4 Masalah Ford Everest Bekas, Waspadalah!

Masalah Ford Everest bekas

Ford Everest merupakan mobil SUV yang tekenal tangguh di segala medan. Meski demikian, masalah Ford Everest bekas tentunya juga tetap ada.

Terlebih ketangguhan Ford Everest membuat mobil ini digunakan ‘semena-mena’ oleh pemiliknya, baik untuk kegiatan adventure maupun operasional perusahaan. Sebagai informasi, SUV merek Amerika tersebut memang banyak dipakai oleh perusahaan pertambangan atau perkebunan.

Inilah yang membuat kondisi bekasnya kadang punya beberapa kekurangan. Terlebih untuk area kaki-kaki. Lalu bicara usia, Ford Everest bekas pun sudah ada yang berumur lebih dari 10 tahun. Jadi wajar kalau punya masalah.

Kemudian juga banyak pemilik yang menggunakan bahan bakar solar subsidi dan jarang melakukan servis berkala. Walau memang mesin Ford Everest generasi pertama cukup tangguh, serta sanggup menenggak solar subsidi, namun tanpa servis berkala tentu efeknya bisa tetap berbahaya.

Sedikit menengok perjalanan Ford Everest di Indonesia, mobil SUV ini pertama kali hadir pada tahun 2003. Kemudian Ford Everest mengalami sedikit ubahan pada bagian eksterior di tahun 2006.

Setelahnya pada tahun 2009 Ford Everest mengalami ubahan mesin. Yaitu ditanamkannya teknologi turbo direct injection dan intercooler (TDCi). Disebut juga sebagai Everest generasi kedua.

Di mana teknologi TDCi tersebut diklaim mampu meningkatkan performa mesin serta efisiensi bahan bakarnya. Alhasil, populasi Ford lansiran 2009 ke atas lebih banyak di jalanan.

Kemudian pada akhir tahun 2015, Ford Everest mengeluarkan generasi ketiga dengan tampilan yang jauh lebih modern. Meninggalkan desain boxy dan ban serep menggantung di belakangnya.

Tampilannya berubah menjadi sosok SUV kekinian yang modern namun tidak menghilangkan kesan macho pada sekujur tubuhnya. Sayangnya, populasinya tidak banyak karena di tahun 2016 Ford Motor Indonesia (FMI) menyatakan angkat kaki dari Indonesia.

Alhasil, meski sebenarnya banyak yang ingin meminang karena kepincut dengan tampilan dan fitur yang lebih gagah dibandingkan Fortuner dan Pajero, para konsumen khawatir jika nantinya ketersediaan suku cadang akan susah didapatkan. Sebab secara otomatis jaringan bengkel resminya juga gulung tikar juga.

Meski begitu, Ford pada 2022 balik lagi ke Tanah Air di bawah bendera RMA Group Indonesia. Bukan tidak mungkin, ini meningkatkan minat membeli Ford Everest bekas semakin tinggi. Tertarik?

Sebelum meminangnya, kamu wajib tahu lebih jauh masalah Ford Everest bekas. Tujuannya ketika memiliki nanti, sudah tahu apa saja yang perlu dilakukan untuk perbaikan. Mari kita simak ulasannya berikut ini.

1. Bagian Kaki-kaki (Ball Joint dan Cross Joint)

Bagian ball koint dan cross join kerap bermasalah karena usia pakai

Pada dasarnya komponen dari kaki-kaki Ford Everest tergolong awet. Masalah Ford Everest bekas pada ball joint dan cross joint disebabkan karena faktor usia saja yang notabennya mobil ini umurnya lebih dari 7 tahun.

Selain karena faktor usia pakai, mobil ini juga mayoritas digunakan oleh pemiliknya untuk kegiatan yang ‘berat’. Sehingga mempercepat dua komponen tersebut cepat aus.

“Kerusakan pada ball joint dan cross joint lebih karena faktor usia serta mobil tersebut digunakan untuk kegiatan yang berat, meski memang peruntukkan Ford Everest untuk kegiatan adventure. Jadi bisa dibilang masih wajar,” ungkap Fahri.

Fahri juga menjelaskan indikasi dari kerusakan dua komponen tersebut. Yaitu akan muncul getaran berlebih saat mobil berada dikecepatan 70 km/jam ke atas.

