Penjualan Mobil Baru Tahun 2023 di Indonesia Anjlok, Ekspor Malah Naik!

Penjualan mobil baru di Indonesia mengalami penurunan sepanjang tahun 2023, demikian laporan dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).

Target penjualan mobil baru sebanyak 1.050.000 unit tidak tercapai, dengan penjualan secara wholesale mencapai 1.005.802 unit. Penjualan retail, yang mencakup penjualan dari diler ke konsumen, hanya menyentuh angka 998.059 unit.

Salah satu faktor utama penurunan ini adalah pengetatan pembiayaan perbankan yang mempengaruhi daya beli masyarakat.

Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gaikindo, menyebutkan bahwa pengetatan pembiayaan perbankan menjadi penyebab signifikan dari penurunan penjualan mobil baru. “Kendala akses ke pembiayaan membuat masyarakat lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan untuk membeli mobil baru,” kata Kukuh dalam diskusi bersama Forum Wartawan Otomotif Indonesia (FORWOT), di bilangan Cipete Jakarta Selatan, (16/1) .

Penjualan mobil sepanjangan 2023 meleset dari target

Meskipun demikian, industri otomotif dari berbagai brand di Tanah Air mampu mencatatkan peningkatan dalam sektor ekspor.

Gaikindo mencatat bahwa ekspor kendaraan buatan Indonesia mengalami kenaikan sebesar 6,7 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, mencapai 505.134 unit dibandingkan dengan 473.602 unit pada tahun sebelumnya.

Kukuh Kumara optimis bahwa angka ekspor tahun ini bisa mencapai 1 juta unit, dengan target ekspor sebesar 500 ribu unit. Untuk mendukung pencapaian target ini, produsen diharapkan dapat mengeksplorasi pasar baru, termasuk negara-negara tujuan baru seperti Australia.

“Anggota kita akan melakukan ekspor ke negara tujuan baru, yang akan dimulai tahun ini,” tambah Kukuh Kumara. Ini merupakan langkah positif dalam mendiversifikasi pasar ekspor dan membuka peluang bagi produsen untuk menjangkau konsumen di negara-negara baru.

Ekspor mobil Jepang anjlok

Diversifikasi ekspor juga tidak hanya berlaku untuk kendaraan bermesin konvensional, melainkan juga untuk kendaraan ramah lingkungan yang diproduksi di dalam negeri.

Hal ini tidak hanya akan meningkatkan penerimaan ekspor, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di industri otomotif global. Keberhasilan dalam meningkatkan ekspor diharapkan akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap Indonesia, membuka peluang investasi baru di sektor otomotif.

Dengan upaya meningkatkan ekspor dan mencari peluang di pasar internasional, industri otomotif Indonesia dapat bertahan dan tumbuh di tengah tantangan penurunan penjualan domestik.

Ini juga memberikan peluang bagi industri otomotif Indonesia untuk terus bersaing dan berkembang di tingkat global.

Pemilu Tidak Pengaruhi Penjualan

Gaikindo memproyeksikan penjualan mobil 2024 mencapai 1,1 juta unit, lebih tinggi dari tahun 2023.

Penjualan mobil di Indonesia sudah teruji puluhan tahun, hal tersebut menunjukan jika pemilu dari musim ke musim tidka mempengaruhi penjualan kendaraan terutama mobil.

Gaikindo bahkan menargetkan peningkatan penjualan mobil nasional dibandingkan tahun 2023, yang mengalami penurunan sebesar 4,03%. Meskipun tahun 2024 ditetapkan sebagai tahun pemilu, Gaikindo memproyeksikan penjualan mencapai 1,1 juta unit, lebih tinggi dari tahun 2023.

Menurut Kukuh, bahkan di tahun 2014 lalu penjualan mobil mencapi yang tertinggi yakni 1.208.028 unit. Dan pada musim politik tahun ini Kukuh berharap agar media tidak menciptakan sentimen negatif terkait Pemilu, mengingat hal ini merupakan rutinitas demokratis yang biasa. Kukuh menyoroti bahwa pertumbuhan ekonomi dan stabilitas pasar otomotif lebih berpengaruh daripada peristiwa politik.

Data yang disampaikan Kukuh menunjukkan bahwa sejak tahun 1972 hingga 2023, sebanyak 22.850.000 unit mobil terjual di Indonesia.

Dia mencatat bahwa penjualan mobil di Indonesia mengalami fluktuasi akibat krisis ekonomi, baik domestik maupun global.

Sebagai contoh, pada tahun 1998, penjualan mobil anjlok drastis menjadi sekitar 58 ribu unit, dipicu oleh krisis ekonomi. Namun, saat Pemilu 1999, penjualan kembali meningkat menjadi sekitar 94 ribu unit.

Kondisi serupa terjadi pada tahun 2008, ketika terjadi krisis ekonomi global.

Penjualan mobil mencapai lebih dari 600 ribu unit, tetapi setahun kemudian, saat Pemilu, penjualan kembali merosot menjadi 486 ribu unit. Kukuh menyoroti bahwa kondisi pasar otomotif dipengaruhi oleh krisis ekonomi dan bahwa faktor-faktor ini lebih relevan daripada kegiatan politik seperti Pemilu.

Gaikindo meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi yang baik akan mendukung industri otomotif. Dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 5%, Gaikindo berharap pasar otomotif juga akan berkembang.

Meskipun saat ini pasar otomotif didominasi oleh Pulau Jawa, pertumbuhan di daerah-daerah luar Pulau Jawa di atas rata-rata nasional memberikan optimisme terhadap potensi pasar nasional.

Data penjualan mobil nasional saat musim Pemilu

– Pemilu 1999: 93.813 unit
– Pemilu 2004: 483.148 unit
– Pemilu 2009: 486.088 unit
– Pemilu 2014: 1.208.028 unit
– Pemilu 2019: 1.032.907 unit.

Demikian ulasan terkait penjualan mobil nasional yang anjlok di tahun 2024 ini. Simak terus Moladin.com untuk update berita terbaru seputar otomotif.

Related posts

Tingkatkan Kesadaran Keselamatan Berkendara Generasi Muda, Jasa Marga Selenggarakan Road Safety Rangers 2024

GJAW 2024 : Fakta Pabrikan Jepang “Sungkan” Lihat Gebrakan Mobil-mobil Baru Asal Cina?

inDrive.Kurir Gelar Lomba Berhadiah Liburan ke Bali