Potensi Motor Listrik Bisa Geser Motor Konvensional, Gimana Nih Brad?

Haloo sobat Moladiners. Semenjak Mei 2016 silam, prototipe motor listrik diperkenalkan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M. Nasir. GESITS, sepeda motor listrik hasil kerjasama Garansindo Electric Scooter dan ITS Surabaya mulai diperkenalkan. Motor elektrik bertampang skuter ini lahir layaknya seorang anak yang tak punya “orang tua”. Penantian tak pasti akan payung hukum dan standardisasi motor listrik yang dikeluarkan Kementerian Perindustrian menjadi penghambat dalam pengembangan si GESITS. Belum lagi banyaknya vokal negatif dari produsen motor konvensional sempat menjadi awan hitam disaat kelahirannya.

Bersamaan dengan hal tersebut, raksasa produsen motor konvensional rupanya langsung bergerak. Honda yang merajai pasar roda dua tanah air mulai persiapkan kuda-kuda untuk menciptakan inovasi yang nyata untuk bersaing di segmen baru. Honda sempat menggelar uji coba prototype motor listrik dengan menyiapkan dua unit Honda EV (Electric Vehicle) Neo. Harapannya, Honda bisa memasarkan motor listrik terbaru ini di tahun ini pula.

 

DAPATKAN DISKON DP MOTOR HINGGA 85% HANYA BULAN INI!

Perkembangan Motor Listrik Di China

Motor bertenaga listrik bukan lah barang baru, di beberapa negara maju rupanya sudah konsen terhadap kendaraan yang ramah lingkungan ini. Dalam laporan Global EV Outlook 2016 yang dikeluarkan The International Energy Agency (IEA), Cina, Belanda, Swedia, dan Thailand punya perhatian tersendiri terhadap motor listrik, terutama Cina. Negeri tirai bambu ini ternyata diam-diam sudah memulai pengembangan motor listrik sejak 1990-an sob, dan mulai gencar sejak  tahun 2004 silam.

[product product=”Suzuki GSX S 150″ images=”https://cdn.moladin.com/motor/suzuki/Suzuki_GSX_S_150_2102_70719_large.jpg” url=”https://moladin.com/motor/suzuki/suzuki-gsx-s-150-sports-dohc-4-valve-water-cooled-4-stroke-150cc?utm_source=suzuki_gsx_s&utm_medium=blog_potensi-motor-listrik_buttonbiru&utm_campaign=utm_name%3Dsuzuki_gsx_s” price=”Rp. 900.000,-*” description=”*DP mulai dari” button=”AJUKAN SEKARANG!”]

Hal itu terbukti, selama lima tahun terakhir regist unit motor listrik baru di Cina mengalami kenaikan signifikan. Pada 2010 registrasi kendaraan listrik roda dua di sana berkisar 16,2 juta unit, lalu pada 2014 sudah mencapai 29,4 juta unit, mantab kali. IEA sendiri memperkirakan ada 223 juta unit sepeda motor mengaspal di Cina, atau separuh dari populasi motor listrik di dunia! Apa yang membuat perkembangan motor listrik di Cina makin pesat?

Di Cina, isu pencemaran udara rupanya menjadi masalah serius di sana. Bahkan, pada 1999, Pemerintah Cina mengeluarkan ketentuan bagi kendaraan roda dua atau sepeda listrik dengan bobot tidak lebih dari 40 kg dan kecepatan maksimal 20 km/jam, tak perlu registrasi atau lisensi termasuk tak memerlukan SIM bagi pengendaranya.

Kemudian di tahun 2009, setidaknya ada 13 kota di Cina memberi larangan penggunaan motor bensin di wilayah tersebut. Dengan begitu, motor atau sepeda listrik mendapatkan tempat di masyarakat bahkan bisa bersaing dengan moda transportasi lainnya karena unggul dari sisi biaya.

Pembangunan Infrastruktur Penunjang

Benteng popularitas motor listrik di China bukan tanpa cela, isu lingkungan menjadi persoalan terkait regulasi maupun pemanfaatan daur ulang baterainya yang masih terbatas. Coba kalian asumsikan jika pertumbuhan pasar motor listrik lima juta per tahun, nah residu baterai dari segitu banyak mau dibuang kemana? Jadi, pembangunan fasilitas pengolahan limbah baterai seperti ini harus dijalankan berbarengan.

