Mobil Listrik Cina Makin Banyak di Indonesia, Sudahkah Lebih Aman dari Mobil Konvensional?

Dalam beberapa tahun terakhir, mobil listrik Cina makin banyak beredar di Indonesia. Mobil listrik atau kendaraan energi baru (NEV) menarik perhatian karena dianggap lebih ramah lingkungan dan efisien.

Namun, muncul pertanyaan penting, apakah mobil listrik ini benar-benar lebih aman dibandingkan dengan mobil bermesin konvensional (ICE)?

Contoh insiden kebakaran mobil listrik baru-baru ini mengguncang dunia otomotif. Sebulan lalu, sebuah Mercedes-Benz EQE tiba-tiba terbakar di area parkir bawah tanah di Seoul, Korea Selatan. Kebakaran ini merusak lebih dari 140 mobil, dengan 70 di antaranya mengalami kerusakan serius, sebelum api berhasil dipadamkan.

Insiden ini memicu kekhawatiran akan keamanan mobil listrik, sehingga Korea Selatan sedang mempertimbangkan pelarangan EV di area parkir bawah tanah, terutama mobil dengan kapasitas baterai lebih dari 90%.

Kasus di Korea Selatan tersebut kembali menyoroti kekhawatiran di Cina terkait keamanan NEV. Beberapa hotel dan fasilitas di Cina, seperti Hotel Radisson di Hangzhou, bahkan melarang NEV masuk ke area parkir bawah tanah mereka.

Beberapa klaim menyebutkan bahwa NEV asal Cina dianggap kurang aman dibandingkan dengan kendaraan listrik dari negara lain. Namun, apakah benar demikian?

Data Sementara Menunjukan Mobil Listrik Lebih Aman dari Resiko Terbakar

Mobil listrik terbakar sulit dipadamkan

Menariknya, sulit untuk menemukan kesimpulan yang pasti terkait keamanan NEV. Data yang membandingkan tingkat kebakaran antara kendaraan listrik dan mobil konvensional sering kali bervariasi antarnegara. Namun, secara umum, NEV terlihat lebih aman dibandingkan dengan ICE dalam hal risiko kebakaran.

Menurut Fast Technology yang dikutip dari CarnewsChina 11 September 2024, insiden kebakaran pada NEV turun dari 1,85 per 10.000 unit pada tahun 2021 menjadi 0,96 per 10.000 unit pada tahun 2023.

Meskipun angka ini menunjukkan tren yang positif, sayangnya sumber data ini tidak diungkapkan secara rinci. Selain itu, angka kebakaran pada mobil ICE sekitar 1,5 per 10.000 unit, yang tidak jauh berbeda dari NEV.

Namun, bila dibandingkan dengan data dari negara lain, hasil ini tampak kurang signifikan. Sebagai contoh, di Norwegia, insiden kebakaran pada mobil bensin dan diesel empat hingga lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan kendaraan energi baru.

Mobil listrik 7 seater yang ada di Indonesia

Di Swedia, Badan Kontinjensi Sipil Swedia mencatat pada tahun 2022 bahwa ada 3,8 kebakaran per 100.000 kendaraan listrik atau hybrid, dibandingkan dengan 68 per 100.000 untuk semua jenis kendaraan berbahan bakar. Perlu dicatat bahwa angka ini termasuk insiden pembakaran yang membuat perbandingan langsung menjadi lebih rumit.

Di Australia, data keselamatan kebakaran menyebutkan bahwa peluang baterai EV penumpang terbakar hanya 0,0012%, sementara pada kendaraan bermesin konvensional, peluangnya mencapai 0,1%.

Berdasarkan data yang ada, NEV di Cina tampaknya memiliki catatan keamanan yang lebih baik dibandingkan mobil bermesin konvensional dalam hal risiko kebakaran. Namun, apakah mereka seaman mobil listrik dari negara lain masih menjadi perdebatan.

Selain itu, dengan semakin meningkatnya penggunaan NEV di Indonesia, penting bagi pengguna untuk tetap waspada dan memahami risiko serta langkah pencegahan yang perlu diambil untuk memastikan keselamatan kendaraan mereka.

Pada akhirnya, meskipun mobil listrik memiliki potensi besar untuk mengurangi polusi dan ketergantungan pada bahan bakar fosil, faktor keselamatan tetap menjadi perhatian utama.

Mobil listrik asal Cina mungkin aman, tetapi edukasi dan regulasi yang ketat tetap diperlukan untuk memastikan bahwa mobil-mobil ini memberikan keamanan terbaik bagi penggunanya di Indonesia.

Demikian ulasan Mobil Listrik Cina makin banyak. Simak terus Moladin.com untuk update berita terbaru seputar otomotif.

Related posts

Bea Balik Nama Kendaraan Gratis di Jakarta, Mobil Bekas Makin Moncer?

Spesifikasi AUDI E Produk Baru Bareng SAIC Tanpa Logo Empat Cincin, Apa Istimewanya?

AION Handover 300 Unit, Artis Ini Jadi Salah Satu Pengguna HYPTEC HT