhatikan, brand-brand mobil Eropa jarang memangkas fitur Air Bag pada kendaraannya. Berbeda dengan mobil Jepang, yang tidak segan-segan memangkas fitur keselamatan Airbag untuk jadi pembeda antara satu type mobil dengan type lainnya.
Mobil eropa dilengkapi dengan berbagai macam sensor dan teknologi untuk menjamin keamanan penumpangnya. Diantaranya DSC/ DCT, ABS, sensor tekanan udara ban, sensor tabrakan (crash sensor), brake assist, traffic sign assist, dan lainnya.
Kemampuan pengereman pada mobil Eropa umumnya jauh lebih baik dibanding pada mobil Jepang.
5. Harganya Murah
Untuk mendapatkan segala kemewahan mobil Eropa bekas kamu tidak perlu merogoh kocek yang sangat dalam. Dengan uang Rp 50 juta saja kamu sudah bisa meminang sedan Mercedes-Benz tahun 2000-an ke bawah.
Menarik bukan? Apakah kamu jadi tertarik beli mobil Eropa bekas?
Kekurangan Mobil Eropa Bekas
1. Mesin Rumit
Bicara kelebihan dan kekurangan beli mobil Eropa bekas, kali ini bahasannya soal kelemahan. Salah satu yang banyak jadi keluhan adalah desain mesin mobil Eropa umumnya lebih rumit dibanding mobil Jepang. Bisa diurut mulai dari sistem mesinnya, wiring, elektronik, interior, belum lagi urusan sensor-sensor lainnya.
Hal inilah yang membuat mobil Eropa lebih sulit dirawat dibanding mobil Jepang. Pasalnya mobil Jepang umumnya memiliki sistem dan kelistrikaan lebih sederhana, apalagi yang keluaran tahun lama.
“Misalnya untuk mengerjakan hal kecil saja seperti mengganti thermostat, dibutuhkan pengerjaan lebih lama dibanding mobil Jepang. Selain itu ada juga sparepart bermasalah misalnya yang jika mau diganti harus membongkar banyak parts lainnya,” kata Putra Putra mekanik sekaligus pemilik bengkel di bilangan Otista Jakarta Timur.
2. Konsumsi BBM Boros
Umumnya mobil Eropa memiliki konsumsi bahan bakar yang lebih boros dibandingkan mobil Jepang. Hal ini karena tenaga mesin yang besar serta layout RWD atau AWD pada mobil Eropa membuat konsumsi bahan bakar pun lebih boros.
Selain itu bobot kendaraan mobil Eropa umumnya lebih berat dibanding mobil Jepang, hal ini juga mempengaruhi kepada konsumsi bahan bakar kendaraan.
Kapasitas mesin yang biasanya besar, di atas 2.000 cc juga menjadi penyebab konsumsi BBM mobil Eropa bekas, boros!
3. Sparepart Kadang Langka
Kekurangan lainnya dalam membeli mobil Eropa bekas adalah ketersediaan sparpart. terutama untuk mobil-mobil Eropa retro yang dahulu masuk secara build up ke tanah air. Misal Audi, beberapa model Peugeot, dan sebagainya.
Yang membuat spartpart terasa langka lainnya adalah karena bengkel resmi mobil Eropa jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan bengkel resmi mobil Jepang.
Jadi ketika ada kerusakan dan membutuhkan penggantian suku cadang, pemilik mobil Eropa harus bersabar untuk memesan atau indent terlebih dahulu suku cadang yang dibutuhkan.
Belum lagi, karena jarang ada harganya tentu juga mahal. Mau beli KW juga tidak ada yang buat.
4. Bengkel Spesialis Jarang
Untuk kamu yang tinggal di kota seperti Jakarta mungkin tidak susah untuk menemukan bengkel spesialis mobil Eropa sekelas VW atau Audi sekalipun. Namun jika sudah masuk ke daerah tentu hal ini akan menjadi sulit.
Karena memilih bengkel untuk perbaikan mobil Eropa tidak semudah menemukan bengkel untuk mobil Jepang. Mengingat ada bagian-bagian dan fungsi-fungsi yang berbeda dengan mobil Jepang serta rumitnya sistem kelistrikan, sensor-sensor serta struktur mesin mobil Eropa.
Salah perbaikan sedikit saja bisa merembet pada kerusakan yang lain jika salah penanganan.
Demikian ulasan terkait kelebihan dan kekurangan beli mobil Eropa bekas Eropa. Simak terus Moladin.com untuk update berita terbaru otomotif.