Relaksasi Kredit FIF Tembus 930 Ribu Nasabah di Indonesia

Restrukturisasi kredit FIF dinikmati hampir 1 juta nasabah

Relaksasi kredit FIF menembus 930 ribu debitur. Hal ini sejalan dengan keputusan pemerintah yang memberikan kelonggaran cicilan (relaksasi kredit) kepada masyarakat di tengah pandemi virus korona (Covid-19) yang melanda Indonesia.

Program ini sejatinya berlaku kepada para pekerja informal seperti tukang ojek, sopir taksi, serta nelayan dan masyarakat yang terdampak Covid-19. Dengan memanfaatkan program ini, diharapkan mampu meringankan beban masyarakat.

Salah satu perusahaan pembiayaan yang memberikan kebijakan relaksasi kredit adalah FIF Group. Tercatat ratusan ribu nasabah mendapatkan keringanan dalam proses cicilan selama pandemi virus korona yang melanda Tanah Air, bahkan secara nilai relaksasi kredit FIF mencapai Rp 12 triliun.

FIF mengklaim bahwa relaksasi kredit tersebut diberikan kepada konsumen yang terdampak Covid-19.

Relaksasi Kredit FIF Untuk Konsumen Terdampak Covid-19

Relaksasi kredit FIF diberikan kepada 930 ribu nasabah di Indonesia

Menjawab tingginya permintaan untuk relaksasi kredit FIF. Presiden Direktur FIF Group, Margono Tanuwijaya menjelaskan pihaknya sudah melakukan restrukturisasi kredit kepada 930 ribu debitur dengan nilai Rp 12 triliun.

“Dari total konsumen 5 juta FIF, itu kita melakukan restrukturisasi 930 ribu nasabah. Dari total kita punya Rp 50 triliun piutang pembiayaan, kita restrukturisasi Rp 12 triliun,” ujar Margono saat diskusi virtual media industri, Kamis (1/10/2020).

Lebih lanjut Margono pun memaparkan, relaksasi kredit FIF tersebut berdampak dengan rasio pembiayaan bermasalah atau non performa loan (NPL). Di mana pihak perusahaan mencatat NPL berada di level 1,1 persen, tekanan pandemi bisa saja meningkatkan angka kredit macet.

“Bila melihat kondisi yang ada saat ini, NPL bisa naik lagi. Karena kita tidak tahu Covid-19 ini bisa selesainya kapan,” imbuh Margono.

Menurut Margono, semakin lama maka akan berpengaruh terhadap daya beli atau kemampuan bayar nasabah. Bisa juga menjadi lebih banyak.

“Saat ini bicara angkanya kita tidak tahu akan menjadi berapa. Kita berharap situasi ini segera berakhir,” jelas Margono.

Terkait dengan pandemi virus korona yang masih melanda Indonesia. Turut mempengaruhi target tahunan lembaga pembiayaan motor khusus merek Honda tersebut.

“Kalau mengacu pada tahun lalu itu Rp 40 triliun, tahun ini bisa di angka 32 triliun pembiayaan. Jadi kita pertahankan hanya turun 20 %,” bebernya.

Sekadar informasi, penjualan motor di Indonesia turut mengalami penurunan penjualan. Karena terdampak Covid-19 yang melanda Indonesia sejak awal tahun 2020.

Diperkirakan penjualan sepeda motor merosot hingga 39,2 persen, jika dibandingkan tahun 2019 lalu. Penjualan sepeda motor di tahun 2019 lalu tercatat meraih 6,5 juta unit.

Dari pencapaian itu, 4,9 juta unit penjualan di dominasi oleh merek Honda. Sementara untuk 2020, sepeda motor di Indonesia ditargetkan mampu terjual 3,9 juta unit, sebanyak 3 juta unit di antaranya adalah merek Honda.

Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk kalian, dan diharapkan pandemi virus korona segera berlalu dari Indonesia.

Baca juga:

Related posts

inDrive.Kurir Gelar Lomba Berhadiah Liburan ke Bali

Tips Pasang Ban Tubeless di Velg Jari-Jari, Praktis dan Mudah Dilakukan

November Ceria Geber Promo Spesial Jaket Eksklusif New Honda Scoopy