Sirkuit Ancol digunakan untuk perhelatan Formula E yang berlangsung 3-4 Juni 2023. Ini merupakan kali pertama, sirkuit tersebut menggelar dua balapan dalam satu pekan. Maklum, Formula E Jakarta tahun lalau atau musim 2022 hanya menggunakan waktu satu hari.
Apa saja keistimewaan Sirkuit Formula E Jakarta di mata para pembalap? “Treknya terlihat menarik, mirip dengan Monaco atau Cape Town dalam beberapa tikungan dan karakteristik trek, jadi saya berharap kami akan menjalani akhir pekan yang hebat,” kata Pembalap Tim Nissan Formula E, Sacha Fenestraz dalam rilis resmi yang kami terima pada Jumat (2/6/2023).
Dengan kata lain, Jakarta punya tikungan yang bervariasi. Ada yang bisa dipacu dalam kecepatan tinggi oleh mobil listrik, ada pula yang mewajibkan kendaraan melaju sangat lambat. Inilah yang membuat Sirkuit Ancol Formula E Jakarta jadi istimewa.
Selain mengungkapkan kelebihan, Tim Nissan Formula E juga membeberkan tantangan yang diperoleh ketika menjajal Sirkuit Formula E Jakarta dalam Free Practice. Menurut mereka, Sirkuit Ancol cukup kotor oleh debu sehingga sulit memaksimalkan performa kendaraan.
Di sisi lain, suhu Jakarta yang sangat panas menjadikan pengelolaan baterai perlu diperhatikan lebih detail. Pasalnya baterai mobil listrik balap tidak boleh sampai overheat.
“Jakarta akan berat untuk semua orang. Suhu yang sangat panas, lembab, dan berat secara fisik bagi para pembalap. Kondisi ini juga akan sangat berat bagi semua tim. Dengan mempertimbangkan hal ini, kami berfokus untuk menemukan set-up terbaik untuk menjaga mobil sehebat mungkin dan merawat ban,” kata Direktur Pelaksana dan Kepala Tim Formula E Nissan, Tommaso Volpe saat acara media roundtable di Jakarta.
Kilas Balik Sirkuit Ancol Jakarta
Sebelum jadi ajang terhelatnya balapan Formula E, Ancol pernah menjadi sebuah Kawasan sirkuit balap kendaraan bermotor yang bergengsi. Pada era 1970-an sirkuit balap pertama di Indonesia adalah sirkuit Ancol. Di mana sirkuit tersebut digunakan untuk beberapa ajang perlombaan otomotif, sebelum adanya sirkuit Sentul di Jawa Barat.
Sirkuit pinggir laut itu menjadi magnet para penggila otomotif pada eranya. Bahkan sempat pula diadakan event yang bertaraf besar, seperti Jaya Antjol Race I dan acara-acara tahunan dan perlombaan yang berlangsung.
Untuk mendongkrak nama besar sirkuit Ancol, Gubernur Ali Sadikin pada waktu itu menunjuk Tinton Seprapto yang notabennya seorang pembalap berprestasi untuk menjadi Duta Sirkuit Ancol. Agar para pembalap dari luar negeri mau ikut berlomba di sirkuit kebanggan kota Jakarta waktu itu.
Beberapa lomba yang pernah di adakan di sirkuit Ancol adalah Grand Prix Ancol, endurance 7 jam Ancol dan sebagainya. Mobil-mobil yang berlaga di sirkuit ini juga sebenarnya tidak main-main juga. Astra misalnya, pernah mengembangkan Toyota Starlet KP47 dan Toyota Corolla KE30 dengan Tom’s Jepang khusus untuk spesifikasi sirkuit ini.
Lama tidak pernah digunakan lagi, kini sirkuit Ancol kembali akan digairahkan dengan adanya event Formula E yang encananya akan berlangsung pada 4 Juni 2022. Hal tersebut tentunya mendapat respon positif dari penggila otomotif, sebab event tersebut merupakan salah satu bukti bangkitnya industri otomotif di tengah pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Nah, mau tahu lebih lengkap mengenai kilas balik sirkuit Ancol, mari kita simak ulasannya berikut ini.
