Masih banyak konsumen yang kerap bertanya mengenai kelemahan Grand Livina matic. Ketika memutuskan ingin membeli multi purpose vehicle (MPV) andalan Nissan tersebut.
Hal ini tentunya bukan tanpa alasan, mengingat setiap kendaraan tentunya ingin digunakan dalam kurun waktu yang panjang. Mengacu dari sejumlah sumber terkait kelemahan Grand Livina matic.
Ada beberapa hal yang setidaknya perlu kamu ketahui, sebelum akhirnya memutuskan untuk meminang mobil yang satu ini. Seperti diketahui, Nissan Grand Livina merupakan salah satu produk MPV yang cukup diminati di Tanah Air.
Sejak pertama kemunculannya di tahun 2006, mobil ini kerap menjadi banyak pilihan bagi masyarakat di Indonesia. Meski harganya cenderung lebih tinggi, jika dibandingkan dengan mobil sejuta umat, Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia.
Berdasarkan keterangan para pengguna, mobil ini sejatinya cukup nyaman dan efisien untuk sekelas mobil keluarga. Hal ini yang tentunya membuat Grand Livina masih cukup digandrungi meski dalam kondisi bekas.
Sebelum resmi membeli, masih banyak masyarakat yang masih ragu. Ketika hendak ingin membeli produk yang satu ini. Terlebih ada sejumlah kelemahan Grand Livina matic yang kerap dikeluhkan pengguna.
Gerry Ramon, salah seorang pengguna Nissan Grand Livina menjelaskan, setelah pemakaian kurang lebih 6 tahun. Ada sejumlah kekurangan yang kerap dirasakan, khususnya terkait suku cadang yang sulit.
“Dari pengalaman saya punya Grand Livina, yang agak sedikit mengganggu adalah suku cadang yang cenderung mahal. Kadang ada suku cadang yang sulit didapat, jadi perlu menunggu lagi,” ujarnya kepada Moladin, Selasa (25/8/2020).
Pun begitu, Gerry mengaku, bahwa harga suku cadang yang mahal tersebut sebanding dengan masa pemakaian. “Harga memang lebih mahal mungkin dari produk lainnya, tapi yang saya rasakan suku cadangnya itu cukup awet.”
Kelemahan Grand Livina Matic, Mesin dan Transmisi Lemot
Meski tergolong nyaman, namun mengacu pada kelemahan Grand Livina matic. Keluhan yang kerap terlontar dari pemilik adalah transmisi matic yang cenderung lemot ketika bertemu jalan perbukitan.
“Pengalaman saya pakai Grand Livina SV matic itu transmisinya lemot. Apalagi kalau menemui jalan yang menanjak, seperti jalur perbukitan,” jelas Gerry.
Lebih jauh Gerry pun sempat membagikan pengalamannya terkait kelemahan Grand Livina matic kesayangannya itu. Ketika diajak berpetualang ke Dieng, Wonosobo.
“Waktu itu sempat dibawa ke Dieng, dengan jalanan yang lumayan berliku dan didominasi tanjakan yang lumayan curam. Mobil terasa hampir nggak nanjak,” katanya.
Saat itu, tambah Gerry, saya putuskan pakai gigi paling rendah, dan gas harus diinjak dalam-dalam agar mobil mau naik. Padahal muatan hanya 4 orang, agak sedikit menegangkan dan untungnya tetap bisa sampai.
“Kelemahan Grand Livina matic yang pernah saya rasakan ya saat diajak ke jalur perbukitan. Yah, lumayan buat jantung berdebar. Karena mesin juga sudah ‘teriak’ padahal pakai gigi paling rendah,” beber Gerry.
Bicara mengenai kelemahan Grand Livina matic, ada sejumlah kekurangan lainnya yang ditemui oleh para pengguna. Salah satunya permasalahan terkait kaki-kaki depan yang cenderung lemah.
Komponen yang Sering Jadi Kelemahan Grand Livina Matic
Berbicara mengenai kelemahan Grand Livina matic lainnya, terletak pada sejumlah komponen yang diklaim cukup lemah. Penggunaan teknologi yang lebih canggih, seperti penggunaan sensor pedal gas, intake udara, sensor coil atau lainnya terkadang sering kali mengalami kendala.
Tak hanya itu saja, kendala lainnya yang biasa ditemui yakni kaki – kaki depan Grand Livina yang kerap mengalami kendala.
