Pesona Mercy Tiger, Tidak Lekang Waktu!

Mercy Tiger

Pecinta otomotif global mungkin tidak kenal Mercy Tiger. Ini hanya sebutan yang diberikan oleh masyarakat Indonesia untuk Mercedes-Benz W123.

Mobil lawas lansiran Jerman ini, pesonanya sampai sekarang tetap menyita pecinta otomotif di tanah air. Desainnya yang timeless serta ketangguhannya, membuat mobil ini menjadi bintang di zamannya dan menjadi rebutan di zaman sekarang.

Mercy Tiger merupakan hasil dari desain sang maestro asal Italia, Bruno Sacco yang juga merupakan perancang Daimler-Benz. Bruno Sacco meracik desain mobil ini dengan konsep timeless, tujuannya tetap elegan untuk beberapa puluh tahun ke depan.

Sepak terjang Mercedes-Benz W123 di Indonesia dimulai pada tahun 1977 hingga akhir tahun 1986. Kehadirannya mendapat antusias yang positif dari pecinta otomotif di Indonesia. Bahkan menjadi primadona dikalangan eksekutif atau pebisnis waktu itu.

Sehingga Mercy Tiger mendapat julukan Mercy Macan alias manis dan cantik. Namun, seiring berjalannya waktu, penggemar W123 merubah julukannya dengan Tiger agar lebih kebarat-baratan.

Saat ini banyak kolektor mobil klasik yang memburu mobil Mercy dengan kode W123 ini. Selain itu, di Indonesia sendiri juga ada komunitas Mercy Tiger yang bernama Mercedes-Benz Tiger Club Indonesia (MTC Ina).

Ada Berbagai Pilihan Desain Bodi

Mercy Tiger 1981

Mercy Tiger memiliki kode body W123 dalam bentuk sedan 4 pintu. Ada juga varian W123 dengan model lain seperti C123 untuk coupe, S123 untuk estate atau station wagon, sampai F123 untuk sasis yang dipakai oleh ambulans atau keperluan lainnya.

Selain itu terdapat juga berbagai pilihan mesin mulai dari bensin 2000 cc 4-silinder sampai diesel 3000 cc. W123 untuk pasar Indonesia sendiri hanya terdapat 4 tipe, yaitu 200, 230, 280 dan 280E. Soal dimensi Mercy W123, mobil ini mempunyai panjang 4.725 mm, lebar 1.784 mm,serta tinggi 1.435 mm.

Ada beberapa varian yang susah untuk mendapatkannya, adalah C123, S123 dan F123, serta yang bertransmisi otomatis.  Selain itu ada juga tipe 240D, sayangnya populasi varian ini jarang dan menjadi collector item karena bermesin diesel yang langka di Indonesia.

Mesin Mercy Tiger

ilustrasi mesin mercy tiger

Perbedaan antara varian Mercedes W123 tersebut ada pada kapasitas mesin serta fitur-fiturnya. Pada Mercy Tiger 200 memakai mesin 4-silinder 2000 cc karburator dengan 2 pilihan mesin yaitu M115 dan M102.

Mesin M115 sama dengan mesin Mercedes Benz Mini dan diproduksi antara tahun 1977 sampai 1981. Mesin M115 ini disebut mesin kuburan karena tonjolan di sekitar sproket camshaft yang berbentuk seperti nisan pada makam.

Sedangkan untuk mesin M102 sama dengan Mercedes Benz Boxer dan diproduksi antara tahun 1981 sampai 1986. Mesin M102 disebut mesin miring untuk membedakan dengan mesin kuburan.

Kemudian untuk W123 varian 230 mengusung mesin 4-silinder 2.300 cc karburator dengan tipe M115 untuk model sebelum 1981. Juga ada varian 230E dengan sistem pembakaran fuel injection bermesin M102 2.300 cc.

Oh ya, sistem injeksi yang digunakan Mercy Tiger merupakan sistem jetronic pada injectionnya. Jetronic sendiri hanya bisa mengatur ABS dan AC. Jadi apabila Jetronic rusak, maka mesin tetap bisa jalan, hanya idle up AC yang tidak stabil. Biasanya kalau begini, mesin akan mati apabila AC dinyalakan.

Karenanya banyak yang mengakali persoalan tersebut dengan cara membesarkan idle mesin. Alhasil pada saat AC hidup, RPM akan turun tapi tidak drop. Sistem injeksi Jetronic ini sering juga disebut injeksi banci.

Varian 280 Paling Istimewa

Nah, untuk versi top of the line Mercedes Benz W123 adalah varian 280 dan 280E yang memakai mesin 6-silinder 2.800cc DOHC dengan kode M110. Meski mengadopsi mesin yang sama, pada Mercy 280 masih memakai karburator sedangkan untuk Mercy 280E sudah menggunakan injeksi jetronic.

Bukan hanya pada bagian mesin saja, Mercy Tiger 280 dan 280E merupakan varian dengan optional eksterior dan interiornya yang paling lengkap. Bagian interiornya kental dengan aura elegan, terlihat dari disematkannya aksen wood panel di beberapa bagian interior.

Untuk sistem audio, 280E mengandalkan radio tape merk Blaupunkt lengkap dengan equalizer cobra. Meski jumlah speakernya sedikit, namun suara yang dihasilkan terbilang bagus.

Oh ya, ada juga fitur power window yang tergolong canggih pada eranya. Dimana sudah mengadopsi air pressure system. Untuk fitur lainnya, rem sudah menggunakan cakram pada bagian depan serta lampu kabut dibagian belakang.

Tips sebelum beli Mercy Tiger

Tampilan interior Mercy Tiger yang masih terkesan mewah hingga saat ini

Usia Mercy Tiger memang sudah hampir uzur, karenanya dalam kondisi bekas tentu ada hal-hal yang harus diperhatikan. Seperti bagian kaki-kaki serta bagian AC yang terkadang tidak dingin.

Selain itu, pastikan pula kondisi interior seperti jok dan plafon masih bagus alias tidak kotor dan. Sebab meski sparepart mesin masih mudah dicari, berbeda halnya dengan komponen interior dan dan perak-pernik eksterior.

Soal harga, W123 bekas saat ini dibanderol kisaran Rp 40 juta hingga Rp 250 juta. Transmisi otomatis lebih mahal dari pada transmisi manual. Kemudian kondisi dan sejarahnya juga sangat mempengaruhi.

“Untuk Mercy Tiger, part yang butuh effort itu bagian interior seperti sarung jok orisinil dan plafon mobil serta aksesoris pelengkap seperti list body dan karet jendela,” ungkap Ryan, pemilik Mercy Tiger lansiran 1986. (14/12/2021).

Moladiners, itulah ulasan mengenai Mercy Tiger. Tertarik? Untuk informasi otomotif menarik lainnya pantau terus Moladin.com.

Related posts

Ford Terpuruk di Eropa, Kehadirannya di GJAW 2024 Harus Penuh Gebrakan

Tingkatkan Kesadaran Keselamatan Berkendara Generasi Muda, Jasa Marga Selenggarakan Road Safety Rangers 2024

GJAW 2024 : Fakta Pabrikan Jepang “Sungkan” Lihat Gebrakan Mobil-mobil Baru Asal Cina?