Luas dan Denah Sirkuit Ancol 1971
Kawasan sirkuit Ancol awalnya sebesar 40 hektar. Namun karena ada beberapa masalah antara pihak swasta yang mempunyai lahan dengan para pengurus sirkuit, maka luas sirkuit Ancol menyusut menjadi 12 hektar.
Dalam perjalanannya, sirkuit ini juga pernah mengalami beberapa ubahan. Contohnya saat diadakannya acara Jaya Antjol Race I pada Oktober 1969.
Di mana saat itu kondisi sirkuit hanyalah berupa jalanan perumahan biasa dengan tikungan yang patah-patah. Lebar sirkuit ini hanya 7 sampai 10,5 meter saja dengan panjang lintasan 3590m.
Selanjutnya pada tahun 1970, diadakan Jaya Antjol Race II pada bulan Oktober. Pada acara kali ini, panjang sirkuit diubah menjadi 3950m dan jumlah tikungannya ditambah 2 menjadi 12 tikungan.
Kemudian pada tahun 1971, sirkuit Ancol dibongkar total dengan biaya sekitar 400 juta rupiah. Dimana uang tersebut digunakan untuk pengaspalan hotmix, pembangunan paddock, pit dan tower.
Paddock sirkuit Ancol ini terdiri dari 3 ruangan yang masing-masing berukuran 150m x12m, 75m x 12m dan 51m x 5m dimana paddock ini sanggup menampung sekitar 100 mobil atau 150 motor balap termasuk perlengkapannya.
Panjang lintasannya menjadi 4470m dengan lintasan lurus yang melalui restoran Duta Toradja sepanjang 1070m. Lebar jalannya pun juga ditambah menjadi 9 meter dan 12 meter dari yang sebelumnya direncanakan minimum 10 meter dan maksimum 18 meter setelah mempertimbangkan aspek keamanan.
Tidak heran kalau kemudian sirkuit ini menjadi salah satu yang terbaik di Asia pada waktu itu tepat dibelakang sirkuit Fuji, Jepang.
Sirkuit Formula E Jakarta Berlokasi di Ancol
Perhelatan balapan mobil listrik bertaraf International Formula E resmi akan belangsung di surkuit Ancol pada Juni 2022 mendatang. Penyelenggara juga telah memberikan gambaran bagaimana sirkuit tersebut akan dibangun.
Ketua Organizing Committee Formula E Jakarta 2022, Ahmad Sahroni mengatakan, sirkuit dibangun dengan mengikuti berbagai spesifikasi dari FEO dan FIA. “Adapun beberapa hal yang menjadi pertimbangan kami adalah venue yang ikonik, yang khas Jakarta, namun juga sesuai dengan standar FEO dan FIA,” terang Ahmad Sahroni dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu.
Sahroni juga menjelaskan, Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) ini mempunyai panjang lintasan 2,4 kilometer dengan lebar 12 meter. Serta terdapat 18 tikungan untuk mengasah skill pembalap.
Para pembalap ini, nantinya akan memutari sirkuit yang berdesain seperti kuda lumping, searah jarum jam. Pembalap bisa memacu kecepatan di lintasan lurus dengan panjang 600 meter.
“Track E-Prix adalah track jalan raya, jadi spesifikasinya mirip jalan raya,” imbuh Syahroni.
Sementara itu, menurut dia, lokasi pembuatan track sudah relatif padat dan rata, membuat pengerjaannya akan lebih cepat. Oh ya, pihak panitia menegaskan bahwa pembangunan sirkuit Ancol tersebut melalui dana sponsorship alias tidak menggunakan dana APBD.
“Yang perlu ditegaskan juga bahwa dalam pembangunan ini tidak ada dana APBD maupun PMD yang digunakan. Semuanya menggunakan uang sponsor, banyak sponsor besar yang ikut andil dalam event international ini. Harus dijelaskan seperti ini supaya tidak simpang siur,” tutup Sahroni.
Moladiners, itulah ulasan mengenai kilas balik sirkuit Ancol yang kini sudah berhasil menggelar Formula E Jakarta dua tahun berturut-turut. Di mana dulunya, sirkuit ini memang identik dengan lomba balap otomotif. Untuk informasi otomotif lengkap lainnya, simak terus Moladin.com.