Dalam industri mobil listrik, peran baterai Lithium Iron Phosphate (LFP) dan Nickel Manganese Cobalt (NMC) sangatlah penting. Kedua dua jenis baterai ini ibarat jantung bagi mobil listrik yang makin masif ditawarkan di pasar otomotif Indonesia.
Secara umum, baterai (LFP) dan NMC memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing.
Dapat dipahami dengan sederhana bahwa baterai LFP mengorbankan kinerja lebih rendah demi keselamatan tinggi dan umur layanan yang panjang. Sementara baterai NMC memberikan kinerja tinggi namun cenderung mengorbankan sebagian keamanan dan umur layanan.
Untuk lebih lengkapnya, mari kita telusuri perbandingan kelebihan dan kekurangan antara Baterai LFP dan NMC.
Pengertian baterai LFP
Baterai LFP terdiri dari katoda yang terbuat dari lithium iron phosphate (LiFePO4), anoda yang terdiri dari karbon, dan elektrolit yang menghantarkan ion litium.
Struktur kimia LiFePO4 memberikan tingkat stabilitas termal dan kimia yang tinggi, mengurangi risiko overheating atau pembakaran.
Mengacu pada laman Batteryfins, dikutip 25 Januari 2024, dikatakan baterai LFP menawarkan masa pakai siklus yang panjang, biasanya melebihi 2.000 siklus, menjadikannya pilihan yang tahan lama untuk berbagai aplikasi.
LFP memiliki kepadatan energi yang lebih rendah dibandingkan baterai NMC. Artinya jika berat baterai sama antara LFP dan NMC, maka baterai LFP menampung lebih sedikit energi dibanding baterai NMC.
Otomatis mobil dengan baterai LFP akan lebih berat dibanding NMC jika menggunakan daya yang sama. Kecuali jika pabrikan melakukan penyesuaian pada struktur rangka, body dan interior mobil.
Beberapa penelitian juga menyebut baterai LFP dikenal karena kinerjanya yang sangat baik dalam suhu ekstrem. Baterai LFP dianggap ramah lingkungan karena bahan baku mereka yang tidak beracun dan melimpah.
Selain itu komponen besi dan fosfat yang dibutuhkan untuk membuat batarai LFP tersedia secara melimpah dan mudah didaur ulang.
LFP tidak mengandung kobalt, bahan yang sering dikaitkan dengan masalah lingkungan. Baterai LFP umum digunakan dalam peralatan listrik, bus listrik, juga media penyimpanan energi.
Pengetian baterai NMC
Sedangkan baterai NMC banyak digunakan dalam berbagai elektronik portabel dan kendaraan listrik.
NMC dikenal karena kepadatan energi tinggi, yang memungkinkan solusi penyimpanan energi yang kompak dan efisien.
Baterai NMC menggunakan katoda yang terbuat dari campuran nikel (Ni), mangan (Mn), dan kobalt (Co), yang bervariasi dalam komposisi tergantung pada varian NMC tertentu (misalnya, NMC 111, NMC 532, NMC 811).
Penggunaan kobalt dalam baterai NMC, sementara meningkatkan kepadatan energi, inilah yang menjadi sumber isu lingkungan penambangan kobalt yang berbahaya bagi sekitar.
Baterai NMC banyak digunakan dalam kendaraan listrik, laptop, smartphone, dan berbagai elektronik konsumen di mana ukuran kompak dan kepadatan energi tinggi sangat penting.
Perbandingan Baterai LFP VS NMC
Setelah mengetahui komposisi baterai LFP dan NMC, berikut perbandingan keduanya dari berbagai aspek:
LFP lebih aman, tidak mudah terbakar
Pada aspkek keselamatan, baterai LFP memiliki reputasi keamanan dan stabilitas termal yang superior berkat struktur kimianya yang kokoh LiFePO4.
Sifat LFP yang lebih tahan panas dan tidak mudah menjadikannya pilihan yang sangat baik untuk aplikasi di mana aspek keselamatan sangat penting.
Baterai NMC, meskipun umumnya aman, tidak se-stabil secara termal seperti baterai LFP.
Jika kendaraan menggunakan baterai jenis ini, harus memiliki sistem manajemen termal yang baik, untuk mencegah overheating dan memastikan keselamatan.
Usia pakai LFP lebih lama
Baterai LFP menawarkan siklus pakai yang lebih lama. Sedangkan baterai NMC, meskipun masa pakainya tidak sepanjang baterai LFP, tetap memberikan masa pakai yang baik.
Terlebih pada kendaraan seperti mobil listrik.
NMC lebih ringan
Hal ini karena baterai NMC memiliki kepadatan energi yang lebih tinggi, memungkinkan desain yang kompak dan ringan dalam elektronik portabel dan kendaraan listrik.
Baterai LFP umumnya lebih efisien dalam hal biaya per siklus, menjadikannya menarik untuk aplikasi di mana efisiensi biaya jangka panjang penting.
Baterai NMC, dengan kepadatan energi yang lebih tinggi, cenderung lebih mahal.
Namun, kinerja dan ukuran yang kompak membuatnya efektif biaya dalam aplikasi di mana batasan ruang dan berat penting.
Baterai LFP dikenal karena keselamatan dan masa pakai siklus yang panjang, membuatnya cocok untuk penyimpanan energi stasioner dan bus listrik.
Baterai NMC, di sisi lain, menawarkan kepadatan energi tinggi, menjadikannya pilihan yang diutamakan untuk kendaraan listrik dan elektronik konsumen.
Karena dalam upaya menuju masa depan energi yang berkelanjutan, pilihan antara dua kimia baterai ini memainkan peran penting dalam membentuk perjalanan kita menuju solusi energi yang lebih bersih dan efisien.
Pabrikan jika mau produksi yang lebih ramah lingkungan serta aman untuk konsumen dan keturunnanya pasti menggunakan baterai LFP, namun jika ingin lebih mudah mengembangkan kendaraan karena baterai bisa dibuat lebih ringkas dan energi yang tersimpan besar baterai NMC pasti dipilih.
Demikian ulasan perbandingan baterai LFP dan NMC. Simak terus Moladin.com untuk update berita terbaru seputar otomotif.