Mobil penggerak roda depan (FWD) merupakan salah satu tipe model kendaraan yang beredar di pasaran. Tipe ini melangkapi model-model penggerak lainnya seperti mobil dengan penggerak belakang, dan mobil dengan gerak 4 roda atau biasa disebut 4WD.
Penggerak roda depan merupakan salah satu yang familiar digunakan oleh pabrikan-pabrikan mobil di Indonesia. Adapun contoh mobil-mobil yang menggunakan penggerak roda depan di antaranya Honda Mobilio, Mitsubishi Xpander, dan Daihatsu Ayla.
Nah jika kamu berencana membeli kendaraan, tidak ada salahnya juga mengetahui lebih dalam mengenai jenis mobil penggerak roda depan.
Terkait kelebihan dan kekurangan mobil penggerak roda depan berikut ulasannya.
Kelebihan Mobil Penggerak Roda Depan
Ada beberapa kelebihan dari sistem mobil penggerak roda depan, dibandingkan dengan sistem penggerak roda belakang.
Biaya Produksi Lebih Murah
Mobil penggerak roda depan pastinya memiliki biaya produksi yang lebih murah. Karena jika dibandingkan dengan biaya produksi mobil penggerak roda belakang parts yang digunakan lebih sedikit. Salah satu yang tidak ada di penggerak roda depan adalah gardan.
Dengan biaya produksi lebih murah, harusnya bisa mempengaruhi nilai jual yang juga semakin terjangkau.
Bobot Lebih Ringan
Karena mobil penggerak roda depan tidak menggunakan poros gardan untuk menyalurkan daya ke roda belakang. Maka otomatis bobotnya jadi lebih ringan.
Hal ini tentu saja mempengaruhi konsumsi bahan bakar. Maka dari itu tidak heran jika mobil penggerak roda depan umumnya gunakan oleh mobil-mobil city car dan low MPV.
Akselerasi Lebih Baik
Kelebihan mobil penggerak roda depan lainnya adalah akselerasi. Performa dari mesin yang ada di depan, langsung disalurkan ke penggerak roda depan. Alhasil distribusi tenaga lebih efisien, tidak perlu repot-repot mengalir dari depan ke belakang.
Hal ini membaut akselerasi mobil jadi lebih mantap di mobil FWD dibanding RWD.
Kekurangan Mobil Penggerak Roda Depan
Selain memiliki banyak kelebihan, sistem mobil dengan penggerak roda depan juga memilki kekurangan. Misalnya :
Mudah Understeer
Menurut Putra, mobil penggerak roda depan karena ban depannya berfungsi sebagai pengarah laju kendaraan juga, hal ini membuat beban roda depan jadi berlebihan.
“Karena roda depannya berfungsi sebagai pendorong ke depan sekaligus membelokkan roda ke kanan atau ke kiri, efeknya adalah biasanya kendaraan FWD lebih sulit berbelok atau istilahnya understeering,” kata Putra.
Resiko Komponen Cepat Rusak
Selain itu, komponen drive shaft, steer dan komponen roda beresiko cepat alami kerusakan dibanding RWD.
Dan juga karena banyak komponen terkumpul di bagian depan maka akan menyebabkan suara berisik yang terdengar di kabin, jadi lebih besar. Selain itu biasanya roda akan lebih mudah selip saat di tanjakan.
Selain itu karena kemudi dan penggerak tenaga ada di roda depan, jika kamu berakselerasi dengan cepat, maka bagian belakang mobil cenderung lari ke kiri atau kanan.
Cara Menanjak Mobil Penggerak Roda Depan
Salah satu problem mobil penggerak roda depan adalah mudah beresiko tidak kuat menanjak. Meski hal ini juga dipengaruhi medannya yang seperti apa.
Karena misal saat menanjak, otomatis distribusi beban langsung pindah ke belakang. Semakin curam tanjakannya, semakin turun posisi mobil di belakang.
Hal ini jelas menyulitkan mobil pengguna gerak roda depan lantaran ban depan jadi mudah kehilangan traksi. Namun bukan berarti tidak bisa.
Hal ini bisa diminimalisir jika dilakukan dengan cara yang benar. Seperti dikatakan laman resmi Toyota.
Saat kondisi jalan menanjak curam, pengguna mobil penggerak roda depan baiknya bisa menjaga torsi dengan baik agar tidak kehabisan momentum di tengah tanjakan.
Terutama untuk mobil matik yang punya mechanical lost cukup tinggi. Untuk mobil matik konvensional, cara menjaga torsi terbilang mudah.
1. Cukup arahkan tuas transmisi ke posisi L atau 1, maka gigi transmisi akan bertahan di gigi 1.
2. Matikan AC agar beban mesin lebih ringan.
3. Selanjutnya kamu tinggal menekan pedal gas secara halus dan biarkan ban mobil mulai mencari daya cengkeram.
Jangan ditekan habis karena mobil akan kian mendongak karena gaya dorong ke belakang dan ban depan semakin sulit mendapatkan traksi.
4. Jaga injakan pedal gas sekitar setengah dan biarkan mobil terus meluncur memanfaatkan momentum.
Tambah sedikit kalau dirasa mulai kekurangan daya dan kurangi bila daya luncurnya semakin kuat.
5. Tetap sabar dan jaga irama mesin hingga tanjakan berakhir.
6. Segera pindah tuas transmisi ke D bila sudah melalui tanjakan untuk memberikan transmisi mobil kamu kesempatan untuk “bernafas”.
Bagaimana dengan Penggerak Roda Depan yang Pakai Transmisi CVT?
Beberapa mobil transmisi CVT masih bisa menggunakan pola serupa. Bedanya, kamu harus lebih sabar saat start karena respons transmisi sabuk baja ini relatif lebih lambat.
Kuncinya adalah ban depan mobil kamu harus mendapatkan traksi yang optimal.
1. Jika mobil kamu sudah ada mode berkendara dan tidak ada pilihan gigi L atau 1, posisikan tuas transmisi di S atau Sport.
2. Aktifkan kontrol traksi agar torsi mobil diberikan pada ban dengan traksi paling optimal.
3. Lakukan kickdown untuk memberi arahan pada komputer bahwa kamu butuh torsi besar dan menjaga transmisi tetap berada di gigi rendah atau gigi 1.
4. Saat mobil berjalan, jaga irama seperti di matik konvensional.
Sementara jika ada mode manual, kamu tinggal arahkan transmisi ke gigi 1 dan perlakukan mobil seperti arahan di atas.
Demikian ulasan terkait mobil penggerak roda depan. Simak terus Moladin.com untuk update konten berita terbaru otomotif.