“Kelemahan Grand Livina matic itu biasanya muncul suara ‘ngelitik’ pada mesin, yang berdampak pada kurangnya tenaga pada mesin. Hal itu sering terjadi pada varian matic, yang pada mobil umumnya masalah tersebut sering kali terjadi pada mobil bertransmisi manual,” jelas Syarifudin, Mekanik Fifa Motor spesialis Nissan Datsun.
Memperbaiki Kelemahan Grand Livina Matic
Pertanyaan yang mungkin menghampiri pikiran kalian, tentunya bagaimana memperbaiki kelemahan Grand Livina matic. Perlu diketahui, untuk proses perbaikan kendala tersebut tidak membutuhkan biaya yang mahal termasuk penggantian suku cadang.
Menghadapi masalah seperti ini, pemilik bisa mendapatkan biaya yang lebih murah, dan terjangkau. Biasanya masalah yang sering terjadi timbul getaran mesin tidak stabil, ini terjadi karena menumpuknya karbon pada ruang bakar mesin. Selain itu sensor intake yang tertutup dengan karbon.
Dengan biaya minimal mobil akan kembali normal seperti sediakala. Pengerjaan yang dilakukan dengan membersihkan ruang bakar mesin, sensor intake, serta thortle body.
Untuk mengembalikan kondisi getaran mesin menjadi normal kembali. Pemilik sekaligus pengguna cukup menyiapkan kocek sebesar Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu.
Umumnya jika pengerjaannya di bengkel resmi, untuk mengembalikan kondisi getaran mesin seperti semula. Biayanya sekitar Rp 700 ribu hingga Rp 800 ribuan.
Sedangkan bila ada masalah dengan penggantian suku cadang pada kaki–kaki Grand Livina, mencapai Rp 3 juta sampai dengan Rp 4 juta. Bila pengerjaan dilakukan di bengkel resmi, biayanya sekitar Rp 7 juta hingga Rp 10 jutaan.
Penggantian tersebut meliputi bushing, ball joint, teroad, shockbreaker, komponen di dalam rack steer, dll. Pertanyaan mengapa biayanya lebih murah?
Pasalnya di bengkel Fifa Motor tidak dikenakan biaya administrasi, maupun pajak perusahaan. Dengan begitu harga yang dikeluarkan juga cenderung lebih terjangkau.
Kekurangan Lainnya Dari Grand Livina
Masih membahas mengenai kelemahan Grand Livina matic, yang kerap banyak dikeluhkan pengguna adalah ground clearance yang rendah. Dampaknya tentunya dapat mengurangi kenyamanan ketika berkendara.
Seperti diketahui, kondisi jalan di Indonesia sangat beragam dan berlubang. Berbekal ground clearance yang tinggi tentunya menjadi syarat penting ketika memilih mobil jenis MPV.
Pasalnya, mobil jenis ini kerap memiliki daya jelajah yang lebih baik dan bisa diajak menerjang genangan air yang kerap dihadapi ketika memasuki musim penghujan. Ground clearance Grand Livina hanya 175 mm.
Apabila dibandingkan dengan kompetitor seperti Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia punya ground clearance lebih tinggi, yakni 200 mm. Sementara Mitsubishi Xpander mencapai 205 mm.
Masih membahas mengenai kelemahan Grand Livina matic maupun manual. Mobil ini tidak dilengkapi dengan AC double blower.
Fitur ini sebetulnya bukan membuat kabin menjadi tak dingin. Karena embusan angin dari kabin bagian depan lambat laun pasti sampai ke penumpang di kursi baris ketiganya sekalipun.
Hanya saja, memang penumpang depannya lebih cepat merasakan hawa dingin. Bila dibandingkan dengan penumpang belakang.
Untung Grand Livina menyediakan outlet AC di belakang yang berlokasi di konsol tengah. Wah.. kalau penumpang penuh tentunya agak sedikit merepotkan, Sob!
Kekurangan lainnya yang mungkin ditemui adalah mobil ini belum dilengkapi dengan kunci immobilizer. Tanpa kunci aslinya, mobil ini bisa dengan mudah dibawa kabur pencuri.
Keberadaan fitur ini tentunya menjadi salah satu yang perlu diperhatikan calon konsumen. Fitur ini amatlah penting, mengingat Grand Livina menjadi low MPV yang mungkin bisa pilihan masyarakat di Indonesia.
Semoga informasi mengenai kelemahan Grand Livina matic ini dapat bermanfaat buat kalian, yang ingin membeli MPV bekas.
Baca juga: