Sejarah Transmisi Otomatis di Mobil, Revolusioner!

Sejarah transmisi otomatis di mobil

Sejarah transmisi otomatis di mobil, pertama kali lahir di Amerika. Perancangnya adalah Sturtevant bersaudara yang membuat proyek Horseless Carriage pada 1904. Kendaraan ini didukung dengan transmisi otomatis dua percepatan yang mampu berpindah gigi sendiri.

Transmisi otomatis ciptaan Sturtevant bersaudara itu cara kerjanya cukup simpel, yaitu dengan memanfaatkan gaya sentrifugal. Jadi, ketika putaran mesin meningkat, gaya sentrifugal dari flywheel akan mendorong mekanisme transmisi masuk ke gigi lebih tinggi. Kemudian ketika putaran mesin turun dalam rpm tertentu, mekanisme pegas akan mengembalikan gigi ke posisi rendah.

Meski penemuan transmisi otomatis tersebut revolusioner, namun sayangnya kurang mendapat simpatik dari khalayak. Sebab, saat itu mereka lebih fokus untuk belajar mengemudi dan mengendalikan mobil.

Tak hanya itu, keterbatasan kualitas material yang buruk membuat transmisi otomatis hasil ciptaan Sturtevant bersaudara itu mudah rusak.

Mulai Dikembangkan Pabrikan Otomotif

Ford model T

Setelah sempat tidak ada perkembangan dari penemuan Sturtevant bersaudara tersebut, sejarah transmisi otomatis di mobil akhirnya mendapat pencerahan dengan hadirnya mobil Ford model T yang menggunakan transmisi otomatis 2-percepatan.

Pengoperasiannya tergolong lebih mudah dibandingkan transmisi manual. Dimana pengemudi hanya dituntut harus tahu mobil masuk ke posisi gigi mana saat berkendara. Meski demikian, hasil pengembangan dari Ford tersebut masih mempunyai kelemahan yaitu mobil hanya bisa di rem saat gigi diposisi netral.

Selain itu, saat proses perpindahan gigi dari netral ke D, mobil akan melompat yang tentunya membuat pengemudi dan penumpang tidak nyaman.

Memasuki tahun 1930-an, sejarah transmisi otomatis di mobil berlanjut. Adalah Chrysler yang mengembangkan transmisi otomatis dengan sistem kopling fluida. Sistem ini memungkinkan terjadinya selip antar plat kopling sehingga mobil bisa start lebih halus dari posisi berhenti.

Sayangnya, Chrysler belum memakainya dalam mobil produksi massal sebagaimana Ford Model T dahulu. Hal tersebut dimanfaatkan oleh General Motors yang berani menggunakan sistem transmisi otomatis pada produksi mobil yang dipasarkan secara massal.

Yup, General Motors mengadopsi sistem transmisi otomatis yang menggunakan fluida seperti Chrysler pada jajaran mobil Cadillac dan Oldsmobile di tahun 1940. Oh ya, pengembangan transmisi otomatis dari General Motors tersebut Bernama Hydra-Matic.

Transmisi otomatis Hydra-Matic dari General Motors (GM) tersebut bisa dibilang modern, sebab sudah memakai 4-percepatan untuk maju. Tak hanya itu, perpindahan giginya juga sudah menggunakan sistem hidrolik, jadi lebih ringkas.

Teknologi transmisi otomatis dari General Motors tersebut nampaknya banyak diminati oleh pabrikan otomotif lainnya. Dan pada akhirnya, General Motors menjual teknologi ini ke pabrikan otomotif Eropa seperti Bentley dan Porsche.

Subaru Menciptakan Transmisi Otomatis CVT

Subaru Justy

Sejarah transmisi otomatis di mobil kembali terukir dengan hadirnya transmisi otomatis dengan tipe Continously Valve Transmission (CVT). Pabrikan otomotif yang jadi pelopor salah satunya adalah asal Jepang yaitu Subaru.

Yup, penemuan transmisi otomatis CVT dari Subaru ini tentu menjadi sejarah peradaban industri otomotif. Bukan tanpa alasan, sistem transmisi CVT sudah menggunakan sistem komputer atau E-CVT.

Penemuan itu menunjukan bagaimana pabrikan mobil memikirkan cara bagaimana membuat transmisi otomatis semakin cerdas dengan kontrol dari komputer. Dalam hal ini, Subaru membuka era baru ini dengan menampilkan Subaru Justy. Mobil ini bertransmisi CVT yang telah diatur secara elektronik.

Inovasi CVT buatan Subaru ini menonjolkan perpindahan gigi yang halus serta konsumsi bahan bakar yang efisien. Terbukti, sampai saat ini transmisi CVT masih digunakan oleh beberapa pabrikan otomotif.

Porsche Menemukan Transmisi Triptonic

Porsche dengan transmisi Triptonic

Sejarah transmisi otomatis di mobil, juga terjadi di belahan dunia lain beberapa tahun kemudian. Pengembangan transmisi otomatis terus dilakukan. Yaitu Porsche, merek mobil yang mashur karena desain dan performa mesinnya ini menemukan jenis transmisi Triptonic pada tahun 1989.

Tiptronic adalah transmisi otomatis yang dapat dikendalikan seperti transmisi manual. Tujuan Porsche membuat sistem transmisi Tiptronic adalah untuk memberikan kontrol kemudi yang lebih baik dengan sensasi perpindahan gigi mirip transmisi manual.

Transmisi ini punya penambahan program ke Transmission Control Unit (TCU) yang disertai penambahan switch untuk opsi manual.

Adapun pada sistem transmisi triptonic ini terdapat beberapa komponen penting untuk mendukungnya. Sebut saja tuas transmisi yang bisa dipindahkan manual atau otomatis tergantung situasi mengemudi dan komputer dengan program perpindahan transimisi yang bisa membaca kondisi medan berkendara.

Selain itu ada pula Triptonic, indikator dan panel dashboard, kunci pengaman, torque converter dengan dilengkapi lock-up clutch, serta Stasionary Decoupling yang berfungsi ketika mobil berhenti dan posisi transmisi pada posisi drive, maka gearbox berubah menjadi posisi netral.

“Perkembangan teknologi saat ini menciptakan berbagai jenis sistem transmisi sesuai kebutuhan dan keselarasan mobil dan pemiliknya. Transmisi modern memang menawarkan kenyamanan dan kecanggihan. Namun jangan salah, biaya perawatan tentu lebih mahal karena sistem kerjanya sudah elektrik dan lebih komplek,” ujar Zamroni, salah satu mekanik bengkel spesialis transmisi di Pondok Cabe. (26/5/2022).

Moladiners, itulah ulasan mengenai sejarah transmisi otomatis di mobil. simak terus Moladin.com untuk informasi otomotif menarik lainnya.

Related posts

GJAW 2024 : Fakta Pabrikan Jepang “Sungkan” Lihat Gebrakan Mobil-mobil Baru Asal Cina?

inDrive.Kurir Gelar Lomba Berhadiah Liburan ke Bali

Fakta Menarik Marselino Ferdinan, Pernah Dapat Bonus Mobil dari Klub Eropa