Stagnansi pasar mobil listrik mulai terlihat pada kuartal ketiga tahun 2024. Tapi tahukah Anda jika menggunakan mobil listrik Seres E1 bisa hemat Rp 67 juta dibanding LCGC, ini penghitungannya!
Kejadian stagnansi pasar mobil listrik tidak hanya disebabkan oleh keadaan makro ekonomi yang sedang lesu. Salah satu faktor pendorong lain ialah kurangnya sosialisasi mengenai penghematan biaya yang cukup besar jika menggunakan mobil listrik bahkan untuk penggunaan sehari-hari jika dibandingkan dengan mobil LCGC sekalipun.
Faktor lainnya juga karena masih banyak kekhawatiran pengguna mobil listrik khususnya bagi calon konsumen mengenai kemampuan jarak tempuh mobil listrik. Satu hal yang cukup lama menjadi bahan observasi Cing Hok Rifin, Director Of Sales Center, PT Sokonindo Automobile.
“Saya lihat kekhawatiran tentang EV itu masih di Jarak tempuhnya, kekhawatiran sewaktu-waktu baterai habis, jadi tidak bisa melanjutkan perjalanan. Sebenarnya itu bisa dimanage, sampai rumah charge dengan slow charging nanti saat 100% dia akan langsung cut off, jadi besok sudah stand by 100%, karena EV itu untuk antar provinsi memang kurang cocok,” katanya.
Dengan keterangan ini, Seres selaku sub brand yang menaungi penjualan passenger car di PT Sokonindo Automobile, menyajikan penghitungan penghematan yang akan didapat jika menggunakan Seres E1 dibandingkan dengan mobil LCGC.
Penghematan paling terasa dari biaya operasional berdasarkan energi yang digunakan. Seres E1 hanya membutuhkan biaya 125 rupiah/km dengan rata-rata konsumsi baterai 7,6 kwh/100 km.
Selain itu, parameter ini juga dengan asumsi melakukan pengisian daya di rumah yang dikenakan tarif 1.650 rupiah/kwh. Sedangkan untuk mobil LCGC harus mengeluarkan biaya 590/km dengan rata-rata konsumsi bbmnya 16,9 km/l atau setara 5,9 liter/100 km. Untuk membuatnya lebih fair, diasumsikan menggunakan bbm pertalite dengan harga 10.000 rupiah/liter.
Berikutnya adalah perbandingan akumulasi biaya energi dengan biaya bbm untuk setiap tahun hingga menginjak tahun ke-5. Penghitungan ini mengambil sampel dengan asumsi rata-rata Jarak tempuh 20.000 km/tahun. Pada tahun pertama, Seres E1 hanya membutuhkan Rp 2.508.000 dibandingkan dengan LCGC yang menghabiskan Rp 11.800.000.
Hingga tahun kelima, penghematan yang dihasilkan adalah Rp 46.460.000 atau sebanyak 79% lebih ekonomis. Hal ini tentu karena harga dasar listrik/kWh lebih murah dibandingkan BBM Pertalite sekalipun.
Masih dengan parameter yang sama, penghitungan ini berlanjut ke biaya kepemilikan dengan rata-rata Jarak tempuh 20.000 km/tahun. Pengguna mobil listrik Seres E1 dapat menghemat hingga 68,25% atau lebih hemat sebanyak Rp 1.433.298. Jika diakumulasikan hingga tahun kelima, akan mendapat penghematan sebanyak Rp 8.718.200.
Memiliki mobil listrik juga mendapat keistimewaan lainnya, termasuk nihilnya komponen pembayaran pajak tahunan yang dibebankan ke konsumen.
Sehingga jika diakumulasikan secara keseluruhan, memiliki Seres E1 untuk kegiatan sehari-hari dapat menghemat biaya keseluruhan termasuk pajak tahunan sebanyak Rp 67.115.700 setelah 5 tahun kepemilikan.
Penghitungan ini tentu akan berbeda untuk tiap konsumen dengan kebiasaan dan kapasitas penggunaan mobil yang beragam. Dapat disimpulkan bahwa menggunakan mobil listrik atau BEV sebagai tranportasi pribadi sehari-hari akan lebih menguntungkan secara ekonomis.
Namun, konsumen sebagai pengguna mobil listrik tentu harus mengubah pola penggunaan kendaraannya, seperti kebiasaan pengisian daya hingga perencanaan destinasi yang akan dikunjungi sehari-hari.
Simak terus Moladin.com & channel Google News Moladin untuk informasi otomotif menarik lainnya.