PT Toyota Astra Motor (TAM) kian menggedor segmen mobil komersial mereka dengan pemasaran gencar Toyota Hilux Rangga sebagai reinkarnasi Kijang Pikap. Lantas bagaimana optimism Toyota ditengah rencana kenaikan PPN 12% dan Opsen tahun 2025?
“Market tahun depan, jujur kalau melihat dari kondisi sekarang, cukup challenging. Bukan berarti pesimistis, tapi memang faktannya begitu karena kita sedang mengantisipasi beberapa hal. Jadi pajak ya, PPN (Pajak Pertambahan Nilai). Kemudian pajak daerah, opsen. Yang dulunya kita pikir kan opsen ini kan tidak menaikan nilai ya, hanya memindahkan porsi ya dari pemerintah provinsi ke pemerintah kota dan kabupaten. Ternyata keliatannya, ada beberapa pengembangan sehingga terjadi kenaikan-kenaikan. Jadi ada PPN (Pajak Pertambahan Nilai) kenaikan 1 persen,” buka Anton Jimmi Suwandy, Marketing Director PT TAM.
“Kemudian ada opsen walaupun di Jakarta kan enggak. Tapi kan bagaimana pun Jakarta sebagai DKI Jakarta, itu kan marketnya sekarang cuma 20 persen dari penjualan market ya. 80 persen ini kan terjadi mungkin sebagian besar ya kalau saya lihat, sebagian besar rencananya akan ada kenaikan. Jadi sebenarnya sejak awal bulan ini, saya lihat pemerintah pusat dan daerah sedang mendiskusikan juga bagaimana supaya impact dari pajak dan opsen ini tidak menimbulkan impact yang terlalu besar gitu ya,” tukas Anton lagi disela media test drive Rangga di Surabaya beberapa Waktu lalu.
Meski begitu, Toyota tak menampik jika kenaikan PPN 12% dan juga opsen tentu akan berpengaruh pada segmen commercial car Toyota. Pasalnya customer di segmen ini cukup sensitif pada Harga sehingga akan berpengaruh.
“Memang commercial car, saya rasa faktornya ada dua ya. Satu, pajak. Tapi satu juga adalah pengembangan dari ekonomi itu sendiri. Jadi kita berharap, tahun ini kan memang tahun politik ya. Jadi ada pemilihan presiden dengan DPR, kemudian ada Pilkada. Tahun depan kalau melihat dari historical tahun 2019, tahun 2014, biasanya market akan grow atau ekonomi juga akan grow,” optimis Anton.
“Karena pemerintah akan bergerak dengan lebih cepat dan harapannya 2025 sudah tidak perlu ada lagi acara-acara politik yang mengganggu ekonomi gitu ya. Jadi mudah-mudahan, ekonomi akan meningkat. Ya pastinya market tadi ya, harapan kita tetap akan naik. Dengan sendirinya, commercial vehicle akan naik. Saya berikan contoh di Bali gitu ya,” tambahnya.
Yang menarik ialah potensi pasar terkait segmen commercial car di Indonesia yang beragam. Dan memiliki kecenderungan berbeda satu daerah dengan daerah lainnya.
“Di Bali, tahun ini cukup unik. Wilayah-wilayahnya, rata-rata turun. Ada dua-tiga wilayah yang tetap naik, salah satunya Bali. Bali, kemudian Sulawesi, terutama di daerah IKN. Kemudian di Sulawesi. Nah Bali ini menarik. Yang meningkat, pertama adalah mobil komersial. Jadi mobil komersial, itu meningkat sehingga demand terhadap mobil komersial seperti pickup, truck, dan lain-lain, disana juga naik. Jadi harapan kami, recovery dari ekonomi ini akan biasanya ditindaklanjuti oleh pertama, mobil komersial dulu,” urai pria berkacamata ini.
“Jadi ini juga mungkin momentum yang baik untuk Rangga, yang saya katakan tadi, Target kita nggak muluk-muluk karena kita kan pemain baru setelah sekian lama Kijang pickup sudah udah tidak ada ya. Kita hanya menampilkan sekitar 400-an per bulan. Tapi kalau kita bicara sekarang spknya 2000, berarti kan kita bicara 5 bulan sales gitu ya. Jadi saya rasa demandnya cukup bagus, bicara dengan teman-teman dealer di Jawa Timur juga mereka sangat optimis. Karena produk ini memberikan sesuatu yang berbeda, sesuatu yang unik dan juga ternyata disukai oleh masyarakat dan kita optimis harapan di tahun depan tetap market naik dan komersial juga bisa naik juga,” tutupnya.
Simak terus Moladin.com & channel Google News Moladin untuk informasi otomotif menarik lainnya.