Hasil Studi Menyebutkan Mobil Listrik Lebih Banyak Masalah Dibanding Mobil Konvensional

SU7 menggunakan platform Xiaomi Modena

Studi terbaru dari JD Power, sebuah perusahaan analisis data yang berbasis di Michigan, AS, mengungkapkan bahwa mobil listrik memiliki lebih banyak masalah dibandingkan mobil konvensional (ICE).

Data terkait hal ini disimpulkan dalam studi berjudul “Initial Quality Study (IQS) 2024” yang nyatanya menguak banyak temuan yang mengejutkan.

Laporan dari Clean Technica dan Carbuzz yang dikutip Moladin pada 2 Juli 2024, menunjukkan bahwa penelitian ini mencakup mobil listrik murni (BEV) dan plug-in hybrid (PHEV). Perusahaan yang didirikan oleh James David III pada tahun 1968 ini memantau tingkat kepuasan pemilik mobil di Amerika Serikat terhadap kendaraan baru mereka.

Studi khusus di Amerika Serikat terkait potensi masalah dari mobil listrik vs mobil ICE

Studi ini menggunakan metrik PP100, yang mengukur jumlah masalah per 100 kendaraan. Temuannya menunjukkan bahwa mobil berbahan bakar bensin dan diesel memiliki rata-rata 180 masalah per 100 kendaraan (180 PP100).

Sebaliknya, BEV alias mobil listrik berbasis baterai memiliki skor 266 PP100, atau lebih tinggi 86 poin tingkat masalahnya dibandingkan kendaraan konvensional.

Biaya Kerusakan Mobil Listrik Tiga Kali Lebih Tinggi

Salah adalah komponen terpenting mobil listrik

Menurut JD Power, banyak penggemar mobil listrik beranggapan bahwa kendaraan jenis ini seharusnya lebih andal karena menggunakan lebih sedikit komponen dibandingkan mobil konvensional. Namun, data perbaikan menunjukkan bahwa BEV dan PHEV justru memerlukan lebih banyak perbaikan di semua kategori.

Frank Hanley, Direktur Senior JD Power, menjelaskan bahwa mobil listrik, baik BEV maupun PHEV, cenderung mengalami masalah yang lebih serius karena teknologi canggih yang digunakan.

“Ketika terjadi kerusakan, pemilik mobil listrik harus membawa kendaraan mereka ke diler dengan biaya tiga kali lebih tinggi dibandingkan pemilik mobil bensin,” kata Hanley.

Kerusakan pada mobil listrik membutuhkan biaya 3 kali lipat lebih mahal dibandingkan mobil konvensional

Secara keseluruhan, hasil studi dari JD Power memberikan wawasan penting tentang tantangan yang dihadapi oleh pemilik mobil listrik. Meskipun kendaraan listrik menawarkan banyak manfaat, seperti pengurangan emisi dan efisiensi energi, ada tantangan signifikan terkait keandalan dan biaya perbaikan yang harus dihadapi.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang potensi masalah ini, konsumen dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana mengenai pembelian mobil listrik di masa depan.

Demikian ulasan terkait hasil studi yang menyebut mobil listrik lebih banyak masalah dibanding mobil konvensional. Simak terus Moladin.com & channel Google News Moladin untuk update berita terbaru seputar otomotif.

Related posts

Honda CB Klasik Reborn, Dijejal Mesin 350 CC

Diam-diam Menghanyutkan, Modifikasi Toyota Land Cruiser BJ40 Berpadu Sasis dan Mesin Fortuner

Neta Punya Station Wagon, Masukkah ke Indonesia?