“Mobil akan getar di jalanan lurus dengan kecepatan minimal 70 km/jam. Namun jika di jalanan bergelombang tidak akan terasa getaran tersebut,” imbuh Fahri.

Untuk mengatasinya harus dilakukan peremajaan komponen tersebut. Soal harga, penggantian baal joint memakan biaya sekitar Rp 1,2 jutaan. Sedangkan cross joint dikisaran Rp 900 ribuan dikali tiga.

2. Filter Solar Kotor

Filter solar kotor

Masalah Ford Everest bekas selanjutnya adalah pada bagian filter solarnya. Yup, dikarenakan mobil ini sering kali meminum solar subsidi. Efeknya tentu komponen filter solarnya juga akan cepat kotor.

Hal tersebut tergolong wajar. Bahkan untuk mobil bermesin diesel yang kerap meminum solar dengan angka cetane tinggi atau Pertadex sekali pun, filter solar memang rentan kotor.

“Wajarlah ya untuk sebuah mobil diesel jika filter solarnya cepat kotor, apalagi Ford Everest masih bisa dijejali solar subsidi. Harganya memang lebih tinggi dibandingkan mobil diesel sekelasnya, yaitu kisaran Rp 250 ribuan,” jelas Fahri.

Untuk mengetahui jika filter solar tersebut harus diganti adalah dengan melihat asap yang keluar dari knalpot. Jika mesin dalam keadaan idle namun keluar asap hitam maka bisa dipastikan filter solar harus segera diganti.

Selain itu, tarikan mesin juga menajdi berat. Sebab saat filter tersebut kotor otomatis aan menganggu sirkulasi pengabutan ke ruang bakar.

“Memang idealnya ganti filter solar di angka setiap 20 ribu kilometer. Namun jika indikasi tersebut sudah dirasakan baiknya segera diganti agar tidak merusak komponen lainnya seperti injector menjadi mampet,” jelas Fahri.

3. Harga Sparepart Mahal

Harga sparepart Ford Everest tergolong mahal

Berikutnya, masalah Ford Everest bekas adalah harga spareparnya terbilang mahal jika dibandingkan dengan harga sparepart mobil sekelasnya seperti FOrtuner dan Pajero. Imbasnya para pemilik Ford Everest harus rela merogoh kocek agak dalam jika harus mengganti suku cadang dari mobil tersebut.

“Namanya juga mobil non Jepang, jadi harga sparepartnya tentu lebih mahal. meski demikian kualitas sparepart orisinilnya mumpuni,” tutup Fahri.

4. Jaringan Bengkel Resmi Terbatas

Jaringan bengkel resmi sudh tidak ada

Masalah Ford Everest bekas berikut ini memang tidak ada kaitannya langsung dengan kondisi mobil, namun lebih ke perawatan mobil. Yup, Jaringan bengkel resmi dari merek asal Amerika ini terbatas. Hanya ada di kota-kota besar saja, berbeda dengan pesaingnya seperti Pajero atau Fortuner yang jaringan bengkel resminya hampir ada di setiap wilayah.

Sebagai informasi, jaringan bengkel resmi Ford yang dinaungi oleh RMA ada di beberapa kota besar. seperti Jabodetabek, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Pontianak, Palembang, Padang dan kota-kota besar lainnya.

Sementara untuk kota-kota kecil seperti Pekalongan, Kudus, Purwokerto, dan Madura serta kota kecil lainnya, mereka belum hadir. Jadi ketika ingin melakukan servis di daerah yang lebih kecil, tentu akan kesulitan. 

Moladiners, itulah ulasan mengenai tiga masalah Ford Everest bekas yang notabennya masih bisa dimaklumi. Sebab mobil tersebut sebenarnya tergolong mobil kuat, namun karena sudah tidak ada APM yang menaunginya maka ketersediaan sparepartnya menjadi langka.

Untuk informasi otomotif menarik lainnya, simak terus Moladin.com.  

Related posts

Daftar Pemenang Wuling Aftersales Skill Contest 2024

Rekam Ragam Kejadian di Jalan, Blackvue Rilis Dashcam AI, Ini Keistimewaannya!

Chery J6 Edisi Batik, Tampil Kalcer di GJAW 2024 Siap Dilelang