[product product=”Yamaha Fino 125 Grande” images=”https://cdn.moladin.com/motor/yamaha/Yamaha_Fino_125_Grande_2067_72610_large.jpg” url=”https://moladin.com/motor/yamaha/yamaha-fino-125-grande-matic-air-cooled-4-stroke-sohc-125cc?utm_source=yamaha_fino_125_grande&utm_medium=blog_potensi-motor-listrik_button_biru&utm_campaign=utm_name%3Dyamaha_fino_125_grande” price=”Rp. 600.000,-*” description=”*DP mulai dari” button=”AJUKAN SEKARANG”]

Belum lagi, produsen motor konvensional “mempersulit” standardisasi terkait motor ramah lingkungan ini, terutama yang menyangkut keselamatan. Misalnya nih sob, motor listrik harus memiliki suara saat melaju. Itu bukan hal yang mengada-ada, rupanya di Cina sering terjadi kecelakaan yang disebabkan kendaraan yang memiliki suara yang terlalu senyap. Tau kan maksudnya, agar pengendara dapat mendeteksi keberadaan kendaraan lain di sekitarnya. Terutama mobil atau kendaraan sejenisnya yang lebih sukar untuk mendeteksi suara dari luar, itulah kenapa sebenarnya motor dengan knalpot “merdu” lebih aman dijalan, sob. Ya meskipun bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang ada.

Peran Pemerintah Terkait Motor Listrik

Notabene masyarakat Indonesia sudah lama mengenal motor jenis ini, namun masih terbatas persoalan regulasi dan pembangunan infrastruktur pendukung yang masih jadi tanda tanya. Mengingat sepuluh tahun lalu, berbagai sepeda listrik impor seperti Betrix dan Emoto yang identik sebagai motor rumahan yang bobotnya sangat ringan lebih dulu muncul di Tanah Air. Sayangnya, kemunculan sepeda listrik pada waktu itu belum jadi perhatian pemerintah.

Sekarang ini, kemunculan sepeda motor elektrik GESITS bakal menjadi taruhan keseriusan Pemerintah terkait pengembangan motor listrik Tanah Air. Regulasi soal program Low Carbon Emmision (LCE) untuk motor elektrik memang masih dalam penggodogan terkait masalah perpajakan. LCE sendiri memiliki basis pengembangan dari konsep Low Cost and Green Car (LCGC) yang menelurkan “mobil murah” melalui Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) No. 33/M-IND/PER/7/2013 tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau.

Solusi Kelangkaan BBM

Masalah serius terkait kelangkaan bahan bakar di masa depan

Pengembangan motor elektrik mau tak mau harus dimulai sejak dini dan membutuhkan keseriusan. Kalo dipikir-pikir sih bener juga, selagi harga minyak masih jinak sebelum kembali melesat dan memunculkan problematika baru di masa depan. Berdasarkan laporan World Oil Outlook 2016, asumsi harga minyak pada 2040 bakal menyentuh angka 92 dolar per barel. Memang hal tersebut merupakan asumsi yang hasilnya bisa benar atau pun juga salah. Kita musti sadar sob, bahan bakar fosil pasti akan terbatas bahkan habis seiring populasi kendaraan bermotor yang tak terkontrol sehingga dipastikan berdampak pada stok dan harga.

[product product=”Yamaha Vixion R” images=”https://cdn.moladin.com/motor/yamaha/Yamaha_Vixion_R_5241_76693_large.jpg” url=”https://moladin.com/motor/yamaha/yamaha-vixion-r-naked-liquid-cooled-4-stroke-sohc-4-valve-vva-155ccutm_source=yamaha_vixion_r&utm_medium=blog_potensi-motor-listrik_button_biru&utm_campaign=utm_name%3Dyamaha_vixion_r” price=”Rp. 1.200.000,-*” description=”*DP mulai dari” button=”AJUKAN SEKARANG”]

Persoalan makin langkanya Bahan Bakar Minyak (BBM) akan datang lagi dan menghantui bila tak ada upaya sejak dini, belum lagi soal aspek polusi udara. Mulai merintis teknologi masa depan kini sebuah pilihan yang tepat, termasuk peran Pemerintah untuk memberikan dukungan bagi kelahiran sang bayi industri massal motor listrik di Tanah Air. Terutama motor listrik hasil karya anak bangsa, yakni GESITS. Namun apakah keberadaan motor konvensional akan tergusur? Yang pasti cepat atau lambat, teknologi akan mengambil peran di masa yang akan datang.

Nah, menurut kalian gimana nih sob apabila motor konvensional bakal tergantikan oleh motor listrik? Berikan alasannya di kolom komentar ya!

Baca juga artikel lainnya :

Related posts

Tingkatkan Kesadaran Keselamatan Berkendara Generasi Muda, Jasa Marga Selenggarakan Road Safety Rangers 2024

GJAW 2024 : Fakta Pabrikan Jepang “Sungkan” Lihat Gebrakan Mobil-mobil Baru Asal Cina?

inDrive.Kurir Gelar Lomba Berhadiah Liburan ke Bali