Piggyback vs ECU Remap untuk Mesin Mobil, Pilih Mana?

Piggyback vs ECU remap

Piggyback vs ECU remap menarik untuk dibahas. Sebab keduanya sama-sama bisa mendongkrak performa mesin serta membuat konsumsi bahan bakar lebih efisien.

Meski begitu, Piggyback vs ECU remap tentu ada perbedaannya. Mulai dari harga, cara instalasi, hingga resikonya. Beberapa pemilik mobil ada yang lebih condong menggunakan Piggyback karena resikonya tidak sebesar ECU remap. Meskipun konsekuensinya adalah harga yang lebih mahal.

Piggyback adalah sebuah alat yang ditanamkan pada mesin mobil. Bentuknya berupa chip microcomputer. Pemasangannya adalah dengan cara ditanamkan pada modul electronic control unit (ECU) sebuah mobil. Umumnya, pemasangan Piggyback mobil harus dengan memotong kabel.

Memasang Piggyback juga tidak bisa sembarangan. Sebab jika salah memotong kabel maka alat tersebut tentu bisa rusak dan tidak berfungsi. Bahkan resiko lebih besarnya lagi adalah bisa merusak Engine Control Unit (ECU).

“Baik Piggyback ataupun ECU remap harus dilakukan oleh bengkel dan mekanik yang sudah bepengalaman dan terbukti hasil kerjanya. Sebab kedua cara (Piggyback dan ECU remap) untuk mendongkrak tenaga mesin tersebut bisa jadi blunder dan merusak ECU jika pemasanganya tidak sesuai,” ungkap Aris Triyono, Service Advisor Daihatsu. (12/3/2022).

Nah, untuk mengulas lebih jauh Piggyback vs ECU remap. Mari kita simak bahasannya berikut ini.

Biaya Lebih Mahal Piggyback

Piggyback merek Motec M880 yang harganya mencapai Rp US$5.900

Pembahasan Piggyback vs ECU remap yang pertama adalah dari sisi biaya. Yup, biaya untuk pemasangan Piggyback lebih mahal dari ECU remap. Sebab pemilik mobil harus membeli unit Piggyback terlebih dahulu.

Kisaran harga Piggyback mulai dari Rp 4 jutaan hingga lebih dari Rp 10 juta, tergantung merek dan kelengkapan menunya. Kemudian, setelah membeli unit Piggyback tersebut, pemilik mobil juga harus merogoh kocek lagi untuk biaya dyno test. Kisaran ongkosnya sekitar Rp 3,5 juta hingga Rp 5 jutaan.

Berbeda dengan ECU remap. Beberapa bengkel di wilayah Jakarta mematok harga kisaran Rp 3 juta hingga Rp 5 jutaan. Tergantung jenis dan merek mobilnya.

Resiko Lebih Besar ECU Remap

Salah satu resikonya adalah mogok

Meski biayanya lebih murah, ternyata resiko ECU remap lebih besar dari pemasangan Piggyback. Hal tersebut jelas karena ECU remap tidak memerlukan seperangkat alat yang harus dibeli seperti Piggyback.

Resiko terburuk dari ECU remap adalah ECU dan mesin bisa jebol. Hal ini disebabkan karena pengaturan (remap) ECU tidak sesuai atau melebihi batas dari kekuatan mesin mobilnya.

Sebelum melakukan ECU remap, pihak bengkel harus memperhatikan merek dan tipe  Erasable Programmabel Read-Only Memory (EPROM) yang digunakan ECU tersebut.

Nah, jika bengkel yang melakukan ECU remap tidak bisa memahami hal tersebut mobil bisa sering bermasalah atau bahkan tidak bisa dinyalakan sama sekali.

Cara Kerja Lebih Simpel Piggyback

Cara kerja Piggyback lebih simpel

Kemudian, letak perbedaan dari Piggyback vs ECU remap adalah dari cara kerjanya. Piggyback cara kerjanya adalah memanipulasi sinyal data dari ECU yang akan dikirimkan ke ruang bakar mesin.

Dengan kata lain, seperangkat Piggyback tersebut sudah disetting sedemikian rupa oleh pabrikannya untuk bisa mencegat dan memanipulasi sinyal data dari ECU ke mesin. Nah, masing-masing dari merek Piggyback yang digunakan tersebut mempunyai perbedaan spesifikasi dan peruntukan sesuai mobilnya.

Umumnya semakin lengkap menu yang ditawarkan dari unit Piggyback tersebut harganya akan lebih mahal.

Sementara untuk ECU remap, semua data yang ada di ECU harus dibaca terlebih dahulu melalui laptop dengan software khusus. Kemudian setelah data yang ada di ECU di baca dan dipahami, pihak bengkel akan memasukan data baru ke ECU sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pemilik mobilnya.

“Diperlukan skill yang mumpuni untuk bisa meremap ECU. Sebab untuk membaca data dari ECU saja tidak semua orang bisa memahaminya. Selain itu untuk meracik data yang akan dimasukan kembali ke ECU juga tentunya tidak mudah,” imbuh Aris.

Keuntungan Piggyback dan ECU Remap Sama

Keduanya mampu mendongkrak performa mesin

Kemudian, untuk keuntungan memasang Piggyback vs ECU remap bisa dibilang sama. Yaitu untuk mendongkrak performa mesin. Mulai dari tenaga, torsi, akselerasi perpindahan gigi lebih halus, serta efisiensi bahan bakar.

Sebagai catatan. Untuk hasil pemasangan Piggyback selain bengkel yang memasang alat tersebut dengan baik dan benar, merek dari Piggyback juga akan mempengaruhi hasilnya.

Kekurangan Piggyback vs ECU Remap

Resikonya bias membuat mesin tidak awet

Ada keuntungan idealnya ada kekurangan. Nah, kekurangan dari Piggyback vs ECU mobil adalah membuat mesin tidak awet. Hal tersebut umumnya pemilik mobil merasa mobilnya sudah merasakan kenaikan performa mesin dan torsinya sehingga beberapa pemilik mobil lupa diri dan selalu ingin menggeber mobilnya.

Sehingga kondisi mesin mobil akan terus bekerja maksimal dan mesin lama-kelamaan akan mengalami kerusakan pada komponen mesin tersebut.nah, untuk menghindarinya para pemilik mobil yang sudah pasang Piggyback atau sudah melakukan ECU remap harus rajin cek kondisi mesin serta melakukan penggantian oli mesin lebih intens dibandingkan mesin yang masih standar.

Moladiners, itulah ulasan mengenai Piggyback vs ECU remap. Simak terus Moladin.com untuk informasi otomotif menarik lainnya.

Related posts

GJAW 2024 : Fakta Pabrikan Jepang “Sungkan” Lihat Gebrakan Mobil-mobil Baru Asal Cina?

inDrive.Kurir Gelar Lomba Berhadiah Liburan ke Bali

Fakta Menarik Marselino Ferdinan, Pernah Dapat Bonus Mobil dari Klub Eropa