4 Masalah BMW X5 E53 yang Sering Dialami Pengguna

Berikut kami sampikan masalah BMW X5 E53 yang umumnya sering dikeluhkan pengguna. Mengetahui masalah BMW X5 generasi pertama ini penting dilakukan jika kamu ingin berburu unit bekasnya.

Apalagi untuk BMW X5 E53 bukanlah mobil yang terbilang muda. SUV ini hadir pada periode tahun 1999 – 2008. Jika dihitung, usianya sudah memasuki 20 tahunan kurang lebih.

Yang mana untuk sebuah mobil bukanlah usia muda. Selain itu pada usia tersebut umumnya mobil sudah harus mengalami beberapa pergantian sparepart, yang terjadi karena usia pakai.

Misal pada gasket-gasket mesin, karet-karet pada suspensi, radiator, atau belum lagi masalah sensor-sensor dan kelistrikan yang bisa saja rusak karena usia pakai.

Hanya saja di sisi lain, karena sudah tua maka harganya lebih terjangkau. Kamu bahkan bisa meminang X5 generasi pertama ini dengan banderol Rp 100 jutaan. Murah bukan?

Walau murah, sebelum kamu membeli SUV Eropa ini ketahui dahulu apa saja penyakit BMW X5 E53 tersebut. Supaya kamu punya gambaran biaya atau problem lainnya jika suatu saat X5 mengalami kerusakan di tanganmu. 

Galih Rama Adiputra, selaku Marketing Communication BMW Astra Used Car mengatakan kalau mesin BMW X5 bandel. Selain BMW X5 E53 terbilang bandel, penyakitnya paling karena faktor usia partnya aja yang perlu diganti, tergantung cara perawatan dan pemakaiannya saja.

“Kalau secara mesin BMX X5 jarang mengalami problem,” kata Rama. 

Lantas kira-kira apa saja ya masalah dan kelemahan yang sering dikeluhkan BMW X5 E53 yang merupakan generasi pertama ini. Berikut ulasan lengkapnya:

1. Air Suspension Sudah Tidak Nyaman

Mobil terlihat akan dongak ke depan jika airsuspensi belakang mengalami masalah.

Masalah BMW X5 E53 yang pertama adalah air suspension belakang yang sudah mengalami masalah karena usia pakai. Ramah mengatakan, jika komponen ini rentan mengalami masalah. Terkait part substitusinya di pasaran lumayan banyak yang jual. 

“(Air suspension X5) itu ada usianya, biasanya kalau sudah rusak, mobil jadi terlihat mendongak ke depan,” kata Rama. 

Misal untuk harga satuan  unutk air suspension balon shock kanan original BMW harganya bekisar Rp 3,5 jutaan per item. Sedangkan produk bekasnya berkisar Rp 2,5 jutaan. Sementara untuk produk air suspension KW dibanderol pada kisaran Rp 1,8 jutaan.

Kemudian masih seputar kaki-kaki, umumnya ini jadi kelemahan BMW X5 E53, lantaran buruknya perawatan dari pemilik lama. Ada yang membesarkan ukuran roda. Kemudian juga sering menghajar lubang. Itu semua membuat kaki-kaki X5 E53 mudah rusak, apalagi usianya kini sudah mencapai sekitar 20 tahun.

“Untuk kaki-kaki umunya yang sering mengalami masalah adalah arm, link stabil dan shock,” kata Putera.

Penggantian parts kaki-kaki di luar shock, harganya berkisar sekitar  Rp 4,5 jutaan. Untuk link stabilizer saja, harganya dipatok sekitar Rp 600 –  700 ribuan.

2. Sensor Chamshaft Bermasalah

Sensor Camshaft BMX X5 E53

Masalah BMW X5 E53 yang kedua adalah terkait sensor. Untuk mesin umumnya terjadi masalah ada sensor chamshaft.

Karena sensor crankshaft kalo sudah usia akan mengalami rontok yang berimbas mesin hidup tapi digas gak jalan. Sensor tersebut bertugas mengatur pengapian sama speed.

Untuk masalah kedua sensor tersebut, disarankan kamu harus menggantiya. Karena perangkat ini tidak bisa diperbaiki.

Di pasaran harga sensor camshaft BMW X5 E53 berkisar sekitar Rp 2 jutaan untuk original. 

3. Transfer Case BMW X5 Rusak

Jika rusak biaya pergantian tranfer case satu gelondong bisa mengabiskan Rp 30 – 35 jutaan, sudah termasuk pasang.

Masalah BMW X5 E53 yang sering terjadi berikutnya adalah transfer case. Putera, mekanik mobil yang juga spesialis mobil Eropa di bilangan Otista, Jakarta Timur mengatakan untuk ukuran SUV, jika pemakaian sebelumnya sembarang, maka sistem penggerak bisa kena imbas..

Menurutnya masalah yang menelan biaya besar adalah kalau di bagian transfer case rusak. Transfer case sendiri berfungsi sebagai pembagi daya antara penggerak roda depan dengan penggerak roda belakang.

Bagian ini memang jarang rusak, tapi jika rusak biaya pergantian tranfer case satu gelondong bisa mengabiskan Rp 30 – 35 jutaan, sudah termasuk pasang. Meski begitu ada beberapa bagian tranfer case yang bisa diganti per partsnya, tergantung kerusakan.

“Misal bagian Aquator Motor Tranfer Case saja yang rusak, itu harganya jika diganti berkisar Rp 3 jutaan,” tambah putera.

4. Sistem Pendingin Rusak, Mesin X5 Cepat Panas

Ilustrasi water pump BMW X5 E53

Masalah BMW X5 E53 lainnya yang beresiko terjadi adalah water pump. Gejala kerusakan ini ditandai dengan terjadinya overheating. Hal ini karena sistem pendingin tidak efisien, yang merupakan hasil dari termostat gagal atau pompa air.

Jika alami kerusakan pompa air akan gagal memompa, efeknya mulai terjadi overheat. Kemudian mesin kipas radiator akan berputar pada kecepatan penuh untuk mendinginkan mesin.

“Ketika sistem pendingin sudah tidak maksimal, mobil akan kehilangan tenaga karena panas mesin terlalu tinggi,” tambah Putera.

Dalam beberapa kasus, sensor suhu akan rusak yang ditandai indikator penunjuknya akan tidak akurat. Nah untuk mengganti komponen ini biayanya tidak terlalu mahal.

Untuk original BMW harga water pump mesin BMW X5 E53 dibanderol pada kisaran Rp 3 Rp jutaan untuk original BMW. Sedangkan produk dengan kualitas KW dibandrol pada kisaran Rp 800 ribu –  1 jutaan.

Demikian ulasan terkait masalah BMW X5 E53. Kiranya ulasan ini bisa mambentu kamu dalam menemukan X5 terbaik. Simak terus Moladin.com untuk update berita terbaru otomotif.

Related posts

GJAW 2024 : Fakta Pabrikan Jepang “Sungkan” Lihat Gebrakan Mobil-mobil Baru Asal Cina?

inDrive.Kurir Gelar Lomba Berhadiah Liburan ke Bali

Fakta Menarik Marselino Ferdinan, Pernah Dapat Bonus Mobil dari Klub Eropa