Rookie paling dibicarakan saat ini di MotoGP, Pedro Acosta akhirnya belajar arti sebuah ‘pengalaman’. Baby Alien Marc Marquez terbukti mampu meredam keberingasan sang pembalap muda tersebut dalam sprint race di MotoGP Amerika.
Acosta kalah dalam pertarungan tiga pebalap teratas di sesi sprint race, yang melibatkan Marquez dan Jorge Martin, setelah pemuncak balapan sprint dipimpin oleh Maverick Vinales pada hari Sabtu (13/4).
Acosta yang berani dan dalam performa terbaiknya mendapat pelajaran besar pertamanya di MotoGP dari rival berpengalaman ketika ia terpaksa puas di P4. Kevin Schwantz, juara dunia 1993 asal Texas, berada di paddock Sirkuit Amerika untuk menyaksikan pertarungan seru tersebut.
“Sepertinya (Marquez) kesulitan dengan Pedro di belakangnya. Saat dia berada di belakangnya dengan ketat,” kata Schwantz dikutip dari wawancaranya kepada TNT Sport. “Pedro mengeremnya. Kemudian Marquez mendapat momen di posisi S.
“Mereka berdua tampak tenang. Dan itu dimulai dari sana…” tambah Schwantz.
Analisis lain dari pertarungan sengit di sprint race kemari diutarakan Michael Laverty. “Sepertinya Pedro memiliki kecepatan, dengan pergerakannya di bagian dalam Tikungan 7. Cukup agresif. Tapi Marc mengembalikannya ke atas tubuhnya, seperti yang dia lakukan,” katanya.
“Marc berkata sendiri bahwa dia tidak punya apa-apa untuk Maverick, terutama di Sektor 1. Tetapi dia tahu bahwa dia memiliki lebih banyak peluang ketika Pedro menyerangnya. Dia menundukkan kepalanya, dan mendapatkan sedikit zona nyaman,” urai Laverty.
Hasil Akhir Sprint Race Marc Marquez di Posisi 2
Pada akhirnya Marquez finis kedua di belakang Vinales. Martin mengamankan posisi ketiga, di depan Acosta. Sang rookie remaja Acosta kemudian mengakui bahwa Marquez dan Martin lebih “pintar” dan berjanji untuk belajar dari trik mereka, yaitu momen spesifik untuk mendorong mesin mereka.
Marc Marquez berkata pada dirinya sendiri: “Saya memutuskan untuk menunggu momen saya di depan grup, tetapi ketika Pedro menyerang saya, saya berkata ‘sekaranglah waktunya’.”
Hasil akhir dari Sprint Race MotoGP America juga menguak fakta gemilang bagi Maverick Vinales. Pembalap Aprilia tersebut sukses memenangi sprint race berturut-turut, di Portimao dan Texas.
“Saya tidak menyangka Maverick yang kesulitan dalam startnya, bisa mendapatkan start yang bagus,” kata Schwantz. Kemudian, Pedro, Marc, dan Martin bertarung memperebutkan posisi kedua dan ketiga. Mereka membiarkannya mendapat celah, dan semuanya berakhir pada saat itu,” katanya lagi.
“Pertarungan untuk posisi kedua, ketiga, dan keempat berlangsung sengit selama beberapa lap dan membuat Maverick mendapatkan jarak yang lebih baik. Permainan berakhir, dalam 10 lap,” tambahnya
Vinales, di grand prix hari Minggu, start dari pole position dan berpeluang besar menjadi pebalap pertama yang meraih kemenangan di MotoGP bersama tiga pabrikan berbeda. Kemenangan sprintnya tidak secara resmi diperhitungkan dalam rekor ini.
Meski begitu pemenang yang tidak terdeteksi radar dari sprint race kemarin tentu saja pembalap Pramac, Jorge Martin. Walau ia terjatuh dua kali di sesi kualifikasi dan memulai dari posisi keenam, dia finis ketiga.
Itu cukup untuk memperpanjang keunggulan kejuaraan, yang ia masuki di MotoGP Amerika dengan dua poin, 25 poin. “Datang dari posisi keenam di grid untuk benar-benar membangun keunggulannya dalam kejuaraan adalah hari besar baginya,” kata Schwantz. “Ketika dia terjatuh dua kali di kualifikasi, dia mungkin memperkirakan hal yang lebih buruk dari itu,” tutupnya.
Simak terus Moladin.com untuk informasi otomotif menarik lainnya